Secara sederhana Diskriminasi adalah perlakuan tidak mengenakan, ketimpangan, yang disebabkan adanya ketentuan standar yang tidak menginginkan perbedaan dan adanya peran dominasi oleh otoritas ataupun kaum mayoritas.
Saya yakin, hampir semua orang pernah mengalami nya, baik disektor ekonomi, status kesehatan, status sosial, gender, disabilitas, usia, pekerjaan, dan banyak lagi.
Salah satu bentuk diskriminasi yang tentu sedikit menumbuhkan dilema bagi seorang perempuan yang sedang berproses,Di usia 24th+, yakni diskriminasi perihal "status pernikahan", pernyataan orang sekitar terkadang menimbulkan pertanyaan, apakah benar mereka perduli, atau hanya sekedar membandingkan dengan teman sebaya ataupun orang yang memiliki usia lebih muda yang sudah menikah? Berada dilingkungan seperti ini tentu membuat perempuan "berproses" menjadi terlihat berbeda dengan harapan "lingkungan", bahwa seharusnya sudah menikah.Â
Pernyataan Henry Manampiring dalam Buku Filosofi Teras nya jika ditarik dalam diskusi ini, setidaknya dapat memberikan obat bagi para korban diskriminasi "Anggap Saja orang yang mendiskriminasikan dirimu, adalah orang yang belum mengetahui hal-hal berharga dan potensial dalam dirimu"
Mereka Layaknya seorang anak kecil yang selalu kita maafkan dan tetap kita sayangi meskipun sering melakukan kesalahan karena ketidaktahuannya
Yaah demikianlah, saya kira Selain mengingatkan untuk menghentikan deskriminasi.
Edukasi mengenai siap untuk menerima perlakuan diluar kendali juga penting. sebab perasaan orang lain, perlakuan orang lain, bencana, itu adalah hal diluar kendali.
Dan sebaliknya, fikiran kita, perasaan kita, usaha kita menyikapi sesuatu itulah yang bisa kita kendalikan.
Sebab tidak akan ada yang merasa terdeskriminasi jika dirinya tidak mengizinkan untuk merasakan hal tersebut. Oleh sebab itu penting nya menjaga fikiran, dan kabar baiknya fikiran kita adalah bagian hal yang bisa dikendalikan.
Bukan deskriminasinya saja yang harus dihapuskan. Namun kita juga perlu bertanggungjawab atas kuasa fikiran dan cara menyikapi persoalan yang menerpa.