Mohon tunggu...
Umar Zidan
Umar Zidan Mohon Tunggu... wiraswasta -

I'm not a writer...

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Pak Jokowi, Jangan Biarkan Arcandra-Gloria Lain Jadi Malin Kundang

17 Agustus 2016   00:58 Diperbarui: 17 Agustus 2016   01:13 14
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Arcandra Tahar dikaruniai otak encer, boss perusahaan besar, pemegang enam hak paten, berusia muda, karircemerlang di negara seberang lautan, sempurna kan ? 

Ah ternyata tidak, kesempurnaan hanya milik Allah Swt , sedangkan Arcandra tetap saja kesandung salah yang sangat mendasar, mungkin saja sebab terlalu bersemangat untuk segera berkarya mengabdi di negeri bunda tercintanya, sehingga lupa rumus-rumus kewarganegaraan. 

Begitulah jahilnya Amerika , pastilah mereka sudah tahu, warga Indonesia tidak boleh main ganda , tetap saja otak jahilnya jalan, apalah lagi buat orang secerdas Arcandra.

Sangat disayangkan ya, ilmuwan sekelas Arcandra apalah lagi berada posisi tertinggi sebuah perusahaan besar di Amerika sana,  biasanya sangat rinci hingga hitungan nano-nano bahkan memiliki etos kerja zero tolerance terhadap kesalahan, mengapa bisa terjadi kesalahan kemarin itu ya, manusiawi jawaban pastinya.

Saya sangat antusias dan sangat bersemangat jika Pak Jokowi memilih anak-anak muda semisal Arcandra Tahar ini, dan saya yakin masih sangat banyak generasi Arcandra dan generasi dibawahnya yang menunggu giliran untuk mengabdi pada negerinya.

Bisa jadi Arcandra Tahar sangat bersemangat pulang kampuang untuk mengabdi pada negerinya, karena beliau terinspirasi tak hendak menjadi Malin Kundang , beliau takut dikutuk bundo kanduang menjadi patung batu di negeri orang.

Semoga Arcandra Tahar mencontohi Sri Mulyani yang maju tak gentar meski telah difitnah dengan keji oleh para Malin Kundangers, Ibu Sri berani pasang badan, kembali ke negeri bundanya, tak gentar diberondong peluru fitnah yang mungkin saja sewaktu-waktu siap dimuntahkan kembali.

Memang miris sih ketika beliau-beliau para cerdaswan dan cerdaswati antusias untuk mengabdi pada negeri bundanya tercinta, la ndilalah malah berbuah cerca, tahukah anda rasa buah cerca ? pahit rasanya tau 

Maka kemudian muncullah pertanyaan siapakah Malin Kundang yang sesungguhnya ? Entahlah, semoga bundo kandung memaafkan mereka para Malin Kundang itu.

Namun meski maaf sudah diberikan hukum kutuk harus tetap ditegakkan, tapi jangan dikutuk jadi batu, kutuk saja jadi bola golf , agar mereka merasakan gimana rasanya difentung stick golf, ratusan kali difentung, ratusan benjol dirasakan, rasain loe.

Semoga Pak Jokowi tak patah arang untuk mencari lagi 1000 pemuda bagi negeri ini..  dan semoga anak-anak muda Indonesia berlomba-lomba memenuhi panggilan Bung Karno.... jadilah satu diantara 1000 yang diminta Bung Karno.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun