Mohon tunggu...
Umi Hanik
Umi Hanik Mohon Tunggu... Wiraswasta - Mahasiswa

IAIN JEMBER

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Apa Itu Filsafat Pendidikan Perenialisme dan Siapa Tokoh Pelopornya

20 Mei 2020   18:52 Diperbarui: 20 Mei 2020   18:45 197
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Baik saya akan membahas sedikit tentang pengertian filsafat pendidikan perennialisme dan siapa saja tokoh pelopor filsafat pendidikan perennialisme. Jadi yang pertama saya akan menjelaskan filsafat pendidikan perennialisme dan yang kedua tokoh pelopor filsafat pendidikan perennialisme.
A. Pengertian Filsafat Pendidikan Perennialisme.

Perennialisme sendiri asalnya dari kata perenial yang mengandung makna kekal atau abadi. Filsafat perennialisme berpegang pada norma yang abadi. Aliran filsafat perennialisme memiliki pandangan tentang pendidikan yang harus didasari nilai kultural pada zaman dahulu. Ciri dari fisafat perennialisme yaitu:
a. Mengambil jalan refresing kembali pada nilai dasar atau prinsip dasar
b. Realita mengandung tujuan
c. Belajar dilakukan dengan cara latihan dan disiplin mental
d. Kenyataan tertinggi berada dibalik alam

Filsafat perennialisme berkeinginan untuk tetap mengabadikan zaman lapau, karena diera moderen banyak sekali yang yang sudah rusak terutama krisis moral, tingkah laku manusia yang sudah tidak sesuai, budaya yang tidak seperti dulu lagi. Filsafat perennialisme menentang akan filsafat progresifisme yang mengungkapkan tentang perubahan baru dan dan sesuatu yang baru. Filsafat perennialisme ini mengungkapkan bahwasannya di dunia ini banyak kekacauan dan ketidak pastian, terutama tentang tingkah laku manusia, moral, dan juga intelektual.

Untuk mengatasi persoalan tersebut maka filsafat perennialisme mengajarkan untuk kembali pada nilai zaman dahulu fan juga abad pertengahan. Jadi pendidikan sebagai jalan untuk mengajak manusia kembali pada zaman dahulu dengan nilai luhur budi pekerti yang baik fan berkebudayaan yang ideal.

B. Tokoh Pelopor Filsafat Pendidikan Perennialisme
1. Robert Maynard Hutchins (1899-1977)

Beliau adalah seorang tokoh filsafat pendidikan yang asalnya dari Amerika. Lahir pada tanggal 17 Januari 1899 dan meninggal pada tahun 1977. Beliau mengungkapkan tentang kecerdasan dan juga pengembangan. Pada intinya menurut beliau tujuan dari pendidikan itu harus bisa mengembangkan kekuatan dalam pikiran. 

Pendidikan yang selalu mengembangkan daya intelektualnya yang terdapat di dalam diri manusia itu adalah pendidikan yang ideal. Beliau yakin dan juga percaya bahwa manusia bisa meningkatkan daya intelektualnya dengan cara membaca dan juga membahas buku yang dipelajarinya.                     Hakikat manusia itu universal maka dari itu pendidikan juga memiliki sifat universal.

Beliau mengungkapkan pendidikan berimplikasi pada pengajaran dan pengajaran berimplikasi pada pengetahuan. Pengetahuan itu sendiri sebuah kebenaran yang pada hakikatnya sama dimanapun dan kapanpun itu sama  dalam artian terbukti. Oleh karena itu pendidikan itu pada hakikatnya sama kapanpun dan dimanapun itu. Maka beliau mengungkapkan kurikulum itu berasal dari karya dan warisan klasik yang asalnya dari peradaban barat dengan tujuan peserta didik bisa kritis dalam berfikir.

2. Mortimer Jerome Adler (1902- 2001)

Beliau merupakan tokoh pelopor filsafat pendidikan perennialisme yang lahir pada tanggal 28 Desember 1902 di Amerika  dan meninggal pada tanggal 28 juni 2001 di Amerika. Beliau mengungkapkan pendidikan itu adalah proses bahwasanya kemampuan yang dimiliki oleh manusia itu asalnya/pengaruhnya dari kebiasaan yang sudah dilakukan , kemudian disempurnakan dengan kebiasaan baik. Kebiasaan baik itu nantinya bisa membantu dirinya bahkan orang lain untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan yaitu kebiasaan baik.

Pendidikan sebagai proses yang bertujuan untuk mengoptimalkan kemampuan dan juga bakat yang telah dimiliki oleh manusia. Cara manusia untuk mengoptimalkan kemampuan dan juga bakat manusia itu dengan pembiasaan, latihan dan juga praktek yang dilakukan dengan berkesinambungan. Contoh ketika anak diajari solat sedari kecil saat sekolah ia tidak akan keberatan dengan materi tentang sholat, karena ia sudah dilatih,biasa, dan juga mempraktekkan sholat. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun