Mohon tunggu...
Umamah Apriyanti
Umamah Apriyanti Mohon Tunggu... Guru - Guru

Guru SMP

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Hadiah Ramadhan untuk Ummi

25 Februari 2024   11:14 Diperbarui: 25 Februari 2024   11:16 56
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Faris, bocah laki-laki berusia sebelas tahun berperawakan cenderung lebih kecil dari anak seusianya, dikenal sebagai anak yang tengil. Bagi sebagian orang, Faris disebut anak yang cengeng.

Hal tersebut bukan tanpa alasan. Saat aku mengandung Faris, kegalauan dan kesedihan menemani masa kehamilanku. Adanya hubungan emosional yang kuat antara ibu dan bayi itu bukan rahasia lagi. Efeknya, Faris terlahir menjadi anak yang perasa. Anggapan ibu hamil yang gembira akan melahirkan anak yang periang, ibu hamil yang acapkali sedih akan melahirkan anak yang sensitif itu bisa jadi mendekati kebenaran.

Bukan untuk menyesali atas apa yang terjadi, menjaga kekurangannya menjadi kelebihannya adalah keinginanku kemudian. Bukan hal yang jarang, aku merasa sedih jika ada yang mengatakan Faris anak yang cengeng. Sedangkan menurut teori psikologi anak yang kubaca, Faris menjadi sosok anak yang perasa, lembut hatinya.

Jika anak seusianya mungkin bila diledek akan cuek saja, baginya dia diperlakukan tidak baik, dilecehkan. Akan menangis dan merasa tak berharga. Tugasku membesarkan hatinya, memintanya memaafkan orang yang menyakitinya. Mengurai emosinya agar tidak dipendam atau dilampiaskan dengan keliru.

***

Di sore 20 Ramadan menjelang berbuka, Faris berseru padaku.

" Ummi, aku sudah khatam dua kali!"

"Alhamdulillah, anak hebat. Barokallah ya. Lanjutkan semoga bisa khatam tiga kali selesai Ramadan ini." Aku meresponnya dengan suka cita.

Bagiku istimewa sekali anak seusia dia memiliki tekad ingin khatam Qur'an lebih dari sekali. Walau entah apa niatnya. Seingatku dia memecahkan layar tabletku, ketika kutanyakan ke tempat servis membutuhkan dana yang cukup lumayan. Hal itu kusampaikan ke Faris, dan dia nampak sedih harus mengumpulkan dana sejumlah itu untuk mengganti layar tabletku yang pecah. Sebenarnya aku tak tega, namun aku harus mendidiknya untuk bertanggungjawab. Saat menjelang Ramadan terbersit sesuatu, aku mengatakan padanya.

"Jika Faris bisa puasa sebulan penuh dan khatam quran minimal dua kali, ummi akan hapus keharusan Faris mengganti layar tablet Ummi."

***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun