Mohon tunggu...
Umar Sofii
Umar Sofii Mohon Tunggu... Bukan Siapa-siapa

Menulis

Selanjutnya

Tutup

Politik

Keseimbangan Ekonomi Global

19 Juli 2025   20:38 Diperbarui: 19 Juli 2025   20:38 13
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Setelah berakhirnya Perang Dunia II, perekonomian dunia mulai berubah secara mendasar. Dari tahun 1800 hingga 1900, selama abad ke-19, Eropa dan Amerika Serikat menjadi pusat  perekonomian dunia. Hal ini terjadi karena industrialisasi, revolusi industri, dan era imperialisme yang saling berkaitan. Eropa, lalu Amerika Serikat, mendominasi dunia secara ekonomi, sementara Asia, yang sepanjang sejarah manusia menjadi pusat gravitasi populasi dan ekonomi dunia, mengalami penurunan yang signifikan.

Kekuatan ekonomi Asia   turun sekitar 60% pada tahun 1820 hingga akhir Perang Dunia II, meskipun populasinya tetap lebih dari 60% dari populasi global. Dengan demikian, kawasan Atlantik Utara---Barat---menjadi pihak yang sangat dominan di dunia. Dominasi ini didasarkan pada industrialisasi awal di Barat yang dikombinasikan dengan imperialisme. Imperialisme menjaga kawasan lain di dunia tetap tertinggal, menjadikan belahan lain dunia sebagai sumber bahan mentah dan komoditas, serta mencegah penyebaran pendidikan dan pengetahuan teknis, termasuk industrialisasi. Negara-negara imperialis ingin kawasan lain hanya menyediakan bahan mentah. Dunia dibentuk dengan  cara yang diinginkan Eropa dan Amerika Serikat, hingga tahun 1950.

Setelah mengalami dua perang dunia dan terjadi  depresi ekonomi besar, Eropa kehilangan kekuasaannya pada panggung global. Pada tahun 1950-an dan 1960-an, negara -negara di Asia, Afrika, dan Amerika Latin, yang selama ini berada di bawah dominasi Barat, mulai memiliki kesempatan mengembangkan diri. Yang paling mencolok nampak di Asia Timur, dimulai dengan pemulihan pembangunan Jepang pasca perang, kemudian kebangkitan "Harimau Asia" seperti Taiwan, Hong Kong, Singapura, dan Korea, serta yang terbesar, Tiongkok, yang mulai naik  secara pesat sejak 1978. Dalam istilah ekonomi disebut sebagai konvergensi ekonomi. Mengacu pada Ide, jika ada perdamaian, membuat pasar terbuka, dan tidak ada imperialisme Eropa atau Amerika yang menghambat, maka negara-negara yang karena alasan sejarah tertinggal dalam hal teknologi, tingkat pendapatan, pendidikan, atau tingkat literasi akan secara bertahap mulai mengejar kesenjangan tersebut. Hal yang demikian  sedang terjadi di dunia saat ini. Asia kembali menjadi lebih dari 50% dari total ekonomi dunia. Asia kembali ke pusat gravitasi sejarahnya. Ini tentu menjadi kejutan besar bagi Amerika Serikat. Itu adalah salah satu proses mendasar yang sedang terjadi: dunia sedang bergerak kepada keseimbangan kembali. Karena faktanya, banyak orang cerdas di India, di Tiongkok, dan di tempat-tempat lain yang tahu cara menggunakan teknologi---dan bukan hanya menggunakan, tetapi juga berinovasi. 

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun