Mohon tunggu...
Ullya Vidriza
Ullya Vidriza Mohon Tunggu... Dosen - Dosen UPN Veteran Jakarta

Dosen pemula yang mencoba membuat karya tulis yang baik dan bermanfaat.

Selanjutnya

Tutup

Money

Ringkasan Acara "Life in Color Talk Show"

4 Maret 2021   12:02 Diperbarui: 4 Maret 2021   12:08 801
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Life in Color Talk Show (upn veteran jakarta)

Dalam rangka merayakan Diesnatalis Fakultas Ekonomi dan Bisnis UPN Veteran Jakarta pada tanggal 23 Februari 2021, FEB UPNVJ menggadakan Talkshow yang membahas tentang tema Ekonomi dan Kesehatan dengan sub tema: "Industrialisasi sebagai sinergi pembangunan ekonomi dan kesehatan serta peran UMKM, dengan judul "Benarkah Pembangunan Kesehatan Sudah Terabaikan?". Dalam Talkshow yang dipandu oleh Lia Atmadjaja sebagai host dan Liza Febrina sebagai co-host dari FEB UPNVJ, juga turut mengundang beberapa orang pakar dalam bidang Ekonomi dan Kesehatan, seperti Bapak Dr. Sonny Keraf yang merupakan mantan Menteri Negara Lingkungan Hidup, Dr. Benny Pasaribu Kepala Biro Perencanaan, DepKop, dan  Dr. Guntur Saragih Komisioner dari Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU). Acara yang dibuka oleh kata sambutan dari Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UPN Veteran, Ibu Dr. Dianwicaksih Arieftiara ini berlangsung selama tiga jam dan dapat diakses melalui akun Youtube UPN Veteran Jakarta.

Tema Life in Color ini diangakat karena melihat situasi saat ini yaitu ditengah-tengah pandemic Covid-19, dengan harapan dapat memberikan warna bagi  civitas akademika di FEB UPNVJ dan masyarakat sekitar kampus UPNVJ, dan agar dapat menggairahkan kembali perekonomian di Indonesia.

Menurut Ibu Dr. Dianwicaksih Arieftiara ekonomi dan kesehatan mempunyai hubungan yang erat, sesuai dengan kebijakan pemerintah tentang  Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) ini cukup membantu perekomian Indonesia, sehingga tidak terkontraksi secara drastis, menurut data dari BPS, perekonomian Indonesia terkontraksi sekitar minus 2,7%. Hal ini dikarenakan kebijakan PSBB cukup menolong dari segi ekonomi karena dapat mendorong konsumsi dalam negeri. Kebijakan pemerintah di tahun 2021 ini juga masih berfokus kepada Pandemi Covid-19, dimana APBN dianggarkan untuk sector kesehatan dalam penyediaan Vaksin Covid-19. Untuk menjaga katahanan ekonomi dan kesahatan, FEB UPNVJ juga berpartisipasi dengan pemerintah dalam kegiatan Tri Dharma Perguruan Tinggi (Pembelajaran, Penelitian, dan Pengabdian kepada Masyarakat) dengan berfokus kepada Bela Negara, mengingat UPNVJ merupakan Kampus Bela Negara. FEB UPNVJ membekali mahasiswanya dengan Pembelajaran socio entrepreneurship sehingga mahasiswa selain menjadi pengusaha juga dapat memberdayakan masyarakat dalam kegiatan wirausaha, demi menjaga ketahanan ekonomi.

Selain itu, bentuk Tri Dharma yang lain berupa penelitian, FEB UPNVJ sudah berkerjasama dengan Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) melalui Lembaga Kajian Ekonomi dan Bisnis yang meniliti bagaimana persaingan usaha pada sector farmasi yang juga mengarah pada bidang ekonomi dan kesahatan. Sedangkan dalam pengabdian kepada masyarakat, beberapa dosen di FEB UPNVJ melukakan kegiatan pemberdayaan bagi UMKM dalam membantu mereka bertahan di tengah pandemic dan juga pemberdayaan tentang pemanfaatan tanaman Toga (Tanaman Obat Keluarga) sehingga dapat meningkatkan ketahanan kesehatan di lingkungan rumah tangga. Selain itu, menurut Ibu Dr. Dianwicaksih Arieftiara di dunia pendidikan saat ini, khususnya perguruan tinggi sudah saatnya peneliti dari ekonomi, kesehatan, teknik dan berbagai fakultas di perguruan tinggi tersebut berkerjasama dalam penelitian yang dapat menjadi solusi dalam menjawab permasalahan industri kesehatan di Indonesia.

Penuturan dari Bapak Dr. Sonny Keraf, yang menyebutkan bahwa pandemic covid-19 ini merupakan bencana lingkungan, yang disebakat oleh aktivitas manusia itu sendiri. Menurut beliau pandemic covid-19 terjadi karena perubahan iklim dan kerusakan ekosistem, khususnya ekositem hutan. Perubahan iklim menyebabkan kelembapan dan kekeringan itu tidak normal, sehingga menyebabkan bencana-bencana seperti banjir, tanah longsor, kekeringan dan lain-lain.

Lalu perubahan iklim juga menyebabkan begitu banyak penyakit sesuai ramalan dari Algor yang merupakan mantan presiden Amerika. Ada pelajaran penting yang dapat kita kaitkan dengan ekonomi adalah, pertumbuhan ekonomi yang tinggi akan menjadi sia-sia jika tetap melakukan pola produksi keruk, olah, jual, dan berujung dengan waste/limbah, hal ini dapat menimbulkan kualitas lingkungan hidup semakin buruk. Akibatnya biaya yang dikeluarkan pemerintah dan masyarakat untuk bencana lingkungan tadi, termasuk Covid-19 jauh lebih besar dari pertumbuhan ekonomi. Semua ini terjadi di seluruh Negara di dunia, yang mengabaikan lingkungan hidup, sehingga perekonomian dunia menjadi tiarap dikarenakan isu lingkungan hidup. Maka dari itu, dalam bukunya yang berjudul "Etika Lingkungan Hidup", ada kutipan menarik didalamnya yang dapat jadi pelajaran bagi kita yaitu; "yang dikejar oleh manusia di dunia adalah High standart of living, padahal yang seharusnya kita kejar adalah High quality of life". 

Maka dari itu, diadakanlah Konferesi Tingkat Tinggi Bumi di Rio de Jenero yang dihadiri oleh seluruh kepala Negara di dunia sudah mensepakati mengenai paragdima pembangunan berkelanjutan, yang mengintegrasikan pembangunan ekonomi, pelestarian lingkungan hidup dan social budaya. Lalu untuk mengatasi permasalahan lingkungan hidup ini, Negara harus punya peran penting, antara lain : (1) Menjaga keadilan didalam kapitalisme parsaingan usaha; (2) Mengembangkan kelompok UMKM koperasi agar dapat bersaing dalam kompetisi pasar; (3) Membantu Sosial Security, dengan mekanisme jaminan social, kesehatan, pendidikan dan lain-lain khusus bagi kelompok yang tidak dapat menjamin kehidupan yang layak bagi dirinya. Maka dari itu, marilah kita jaga lingkungan hidup agar ekosistem alam tidak rusak dan menimbulkan kerusakan-kerusakan dipenjuru dunia.

Menurut Bapak Dr. Benny Pasaribu cara agar UMKM dapat bertahan dalam menghadapi situasi pandemic Covid-19 ini, mau tidak mau masuk dalam digitalisasi dengan memanfaatkan revolusi industry 4.0 dengan adanyan artificial intelligent yang dapat memudahkan pekerjaan UMKM tersebut. Namun, apabila UMKM membuat aplikasi masing-masing itu tidak akan efisien, karena akan menyebabkan padat modal. Maka dari itu perlu campur tangan pemerintah disini, misalnya melauli kerjasama Kementerian Koperasi UMKM dan Kementerian Kominfo dapat membuat sebuah Start-up sejenis Amazon, Alibaba, atau Tokopedia yang dikelola oleh Negara. Karena, pada umumnya Start-up yang ada di Indonesia masih didominasi produk import.

Selain itu, perlunya pembekalan bagi UMKM dalam memahami struktur dan perilaku pasar yang ada, sehingga nantinya tidak terjebak dalam monopoli maupun kartel. Sehingga dapat menganalisa, apakah pasar tersebut cukup ramah bagi UMKM pendatang baru. UMKM juga harus mempelajari tentang standarisasi produk dan marketing strategi agar dapat besaing dalam pasar. Berdasarkan, permasalahan diatas maka sangat perlu pemberdayaan untuk usaha yang tergolong mikro untuk dapat dikoperasikan. Dengan paket kebijakan yang afirmatif untuk mendukung koperasi perlu dipertajam, sehingga koperasi dapat melayani anggotanya dengan baik. Sangat diharapkan bagi lembaga pemerintah agar dapat menjaga UMKM supaya mampu bersaing sehat di pasar, dengan menciptakan ekosistem yang sehat bagi UMKM.

Bapak Dr. Guntur Saragih berpendapat bahwa dari segi KPPU atau Komisi Pengawas Persaingan Usaha merupakan lambaga Negara yang mempunyai fokus tujuan dalam menciptakan kesejahteraan dalam ekonomi. Seperti yang diketahui bahwa dalam teori ekonomi ada yang disebut dengan pasar input yang di dalamnya terdiri dari modal, tanah dan manusia. Maka dari itu, sumber daya manusia itu sangat dibutuhkan dalam menggerakkan ekonomi. Apabila produktivitas manusia itu rendah, maka ekonomi juga akan rendah. Suatu perdaban dapat hancur apabila suatu komunitas manusianya terserang wabah penyakit, seperti contoh Negara yang terserang wabah kolera di afrika, flu spanyol, dan sebagainya, Negara tersebut dapat mengalami krisis ekonomi hanya karena sebuah wabah yang menyerang manusianya. Jadi jangan pernah berharap ekonomi suatu Negara akan bisa baik, jika manusianya tidak sehat. Maka dari itu, salah satu solusi terbaik untuk menyelamatkan ekonomi di tengah pandemic ini adalah dengan diciptakannya vaksin.

Vaksin yang telah di sebar di seluruh Indonesia pada tahap I dan tahap II masih belum mencukupi untuk kebutuhan penduduk Indonesia, sedangkan diperlukan penyebaran yang cepat dan massif, agar nantinya Indonesia tidak tertinggal dengan Negara lain dalam hal penanganan Covid-19. Maka dari itu, harus dibuka ruang agar masyarakat dapat memilih metode vaksinasinya, peran Negara disini adalah melakukan verifikasi terhadap vaksin yang ada, apakah sudah memenuhi standar secara keamanan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun