Mohon tunggu...
Umar Sofii
Umar Sofii Mohon Tunggu... Bukan Siapa-siapa

Menulis

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Catatan Ma Huan Tentang Kehidupan Masyarakat Jawa Pada Era Majapahit

17 Maret 2025   04:08 Diperbarui: 17 Maret 2025   05:40 81
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Ma Huan seorang Muslim Tiongkok yang ikut Ekspedisi Pelayaran Cheng Ho menulis laporan tentang kondisi Sosial dan Budaya Masyarakat Jawa abad 14.

Terdapat catatan sejarah hubungan diplomati antara Dinasti Tiongkok dan Kerajaan Majapahit. Catatan tersebut dari Dinasti Ming menyebutkan bahwa pada masa pemerintahan Kaisar Yongle(1402-1424), utusan diplomatik dari  Majapahit datang ke Tiongkok, sumber utama catatan dari  *Ming Shilu* ,  catatan resmi Dinasti Ming. Dalam dokumen tersebut, disebutkan bahwa pada tahun 1405,  utusan dari "Jawa" ( Zhaowa) yang  merujuk pada Kerajaan Majapahit, tiba di ibu kota Ming, Nanjing. Utusan ini membawa barang-barang upeti, seperti rempah-rempah, hasil bumi, dan barang dagangan lainnya, sebagai bentuk penghormatan kepada Kaisar Yongle.

Selama periode 1405--1433, Laksamana Cheng Ho (Zheng He) memimpin serangkaian ekspedisi maritim besar-besaran ke Asia Tenggara, Samudra Hindia, dan Afrika Timur. Dalam salah satu pelayarannya, ia singgah di pelabuhan-pelabuhan di Jawa, termasuk wilayah yang kemungkinan berada di bawah pengaruh Majapahit.

Menurut *Ming Shilu*, pada tahun 1413, utusan dari Jawa kembali datang ke istana Ming. Mereka membawa berbagai barang upeti, termasuk emas, perak, dan hasil bumi lainnya, rempah-rempah seperti cengkeh, pala, dan kapulaga yang  sangat diminati di Tiongkok.Kaisar Yongle menerima mereka dengan baik dan memberikan hadiah, kain sutra, keramik, sebagai balasan.

Selain *Ming Shilu*, ada juga catatan sejarah lain yang mendukung hubungan diplomatik ini, seperti tulisan *Ma Huan*,  Seorang penerjemah yang ikut dalam ekspedisi Cheng Ho. Dia menulis *Yingya Shenglan* , sebuah laporan tentang perjalanan Cheng Ho ke berbagai negara, termasuk Jawa. Ma Huan menyebutkan bahwa penduduk Jawa sangat ramah dan memiliki budaya yang maju.

Yingya Shenglan**, atau *The Overall Survey of the Ocean's Shores*, adalah laporan perjalanan yang ditulis oleh **Ma Huan**, seorang Muslim Tiongkok. Karya ini memberikan gambaran rinci tentang budaya, geografi, politik, dan kehidupan masyarakat di wilayah-wilayah yang dikunjungi oleh armada Cheng Ho, termasuk Jawa. Berikut adalah ringkasan isi laporan **Yingya Shenglan** terkait kunjungan ke Jawa:

Ma Huan menjelaskan bahwa Jawa adalah pulau besar yang subur dengan tanah yang sangat cocok untuk pertanian. Dia mencatat bahwa penduduk Jawa hidup dari hasil bumi seperti beras, kelapa, tebu, dan berbagai jenis rempah-rempah. Pulau Jawa juga dijelaskan sebagai daerah yang kaya akan sumber daya alam, termasuk kayu cendana dan emas.

Pemerintahan dan Masyarakat Jawa, dalam laporannya, Ma Huan menyebutkan bahwa Jawa memiliki sistem pemerintahan yang terorganisasi dengan baik, ia menggambarkan bahwa wilayah tersebut diperintah oleh seorang raja yang kuat dan dihormati oleh rakyatnya. Raja ini memiliki kekuasaan besar dan memimpin kerajaan dengan dukungan para bangsawan dan pejabat. penduduk Jawa adalah orang-orang yang ramah, sopan, dan religius. Mereka memiliki keyakinan agama yang kuat,  Ma Huan menggambarkan bahwa masyarakat Jawa pada waktu itu menganut Hindu-Buddha. Ia mencatat bahwa ada banyak candi (tempat ibadah) yang tersebar di seluruh wilayah Jawa. Candi-candi ini digunakan untuk upacara keagamaan dan ritual. Namun, ia juga menyebutkan bahwa Islam mulai masuk ke Jawa melalui pedagang Arab dan Gujarat.

Ma Huan memberikan deskripsi rinci tentang kehidupan sehari-hari masyarakat Jawa, masyarakat  mengenakan pakaian sederhana yang terbuat dari kain tenunan lokal. Wanita sering kali mengenakan kain (jarit) panjang yang dililitkan di tubuh mereka. Rumah-rumah dibangun dengan bahan-bahan lokal, seperti kayu dan bambu. Beberapa rumah memiliki atap yang terbuat dari daun kelapa atau ijuk.

Makanan pokok penduduk Jawa adalah nasi, yang disajikan dengan lauk pauk seperti ikan, daging, dan sayuran. Mereka juga gemar mengonsumsi buah-buahan tropis seperti pisang, kelapa, dan mangga. Kesenian Ma Huan mencatat bahwa masyarakat Jawa memiliki tradisi seni yang kaya, termasuk musik, tarian, dan upacara keagamaan yang megah.

Ma Huan melaporkan bahwa hubungan antara Jawa dan Tiongkok cukup baik. Armada Cheng Ho disambut dengan hangat oleh penduduk setempat, dan mereka melakukan perdagangan secara damai. Barang-barang yang diperdagangkan antara Jawa dan Tiongkok meliputi: Ekspor dari Jawa, rempah-rempah (seperti cengkeh, pala, dan lada), kayu cendana, emas, dan hasil bumi lainnya. Impor dari Tiongkok,  Keramik, sutra, besi, dan barang-barang logam lainnya,beberapa pedagang Tiongkok telah menetap di pelabuhan-pelabuhan besar di Jawa, seperti Surabaya dan Tuban, untuk memfasilitasi perdagangan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun