Mohon tunggu...
Uli Hartati
Uli Hartati Mohon Tunggu... Administrasi - Blogger

A wife, mommy of 2 boys, working mom also as a blogger Contact me : WA 089627103287 Email uli.hartati@yahoo.com Blog http://ulihape.com IG dan Twitter @ulihape

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Salam Tempel Masa Kecil dan Semangkuk Mie Sop

9 Mei 2021   10:17 Diperbarui: 9 Mei 2021   10:50 3325
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Salam Tempel , Dokpri Ulihape

Hari lebaran selalu menjadi hari yang dinanti buat anak kecil. Anakku begitu mendengar Ramadan tiba langsung menelepon neneknya dan nanyain 'nanti aku dapat THR lebaran nggak uci?" Beda banget dengan masa kecilku menyebut THR masih salam tempel.

Dan uniknya Mamak selalu membelikan dompet kecil bertali panjang atau baju lebaran yang punya saku di bagian samping atau depan hehe tujuannya ya persiapan menyimpan uang hasil salam tempel, ada yang sama?

Salam tempel pertama biasanya aku terima dari Mamak Papa, semua anak dibagi sama rata. Lalu kami akan berkunjung ke tetangga bahagia banget karena ketika hendak pamit si empunya rumah sudah menunggu di depan pintu sambil menggenggam uang kertas lembaran baru. Dulu lembaran baru warna merah seratus rupiah yang selalu diharapkan haha maklum ya beb aku jajan masih pakai uang lima perak haha.

Rasanya bahagia banget dapat salam tempel, dengan riang gembira menyusun salam tempel ke dalam dompet kecil yang sudah dipersiapkan dari rumah. Setibanya di rumah langsung menghitung hasil salam tempel bahagia banget dan langsung merencanakan sasaran target berikutnya haha.

Dulu hasil salam tempel sekedar buat beli mainan dan semangkok Mie Sop. Mie Sop adalah jajanan khas masa kecil anak Medan. Mie Sop bukan bakso, tahun 86 tuh belum ada bakso di kotaku adanya Mie Sop. Kuliner yang mirip bakso namun isinya bihun dan suiran ayam yang disiram kuah berkaldu alias sop karenanya judul jajanan ini Mie Sop. Aku bersama teman-teman akan ramai-ramai menuju warung mie sop dan kami akan beli mie sop dari hasil salam tempel haha.

Mie Sop Khas Medan |sumber m.rri.co.id
Mie Sop Khas Medan |sumber m.rri.co.id

Salam Tempel Anak Zaman Now 

Nah berpuluh tahun sejak masa kecilku aku pun sudah dewasa dan bekerja, kini giliranku yang memberi salam tempel kepada keponakan dan anak-anak tetangga. Aku selalu menukar uang lembaran baru khusus untuk salam tempel. 

Setelahnya aku menikah, punya anak dan kini aku menyaksikan anak-anakku mendapat salam tempel dari kakek nenek dan om tantenya. Namun hasil salam tempel bukan lagi untuk membeli makanan melainkan sesuatu yang berbau teknologi.

Tahun lalu anak-anak mendapatkan salam tempel 3 jutaan jadilah keduanya meminta gadget baru dan membeli kuota haha, beda zaman tentu beda pula jajannya.

Salam tempel seyogyanya hanya bagian kecil dari makna kebahagiaan hari nan fitri. Saling mengunjungi dan bisa melepas rindu jauh lebih ku suka. 

Nggak semua anak suka salam tempel, seperti si sulung setiap salam tempel didapat langsung diacuhkan sementara kalau adiknya langsung paham benar sama uang haha dan selalu nanya "mana salam tempelku" ketika bertemu saudara haha.

Zaman now salam tempel diberikan dalam amplop lucu bahkan tahun lalu aku khusus memesan amplop ramah lingkungan buat salam tempel hehe.

Salam tempel masa kecilku memang tak besar jumlahnya namun selalu membahagiakan mendapat uang saku dari tetangga haha kalau bukan momen lebaran ya mana mungkin dikasih uang sama tetangga.

Selain salam tempel momen mengantongi kue lebaran juga menjadi ciri khas masa kecilku, pokoknya rerata baju lebaranku punya kantong yang banyak. Kebiasaan ini udah nggak aku temui dimasa anak-anakku. Mereka lebih sibuk beli kuota daripada memikirkan kue lebaran haha 

Salam tempel masa kecilku memang hanya semangkuk mie sop tapi kenangannya melekat hingga kini. Meski tak ada momen yang diabadikan di sosial media namun kenangan salam tempel masa kecilku selalu ku rindu.

So bagaimana kenangan salam tempel kalian?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun