Mohon tunggu...
Umi Khoirum
Umi Khoirum Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi S2 KPI UIN SUNAN KALIJAGA

Pengembara Asa

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Menyikapi Diskriminasi

4 Maret 2021   22:28 Diperbarui: 5 Maret 2021   08:33 452
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Secara sederhana Diskriminasi adalah perlakuan tidak mengenakan, ketimpangan, yang disebabkan adanya ketentuan standar yang tidak menginginkan perbedaan dan adanya peran dominasi oleh otoritas ataupun kaum mayoritas.

Saya yakin, hampir semua orang pernah mengalami nya, baik disektor ekonomi, status kesehatan, status sosial, gender, disabilitas, usia, pekerjaan, dan banyak lagi.

Salah satu bentuk diskriminasi yang tentu sedikit menumbuhkan dilema bagi seorang perempuan yang sedang berproses,Di usia 24th+, yakni diskriminasi perihal "status pernikahan", pernyataan orang sekitar terkadang menimbulkan pertanyaan, apakah benar mereka perduli, atau hanya sekedar membandingkan dengan teman sebaya ataupun orang yang memiliki usia lebih muda yang sudah menikah? Berada dilingkungan seperti ini tentu membuat perempuan "berproses" menjadi terlihat berbeda dengan harapan "lingkungan", bahwa seharusnya sudah menikah. 

Pernyataan Henry Manampiring dalam Buku Filosofi Teras nya jika ditarik dalam diskusi ini, setidaknya dapat memberikan obat bagi para korban diskriminasi "Anggap Saja orang yang mendiskriminasikan dirimu, adalah orang yang belum mengetahui hal-hal berharga dan potensial dalam dirimu"

Mereka Layaknya seorang anak kecil yang selalu kita maafkan dan tetap kita sayangi meskipun sering melakukan kesalahan karena ketidaktahuannya

Yaah demikianlah, saya kira Selain mengingatkan untuk menghentikan deskriminasi.

Edukasi mengenai siap untuk menerima perlakuan diluar kendali juga penting. sebab perasaan orang lain, perlakuan orang lain, bencana, itu adalah hal diluar kendali.

Dan sebaliknya, fikiran kita, perasaan kita, usaha kita menyikapi sesuatu itulah yang bisa kita kendalikan.

Sebab tidak akan ada yang merasa terdeskriminasi jika dirinya tidak mengizinkan untuk merasakan hal tersebut. Oleh sebab itu penting nya menjaga fikiran, dan kabar baiknya fikiran kita adalah bagian hal yang bisa dikendalikan.

Bukan deskriminasinya saja yang harus dihapuskan. Namun kita juga perlu bertanggungjawab atas kuasa fikiran dan cara menyikapi persoalan yang menerpa.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun