Air Susu Ibu (ASI) adalah anugerah alamiah yang paling berharga bagi kehidupan awal seorang bayi. Namun, di berbagai daerah Indonesia, termasuk di wilayah Jelbuk, Kabupaten Jember, masalah klasik masih sering terjadi: rendahnya produksi ASI pada ibu nifas. Kurangnya pengetahuan tentang nutrisi laktasi menjadi penyebab utama. Salah satu solusi unik dan alami ternyata datang dari bahan lokal yang selama ini terabaikan: jantung pisang kepok.
Dalam sebuah kegiatan pengabdian masyarakat yang dilakukan oleh tim dosen Universitas dr. Soebandi Jember, ditemukan bahwa pemberian konseling terkait manfaat konsumsi jantung pisang kepok mampu meningkatkan pengetahuan ibu nifas tentang cara alami memperbanyak produksi ASI.
Bertempat di Puskesmas Jelbuk, sebanyak 16 ibu nifas yang sebelumnya mengeluhkan produksi ASI yang kurang lancar, mengikuti sesi konseling yang interaktif dan edukatif. Materi yang disampaikan meliputi manfaat zat-zat alami dalam jantung pisang kepok, seperti flavonoid dan polifenol, yang terbukti mampu menstimulasi hormon prolaktin dan oksitosin, dua hormon penting dalam proses produksi ASI.
Sebelum sesi konseling, mayoritas peserta memiliki pengetahuan yang masih rendah terkait topik ini. Hasil pretest menunjukkan bahwa lebih dari 60% ibu memiliki tingkat pengetahuan rendah. Namun, setelah sesi konseling berlangsung, hasil posttest menunjukkan lonjakan luar biasa, di mana 100% peserta mengalami peningkatan pengetahuan ke kategori tinggi.
Bukan hanya menyampaikan teori, tim pengabdian juga mengajak para ibu berdiskusi tentang cara pengolahan jantung pisang kepok menjadi sajian yang lezat dan bergizi, seperti dibuat tumisan atau sayur santan. Pendekatan partisipatif ini sukses membangun motivasi dan rasa percaya diri para ibu dalam menjalani masa menyusui.
Hasil dari kegiatan ini menjadi bukti bahwa edukasi gizi berbasis pangan lokal mampu menjadi solusi nyata atas permasalahan kesehatan masyarakat. Jantung pisang kepok yang murah, mudah didapat, dan penuh khasiat, kini menjadi sahabat baru para ibu nifas di Jember dalam memperlancar produksi ASI.
Kegiatan ini juga menjadi bukti pentingnya peran tenaga kesehatan dalam memberikan edukasi yang mudah dipahami, kontekstual, dan berbasis potensi lokal. Ke depan, diharapkan program serupa bisa diperluas ke wilayah lain, sebagai upaya nyata mendukung keberhasilan ASI eksklusif di Indonesia.
Karena terkadang, solusi besar untuk kesehatan ibu dan anak, bisa dimulai dari dapur sederhana di rumah kita sendiri.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI