Mohon tunggu...
Umar Sofii
Umar Sofii Mohon Tunggu... Bukan Siapa-siapa

Menulis

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Menguak Jejak Leluhur Nusantara

26 April 2025   01:43 Diperbarui: 26 April 2025   01:43 27
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Boleh percaya boleh tidak, tulisan berikut ini menceritakan sebuah pengalaman pribadi. Setelah kemarin saya berkunjung ke Museum Nasional di Jakarta. 

Saya tidak punya informasi dan memang tidak pernah membaca koleksi benda purbakala apa saja yang dimiliki oleh museum tersebut. Hanya didorong rasa penasaran ingin melihat artefak kuno. 

Hari Sabtu museum ramai pengunjung hingga harus antri membeli karcis masuk sebesar dua lima ribu rupiah. Pengunjung lokal yang paling banyak, tetapi ada belasan turis asing berkulit putih maupun bermata sipit dari jepang. 

Saya memperhatikan sekaligus juga membandingkan etika pengunjung, pengunjung lokal sangat bising dengan berbicara akan tetapi turis asing tampak khidmat dan hening memperhatikan satu persatu artefak yang terpanjang berderet panjang pada dinding ruang pertama. 

Mengapa sikap turis asing cenderung diam. Saya pun mengikuti etika mereka, dengan diam membaca keterangan yang menempel di bawah artefak. Oh ya sebelum membaca keterangan itu saya diam sambil membaca mantra setiap pindah dari satu artefak ke artefak lainnya.Meskipun sedikit kecewa karena artefak patung Kendedes tidak saya temukan di sana. 

Mengapa saya baca mantra, iya karena saya sendiri percaya jika dahulu artefak-artefak tersebut adalah benda suci yang dipercaya oleh leluhur kita Nusantara selama ribuan tahun. 

Tentu saja artefak tersebut ketika dibuat oleh seseorang, tukang pembuat artefak bukan sembarang orang, maksudnya, saya yakin mereka juga punya energi metafisika, hal yang demikian itu sangat wajar sebab leluhur kita dahulu memang memiliki pengetahuan tentang dunia Metafisika yang sangat tinggi. Maka artefak tersebut bukan sekedar ornamen biasa tetapi sebuah benda yang punya daya spiritual. Hal itu bisa saya rasakan setelah pulang ke rumah. 

Kalau pun akhirnya pengalaman yang saya ceritakan ini mendapat tanggapan yang bermacam macam saya tidak akan menerima saja dengan tulus. Sebab pengalaman Metafisika memang sulit dimengerti oleh orang lain yang awam terhadap pengetahuan yang demikian itu. 

Malang, 24 April 2025

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun