Mohon tunggu...
Uli Hartati
Uli Hartati Mohon Tunggu... Administrasi - Blogger

A wife, mommy of 2 boys, working mom also as a blogger Contact me : WA 089627103287 Email uli.hartati@yahoo.com Blog http://ulihape.com IG dan Twitter @ulihape

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Depresi Penyakit yang Membunuh Banyak Orang

10 September 2019   11:25 Diperbarui: 10 September 2019   20:35 694
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Made by Canva, design ulihape

Hari ini di sebuah grup WA ada informasi bahwa 10 September adalah Hari Pencegahan Bunuh Diri Sedunia. Ingatan ku langsung ke Alm. Mukhtar Amin.

Beberapa hari lalu media online sempat dihebohkan kasus bunuh diri yang dilakukannya dan ternyata almarhum mempunyai blog dan aku menelusuri semua tulisan/cerita di blognya. 

Aku menangis dan berkata "andai aku bisa menemukan blog ini sebelum kau bunuh diri maka aku bersedia menjadi temanmu".

Ternyata sejak 2003 WHO sudah mengamati kasus kematian yang disebabkan bunuh diri dan saat ini bunuh diri ada di urutan kesepuluh sebagai penyebab kematian. 

Melalui International Association of Suicide Prevention (IASP) diadakan gagasan untuk mengajak orang-orang mencegah bunuh diri setiap tanggal 10 September. 

Di Indonesia sendiri yang aku tahu pemerintah juga sudah membuat beberapa program untuk menghindari kematian dengan bunuh diri, salah satu programnya adalah Curhat. Ajakan curhat di yakini bisa meringankan beban seseorang dan menjauhkan dari niat untuk bunuh diri.

Sebelum menulis artikel ini aku menghubungi Mbak Naftali Kusumawardhani, beliau seorang Psikolog Klinis dan juga kompasianer loh. Beberapa kali aku bertanya tentang kejiwaan dan alhamdulillah dijawab dengan sangat baik. 

Seperti pagi tadi ketika aku mengetahui 10 September adalah Hari Pencegahan Bunuh Diri maka aku membahas sedikit tentang pandanganku tentang kasus bunuh diri, dan beliau memberi jawaban yang membuat aku mulai memahami bahwa Depresi adalah penyakit, 

Depresi tak berkorelasi dengan keimanan nyata adanya. Aku copas kan disini pendapat beliau atas asumsiku mengenai Depresi VS Keimanan :

Benar, keimanan dan depresi nggak berkaitan. Dan beriman bukan solusi satu-satunya untuk mengatasi depresi. Karena iman pun fluktuatif dan bersifat subjektif. Sedangkan depresi bisa saja disebabkan gangguan pada fisiologisnya. Contoh : orang yang menderita hipertiroid bisa mengalami depresi. Lalu apakah mereka bisa disebut tidak beriman? Yang ngomong gitu minta digethok.. hahaha...

Perasaan tertekan karena terpapar stimulus negatif terus menerus bisa menyebabkan stress. Stress memicu pengeluaran kortisol lebih tinggi. Kortisol mempengaruhi daya tahan tubuh. Orangnya sering sakit. Sementara itu kondisi yang dialami tidak kunjung berubah karena satu dan lain hal. 

Lama kelamaan secara fisiologis orang itu mengalami perubahan. Bukan cuman kortisol yang bikin ribut di dalam, tapi juga produksi serotonin ikutan ngaco. Orangnya ngrasa depresif. Apakah orang itu bisa dikatakan tidak beriman?

Jawaban Ibu Naftalia membuat aku yakin  bahwa mengingat tuhan memang bisa menjadil solusi tercepat menyelamatkan penderita depresi namun bukan solusi terbaik juga karena keimanan sendiri buat kita yang "normal" kerap juga mengalami up and down ya kan ?

5 Penyebab Bunuh Diri dari Catatan Almarhum Mukhtar Amin

Ketika aku mengetahui blog Mahasiswa S2 ITB yang bunuh diri akupun larut membaca semua tulisannya. 

Aku ingin menarik sebuah kesimpulan namun tampaknya memang susah karena seperti yang Ibu Naftalia jelaskan bahwa keinginan bunuh diri itu bisa datang dari siapa saja.

Bahkan bunuh diri itu dimulai dari niatan melukai diri sendiri, berusaha bunuh diri dan tingkatan akhir meninggal karena bunuh diri.

Hampir setiap tulisannya menggambarkan lima hal, dan itu juga bisa jadi bukan penyebab almarhum memutuskan mengakhiri hidupnya dengan bunuh diri. Tapi paling tidak saya menangkap 5 hal ini hampir didalam setiap tulisannya.

  • Keluarga, ada satu tulisan dimana almarhum bercerita tidak menyukai drama-drama yang terjadi didalam keluarganya. Dia juga mendadak sedih ketika ayahnya lewat telepon mengatakan tak akan peduli lagi terhadap adiknya yang malas belajar dan mendapat rangking jelek. Bahkan almarhum tampak tak terbiasa curhat pada Ibu nya karena dia takut ibunya akan sedih.
  • Cinta, dalam beberapa tulisan tampak almarhum menyukai seseorang dan sepertinya tak berlanjut. Kegagalan ini dianggapnya sebagai salah dirinya mutlak sehingga beberapa kali hatinya merindu namun hanya terpendam begitu saja.
  • Kesepian, almarhum menganggap dirinya selalu gagal menjalin komunikasi. Almarhum merasa kesepian dan dalam tiap tulisan almarhum menggambarkan sangat excited bila diajak bicara namun menurutnya kegemarannya bicara ini perlahan membuat orang menjauh darinya
  • Obsesi dalam pendidikan, beberapa tulisannya adalah tentang mengejar deadline tugas kuliah. Ada banyak teori-teori yang ingin dipecahakannya namun dia tak tahu harus memulai dari mana?
  • Tuhan, beberapa tulisan juga menanyakan keberadaan tuhan bahkan ada kalimat tanya "apakah aku atheis?"

Kelima hal diatas nyaris selalu diulang dalam setiap tulisannya. Yang menarik blog ini dibuat almarhum sebagai release terhadap masalah kejiwaannya. Beliau sadar ada kelaianan makanya di berita juga di-update kan tentang ditemukan surat konsultasi dan adanya obat penenang? 

Sayangnya orang depresi itu butuh ditemani dan diberi kegiatan, sementara almarhum berkali-kali sudah bisa berhasil menghindari dari ajakan bunuh diri dan almarhum menyadari ada orang-orang yang disayanginya yang akan dibahagiakannya.

Cegah Depresi Yuk!

Aku bukan psikolog, namun di hari pencegahan bunuh diri ini aku ingin mengajak siapapun yang membaca untuk lebih peduli pada kesehatan mental diri kita dan orang-orang di sekitar kita.

Kalao orang depresi itu keliatan dari gejala-gejalanya, antara lain perasaan tidak berharga, ngrasa nggak punya harapan (no hope, not have not faith), menarik diri, dsb. Perasaan nggak berharga itu memunculkan ide untuk mengakhiri hidup yaitu bunuh diri, itulah sebabnya orang depresi nggak boleh sendirian,  mesti ditemenin, atau diajak untuk beraktivitas - Naftalia Kusumawardhani

Menurutku ada baiknya kita menerima diri kita, penerimaan akan diri kita biasanya akan membawa kita kepada rasa syukur. Lalu bersosialisasi lah jangan menarik diri dari pergaulan, kalian bisa ikut banyak komunitas yang bisa dengan mudah kalian temukan. 

Selalu ingat tuhan dan yakinlah bahwa semua yang kita alami adalah sesuai kemampuan kita jangan pernah merasa menjadi orang paling sial. 

Sosial media juga tanpa kita sadari banyak membuat orang terluka, karena itu berpikir sebelum berkomentar atau menuliskan apapun. Bila ada teman yang dianggap lebay just let it be. 

Kita enggak pernah tahu apa yang dialami orang lain, jadi selalu berpikir positif saja dan berikan support terbaik kita pada orang yang ada di sekitar kita, Stop bullying and stop judging.

Dan kalian yang sedang depresi teruslah berusaha sembuh, ingat ada orang-orang yang kalian sayangi yang ingin kalian tetap ada membersamai hari-harinya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun