Mohon tunggu...
Umi Sakdiyah Sodwijo
Umi Sakdiyah Sodwijo Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Pengelana kata yang riang gembira

Pengelana kata yang riang gembira

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Tetanggaku Meracuni Pelakor

21 Maret 2019   23:18 Diperbarui: 21 Maret 2019   23:53 133
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Subuh yang dingin. Bukan suara adzan yang membuatku melempar selimut, tapi jeritan histeris tetangga.

"Dasar pelakor!"

Wah, pasti ia menemukan chat mesra suaminya di WA, atau facebook. Apalagi tak berapa lama terdengar suara lemparan piring dan tangisan anaknya yang masih balita.

Wah, kurang ajar benar tuh pelakor! Beruntung aku memiliki suami yang setia dan selalu betah di rumah. Dia nggak mungkinlah tergoda pelakor, senyumku bangga.

Siangnya, aku ketemu Jeng Rini, tetangga sebelah yang tadi pagi ribut-ribut masalah pelakor. Ia membeli sesuatu di kantong plastik warna hitam.

"Habis beli apa, Jeng?"

"Racun tikus, buat ngracun pelakor!" sahutnya tersenyum penuh dendam. Aku bergidik ngeri. Segitu parahkah, hingga ia nekat mau membunuh orang?

Malamnya, mataku nyalang tak bisa dipejamkan. Pikiranku kacau tak karuan. Telingaku sibuk mencuri dengar bunyi paling lembut sekalipun dari rumah sebelah. Kenapa rumah yang biasanya berisik itu mendadak sunyi senyap? Jangan-jangan Jeng Rini sedang memasak sesuatu untuk diumpankan kepada perempuan perusak rumah tangganya itu?

Pagi harinya aku kembali dikejutkan oleh suara jeritan dari rumah sebelah. Kali ini suara Jono, suami Rini.

"Riniiii, cepat nyalakan lampu, aku menginjak sesuatu di dapur."

"Modiar koe pelakor!"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun