Mohon tunggu...
Sri Kuswayati
Sri Kuswayati Mohon Tunggu... profesional -

Ibu dari 4 orang anak.Dosen STMIK JABAR,aktif di komunitasIbu Ibu Doyan Nulis (IIDN),mengelola daycare Bintang Cherria.Tertarik menulis mengenai pendidikan,wanita,anak dan bisnis.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Uniknya Sekolah Montessori

26 Juni 2014   12:30 Diperbarui: 18 Juni 2015   08:50 888
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


Harga sekolah yang mahal, tenaga pengajar berasal dari luar negeri,alat peraga yang terbuat dari bahan bermutu seakan menjadi ciri khas sekolah Montessori. Hal tersebut seringkali menjadi pendorong kaum urban menyekolahkan anaknya di Sekolah Montessori. Sesungguhnya Metoda Montesori lebih menarik untuk dipelajari dan diimplementasikan, karena filosofi luhur Dr.Maria Montessori, lebih dari sekedar gaya-gayaan.


Kelas tertata rapi, dukungan material yang bagus ,modul berjenjang adalah ciri khas dari Metode Montessori. Masih lekat di ingatan, bagaimana kegiatan belajar berlangsung di  sebuah sekolah Montessori di Jakarta. Murid-murid berbaris teratur, masuk ke kelas dengan tertib kemudian masing-masing dari mereka menghubungi guru dan menyakan aktifitas harian yang harus dilakukan. Saat itu saya menjadi perwakilan sebuah sekolah di Bandung untuk melakukan observasi selama 1 bulan.

sumber : theurbanmama.com

Ratusan alat peraga yang tersusun berdasarkan usia dan kemampuan yang ingin di capai, menjadikan anak-anak asyik dengan kegiatan belajarnya.Montessori memulainya dari yang kongkrit ke yang abstrak. dari yang mudah ke yang susah.  Bagi Montessori, anak adalah manusia pribadi unik yang perlu dihargai pendapat, cara pandang, cara berpikir dan sumbangsihnya untuk dunia.

Hal yang paling saya kagumi adalah bagaimana Metode ini mengajak siswa bereksperimen dengan alat peraga, mengambil kesimpulan dan kemudian naik mengerjakan modul berikutnya.Tak  ada siswa  yang ribut dan berlarian di dalam kelas. Tak ada yang berebut alat peraga.Semua ‘bekerja’ dengan tertib,membereskan dan meyimpan peraga di tempat semula. bidang seni tari dan pendidikan anak usia dini.

Practical Life adalah salah satu aktifitas yang dikenalkan pada siswa usia 3 tahun ke bawah.Aktifitas memasang kancing baju,menuang air ke dalam gelas adalah contoh kegiatan Practical Life yang dikenalkan. Aktifitas ini mendukung konsentrasi, kemandirian serta rasa percaya diri anak.

14037345751977150898
14037345751977150898

sumber: urbanmama.com

Mengajar dengan Metoda Montessori tidak bisa dilakukan sembarang orang.Bagi pengajar,ada sekolah yang harus diikuti selama minimum 1 tahun. Ketertarikan akan Metoda Montessori ini juga mendorong Stefi Siera Ngangi, wanita cantik nan energik, untuk serius mendalaminya dengan mengambil kuliah di Montessori Education, yang fokus pada pendidikan anak usi 0 – 6 tahun. Stefi Siera Ngangi adalah wanita muda pemimpin  KiwiKids Preeschool & Kindergarten, Kiwi School dan Stefie’s House of Creativity,ketiganya terletak di Bekasi.

Dengan  dukungan kemampuan di bidang seni, ditambah pemahaman utuh akan metoda Montessori, tentunya akan berdampak besar pada anak didiknya. Two Thumbs Up buat Siera Ngangi atas segala upayanya dan karyanya.Karena implementasi Metoda Montessori di sekolahnya sudah barang tentu berdasarkan ilmu dan dedikasinya yang teruji di bidang pendidikan.

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun