Mohon tunggu...
Abdisita Sandhyasosi
Abdisita Sandhyasosi Mohon Tunggu... Psikolog - Penulis buku solo "5 Kunci Sukses Hidup" dan sekitar 25 buku antologi

Alumni psikologi Unair Surabaya. Ibu lima anak. Tinggal di Bondowoso. Pernah menjadi guru di Pesantren Al Ishlah, konsultan psikologi dan terapis bekam di Bondowoso. Hobi membaca dan menulis dengan konten motivasi Islam, kesehatan dan tanaman serta psikologi terutama psikologi pendidikan dan perkembangan. Juga hobi berkebun seperti alpukat, pisang, jambu kristal, kacang tanah, jagung manis dan aneka jenis buah dan sayur yang lain. Motto: Rumahku Mihrabku Kantorku. Quote: "Sesungguhnya hidup di dunia ini adalah kesibukan untuk memantaskan diri menjadi hamba yang dicintai-Nya".

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Menjalani Hidup ala Bu Tuni

5 Januari 2023   22:51 Diperbarui: 5 Januari 2023   23:01 175
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


Menjalani Hidup Ala Bu Tuni


Siapakah Bu Tuni? Apakah dia seorang tokoh sehingga penulis  perlu menulis kisahnya ? Sebelum menjawab pertanyaan tersebut, marilah simak  tulisan  Bu Doktor di grup WA yang berjudul "Kita Bisa Apa: Terpenjara Di Rumah Sendiri."  Bu Doktor berkata begitu karena pada waktu itu pandemi covid sudah satu tahun lebih dan belum menunjukkan tanda-tanda berakhir.  Banyak rumah sakit kewalahan menerima kedatangan pasien covid. Bahkan pasien yang meninggal karena covid harus mengantri untuk perawatan jenazah mereka di rumah sakit.

Dan  hari itu kita menyaksikan penghuni makam bertambah  hanya dalam hitungan bulan.

Lalu  Bu Doktor menunjukkan  catatan temannya terkait dengan  perkembangan kasus covid-19 di Indonesia.
Tgl. 2 Maret 2020 kasus pertama Covid-19 ditemukan di Indonesia.
Tgl. 26 Januari 2021 (331 hari kemudian) sebanyak 1.000.000 PERTAMA kasus penderita Covid-19 di Indonesia.
Tgl. 21 Juni 2021 (151 hari kemudian) sebanyak 1.000.000 KEDUA kasus penderita Covid-19 di Indonesia.
Tgl. 22 Juli 2021 (31 hari kemudian) sebanyak 1.000.000 KETIGA kasus penderita Covid-19 di Indonesia.

Jadi waktu itu pencapaian setiap 1.000.000 penderita makin lama makin pendek.

Dari catatan itu bu doktor kemudian menyimpulkan bahwa kita  tidak sedang baik-baik saja.  Kita tak mudah lagi  bepergian.  Bahkan sekedar untuk ke luar rumah membeli sembako. Lebih-lebih berobat ke rumah ketika jatuh  sakit.
Sehingga akhirnya kita  terpenjara di rumah sendiri.  

Lantas Bu Doktor melanjutkan perkataannya.  Kapan semua ini berakhir? Kapan kesedihan ini berujung? Kapan kita bisa berkumpul seperti dulu lagi ? Kejenuhan, kebosanan, ketidakberdayaan silih berganti mengisi jiwa yang setengahnya sudah kosong.

Stop. Mari kita beralih pada sosok perempuan sederhana. Namanya Bu Tuni.  Usianya sekitar 69 tahun. Sudah punya banyak cucu. Tetapi tak mau hidup atau direpoti cucu. Karena mendidik anak adalah tugas orang tua. Sedangkan tugasnya dia sebagai nenek dan suaminya sebagai kakek sekarang adalah fokus mendekatkan diri kepada-Nya. 

Bu Tuni nyaris tidak pernah  pegang HP. Karena  Bu Tuni tidak bisa mengoperasikannya. Dia hanya lulusan SD. Meskipun demikian caranya menikmati hidup pada masa pandemi covid yang belum benar-benar berlalu patut dijadikan contoh. Paling tidak bagi penulis.

Bu Tuni percaya Covid-19 ada. Dan tidak percaya bahwa orang sakit yang berobat ke rumah sakit  tidak selalu terkena covid.  Qodarullah, Bu Tuni pernah dadanya sesak dan berobat ke rumah sakit. Sampai di rumah sakit Bu Tuni di-swab. Ternyata hasilnya negatif. Dan Bu Tuni sesak bukan karena terpapar covid-19. Tetapi karena penyakit asmanya kambuh. Sehingga dokter mengizinkan Bu Tuni pulang, setelah sehari menjalani rawat inap   di rumah sakit.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun