Mohon tunggu...
Umi Fitria
Umi Fitria Mohon Tunggu... Lainnya - Ordinary Me

Seorang Ibu, wanita, teman, partner yang selalu ingin membuka hati dan pikiran untuk belajar tentang hidup. visit my blog on https://www.simpelmommy.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Jangan Langsung Memberikan Saran Saat Ada yang Curhat dengan Kita

20 September 2022   17:02 Diperbarui: 20 September 2022   20:10 1079
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
 Ilustrasi sedang curhat (Pexels.com/Karolina Grabowska)

Saat kita melihat orang terdekat kita, entah itu keluarga, pasangan, maupun sahabat sedang mengalami hari yang buruk atau sedang mendapatkan masalah biasanya reaksi spontan kita adalah membantunya sesegera mungkin untuk bisa keluar dari hambatan dan masalahnya itu, baik dengan cara menjadi pendengar yang baik, memberikan saran dan pendapat sampai dengan memberikan solusi praktis. 

Tapi apa benar semua bisa langsung diselesaikan dengan cara tersebut? Yakin bahwa mereka akan menerima apa yang kita utarakan? Ternyata belum tentu loh

Saat sedang menghadapi masalah, reaksi orang tentu berbeda-beda, ada tipikal orang yang bisa fokus pada permasalahan, menempatkan diri secara proporsional untuk memberi jarak dengan masalah supaya bisa melihat masalah dengan jernih dan bisa menemukan solusinya,.

Ada juga tipikal yang baik secara sadar maupun tidak mereka menenggelamkan diri bersama dengan masalahnya dan berlarut- larut merasakan masalah tersebut atau istilahnya menikmati penderitaan secara tidak langsung.

Mungkin ini terdengar sedikit sarkas ya tapi dari yang pernah saya baca dan lihat memang ada tipikal orang yang suka mendramatisasi masalah dan berputar-putar di dalamnya.

Tentu saja cara kita membantu untuk dua tipe orang tersebut juga berbeda, tipe yang pertama bisa dikatakan mereka sudah mempunyai kontrol diri dan pengelolaan emosi yang cukup baik sehingga alih-alih berlarut-larut kepikiran dengan masalah mereka akan berusaha mencari solusinya. 

Untuk tipe seperti ini, kita sebagai orang yang dipercaya untuk mengetahui masalahnya bisa membantu dengan cara bersama-sama berdiskusi mencari solusi atau bila kita mempunyai solusi ala kita yang mungkin berbeda dengan mereka, bisa juga kita sampaikan karena mereka biasanya terbuka dengan semua kemungkinan karena tujuan utamanya ya bagaimana masalah yang sedang dihadapi ini bisa diselesaikan.

Berbeda dengan tipe yang kedua, di mana emosi dan temperamen biasanya masih sangat menguasai sehingga saat dihadapkan suatu masalah atau pada kondisi yang tidak sesuai dengan yang diharapkan reaksi pertamanya adalah stres, frustasi dan kepikiran yang berlarut-larut. 

Untuk tipe kedua ini, hal yang pertama bisa kita lakukan sebagai sahabat atau keluarga adalah menjadi pendengar yang baik dan jangan sekali-kali langsung saat itu juga memberikan solusi, mengapa? 

Karena mereka tipikal orang yang masih mengedepankan emosi dalam menghadapi masalah sehingga pendekatan pertama yang bisa kita lakukan adalah menyentuh sisi empatinya dengan menjadi pendengar yang mampu mengakomodir keresahan dan kegelisahan yang sedang dialami, bukan langsung to the point membidik masalah dan mencarikan solusi. 

Loh, apakah mereka ini tidak butuh solusi? Oh tentu saja butuh, namun tingkat urgensi untuk menemukan solusi tidak terlalu tinggi, yang mereka butuhkan hanyalah seseorang untuk berbagi cerita.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun