Mohon tunggu...
ulfa nurhabibah
ulfa nurhabibah Mohon Tunggu... Akuntan - sarjana akuntansi

biarkan berfikir merdeka

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Dinamika Kredit Usaha (KUR) sebagai Penguat UMKM di Indonesia

25 Februari 2020   20:53 Diperbarui: 25 Februari 2020   21:46 111
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bisnis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Nappy

Potensi perkembangan ekonomi Indonesia diprediksi akan mengalami peningkatan , menurut proyeksi IMF atas Indonesia tumbuh 5,2 persen tahun ini.

Hal tersebut tidak mustahil mengingat beberapa potensi peningkatan pertumbuhan ekonomi yang kita miliki seperti Sumber daya berlimpah, Tenaga kerja muda dalam jumlah besar, Laju urbanisasi yang cepat, Tingkat pertumbuhan ekonomi rata-rata 5% per tahun, Kemajuan pesat di bidang sosial dan ekonomi, Basis konsumen kelas menengah yang tumbuh pesat, dan juga pertumbuhan pesat jumlah UMKM di Indonesia yang mencapai 58,97 juta jiwa (menurut data BPS 2018)

Perkembangan pesat jumlah UMKM di Indonesia menjadi angin segar terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia, UMKM dapat membantu mendorong desentralisasi pertumbuhan dan sebagai tulang punggung ekonomi dan kontribusi terhadap GDP (Gross Domestic Product), tidak hanya itu peran UMKM diharap bisa menjadi jalan penyelesaian terhadap permasalahan kemiskinan dan pengangguran di Indonesia.

Dengan potensi itu, saat ini pemerintah sepertinya mulai melirik pangsa pasar UMKM yang begitu besar sebagai penggerak perekonomian Negara.

Pemerintah mulai mencanangkan berbagai kebijakan untuk penguatan UMKM yang tertuang dalam Visi Presiden yang dijalankan oleh kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah untuk menjadikan lebih dari 60 juta koperasi & UMKM yang ada saat ini.

Sebagai andalan, UMKM meningkatkan pertumbuhan ekonomi indonesia, pada pidato tersebut menyebutkan terdapat Lima program menteri UMKM untuk "dongkrak" daya saing UMKM dan koperasi yaitu : 

1) perbesar akses pasar, 2) peningkatan kualitas produksi, 3) agregasi pembiayaan, 4) pengembangan kapasitas manajemen dan usaha koperasi dan UMKM, dan 5) memberikan kemudahan dan kesempatan mengembangkan usaha bagi koperasi dan UMKM.

Untuk mendorong lima program prioritas tersebut perlu dukungan dari berbagai pihak dan lapisan masyarakat serta pemerintahan yang semua lini harus saling terkoneksi dan supporting, untuk menciptakan produk UMKM yang mampu bersaing dalam negeri maupun luar negeri dibutuhkan pembiayaan yang tidak sedikit, hal itulah yang menjadi keluhan para UMKM yaitu minimnya modal yang dimiliki UMKM. 

Disini letak peran lembaga pembiayaan ataupun Bank untuk memberikan pembiayaan usaha untuk para UMKM agar sustainability dari usaha tetap terjaga. Tidak hanya untuk UMKM langkah ini sepertinya akan membuat sebuah hubungan saling menguntungkan untuk semua pihak (simbiosis mutualisme).

Bank atau Lembaga pembiayaan harus mulai mempertimbangan besarnya jumlah UMKM di Indonesia yang mencapai 60 juta UMKM, setiap usaha pasti menginginkan perputaran usaha berjalan terus dan tanpa kendala.

Secara kalkulasi matematis jika 50% saja UMKM yang membutuhkan dana pinjaman berapa jumlah  perputaran bunga yang akan didapat untuk Lembaga pembiayaan tersebut yang pasti sustainable dari lembaga pembiayaan tersebut akan terus terjaga , dengan resiko kegagalan UMKM yang relative kecil dibandingkan perusahaan besar akan membuat peluang UMKM mengembalikan pinjaman sesuai tempo.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun