Di tengah tekanan akademik dan tuntutan prestasi yang semakin tinggi, banyak orang masih meyakini bahwa semakin lama waktu yang dihabiskan untuk belajar, maka semakin besar pula hasil yang akan diperoleh. Padahal, berbagai penelitian dalam bidang psikologi pendidikan menunjukkan hal yang berbeda. Belajar selama 10 menit dengan konsentrasi penuh bisa jauh lebih efektif daripada belajar selama berjam-jam namun diselingi distraksi dan tanpa fokus yang jelas.
Faktanya, inti dari belajar yang berhasil bukanlah pada lamanya waktu yang digunakan, melainkan pada kualitas perhatian dan bagaimana energi mental dikelola. Jika seseorang mampu memusatkan perhatian secara penuh, maka informasi akan lebih mudah dipahami dan diingat dalam jangka panjang. Sebaliknya, belajar sambil membuka media sosial, mendengarkan musik bervolume tinggi, atau berpindah-pindah fokus justru bisa melemahkan efektivitas proses belajar itu sendiri.
Dalam kehidupan yang serba cepat dan digital seperti sekarang, menjaga fokus menjadi tantangan tersendiri. Banyak pelajar dan mahasiswa mengeluh sudah belajar berjam-jam, namun hasilnya tetap kurang maksimal. Salah satu penyebab utamanya adalah minimnya kualitas fokus. Aktivitas belajar yang terlihat sibuk bukan berarti menghasilkan pemahaman yang dalam. Oleh karena itu, diperlukan pendekatan baru yang lebih strategis, seperti konsep deep work.
Konsep deep work dikenalkan oleh Cal Newport, seorang profesor dan penulis buku Deep Work: Rules for Focused Success in a Distracted World. Ia menjelaskan bahwa deep work adalah kegiatan belajar atau bekerja yang dilakukan dalam kondisi fokus tinggi tanpa gangguan, sehingga otak dapat menyerap informasi secara maksimal. Dalam konteks ini, 10 menit belajar dalam kondisi konsentrasi penuh bisa jauh lebih produktif daripada dua jam belajar sambil terganggu oleh notifikasi gadget.
Ibarat mengisi air ke dalam ember bocor, belajar sambil terdistraksi hanya akan membuat informasi yang masuk cepat mengalir keluar. Atau seperti membaca buku di tengah keramaian mata melihat huruf, tetapi otak tak benar-benar memproses makna. Maka dari itu, strategi belajar seperti deep work sangat relevan untuk diterapkan dalam kehidupan belajar sehari-hari.
Fokus sendiri sebenarnya merupakan kemampuan otak untuk menyambungkan bagian belakang dan depan tubuh, serta menyatukan kerja antara area otak bagian belakang (occipital) dan depan (frontal lobe). Jika koneksi ini berjalan dengan baik, maka perhatian bisa terjaga dengan stabil. Namun jika terganggu, konsentrasi pun menurun.
Selain teknik belajar, lingkungan juga memengaruhi hasil belajar. Setiap individu memiliki preferensi ruang belajar yang berbeda. Ada anak yang justru bisa menyelesaikan tugas di ruang keluarga yang ramai, sementara ada juga yang hanya bisa belajar dengan tenang di kamar yang sepi. Beberapa anak mungkin nyaman belajar di meja, ada juga yang lebih fokus saat berbaring di lantai atau tempat tidur. Orang tua atau pendamping belajar bisa membantu dengan menyediakan lingkungan yang mendukung: ruang yang terang, tenang, bersih, dan bebas dari gangguan.
Untuk memperkuat hasil belajar, penting pula menerapkan strategi belajar yang terstruktur. Salah satunya adalah dengan menyusun jadwal belajar yang teratur. Jadwal yang konsisten bisa membantu menghindari kebiasaan menunda, menjaga fokus, dan mengatur waktu secara lebih bijak. Dengan alokasi waktu yang jelas, kita bisa menyesuaikan materi belajar sesuai tingkat kesulitan dan waktu terbaik untuk mempelajarinya.
Manfaatnya tidak hanya terasa pada pemahaman materi yang lebih dalam, tetapi juga pada produktivitas secara keseluruhan. Ketika belajar dilakukan secara terencana dan dengan penuh kesadaran, maka proses memahami, mengingat, dan mengaplikasikan informasi akan berjalan jauh lebih efektif.
Sayangnya, masih banyak yang mengukur kesuksesan belajar dari seberapa lama waktu yang mereka habiskan. Padahal, inti dari proses belajar adalah pada kedalaman pemahaman, bukan pada durasinya. Ada orang yang belajar berjam-jam tapi tidak menangkap inti materi, sementara yang lain bisa memahami konsep dalam waktu singkat berkat cara belajar yang tepat dan fokus.
Inilah saatnya kita mengubah pola pikir. Belajar bukan tentang siapa yang paling lama duduk membaca, melainkan siapa yang paling mampu menyerap makna. Seperti yang dikatakan John Ruskin, "Quality is never an accident; it is always the result of intelligent effort." Dengan kata lain, kualitas hasil belajar adalah buah dari upaya cerdas dan terarah, bukan sekadar rutinitas tanpa makna.