Mohon tunggu...
Ujang Ti Bandung
Ujang Ti Bandung Mohon Tunggu... Wiraswasta - Kompasioner sejak 2012

Mencoba membingkai realitas dengan bingkai sudut pandang menyeluruh

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Mengapa Tuhan menanyai hati (dan bukan otak)

30 Januari 2015   22:57 Diperbarui: 17 Juni 2015   12:05 4770
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1422608025124059337

[caption id="attachment_394061" align="aligncenter" width="300" caption="www.girlsfav.com"][/caption]

....

'Sesungguhnya pendengaran-penglihatan dan hati itu akan ditanyai' (Al-Qur'an-Al isra),..pertanyaannya : mengapa yang ditanyai adalah 'hati' dan bukan nya 'otak' yang merupakan peralatan berfikir yang sangat diagungkan oleh para cerdik cendikia-akademisi-intelektual-para saintis-para failosof sehingga ketika mereka merasa dongkol dengan apa yang mereka anggap kebodohan-keterbelakangan maka lazim keluar umpatan dari mulut mereka : 'gunakan otakmu' (!) atau 'use it' sambil menunjukkan gambar otak manusia,jarang yang mengumpat dengan kalimat 'gunakan hati nuranimu' (!).termasuk ketika saintis-failosof ingin menunjukkan bahwa dirinya tengah berfikir maka ia akan mengarahkan telunjuknya menunjuk ke bagian otak tidak ke bagian dada misal.itu semua menunjukkan betapa vitalnya 'otak' bagi orang orang tertentu sehingga bahkan saking dipuja dan diagungkannya 'otak' ada diantara mereka yang mungkin terbengong bengong kala dihadapkan pada deskripsi berdasar kitab suci bahwa ada peralatan berfikir lain yang fungsinya jauh lebih vital dan mendasar yaitu 'hati'.lalu merekapun menyerang konsep demikian dengan beragam argumentasi diantaranya ungkapan bahwa 'hati' hanya tempat segala suatu yang bersifat 'subyektif' sedang otak dianggap dapat melahirkan hal hal yang bersifat 'obyektif'.sehingga apa yang keluar dari hati selalu diparalelkan dengan hal hal yang 'subyektif' dan karenanya ditempatkan diluar wilayah ilmu pengetahuan obyektif dan lebih jauh lagi diluar dari wilayah kebenaran ilmiah

Dengan kata lain tak ada ayat yang berbunyi : 'sesungguhnya pendengaran-penglihatan dan otak itu akan ditanyai',tentu bukannya Tuhan menyepelekan peran otak sebagai tempat 'prosessing',tetapi hasil dari prosesing di otak itu pada akhirnya (disadari atau tidak) tetap akan mengendap-mengkristal-bermuara di hati,karena hati lah yang bisa menyaring semua obyek ilmu pengetahuan yang rumit-pelik-kompleks yang masuk kedalam otak dan mengerucutkannya kedalam pengertian-pengertian yang simpel-sederhana tetapi bersifat mendasar

Dan coba perhatikan filosofi-pandangan kaum materialist ilmiah paling kontemporer maka konsep 'hati' kemungkinan sudah tak ada lagi disana,tak perlu heran sebab untuk sekedar hanya menangkap dan menelusuri serta mengelola obyek atau hal hal yang serba bersifat empirik semata memang tak sampai membutuhkan dimensi berfikir yang lebih bersifat mendalam,(kaum materialist tak begitu memerlukan hati...?).... sedang hati-cara berfikir hati memang vital bagi orang yang ingin menelusuri kedalaman-hal hal yang bersifat essensial-mendalam,termasuk mendalami 'yang abstrak dibalik yang empirik'

...........................


Kembali ke pertanyaan diatas,mengapa Tuhan menanyai hati (dan bukan otak),ada berbagai kemungkinan jawabannya

1.karena hati adalah raja dalam jiwa manusia,pusat kendali jiwa,pusat pengertian, pusat kepribadian, sebagaimana diungkapkan dalam al hadits.dan kitab suci lebih banyak melukiskan karakter hati manusia ketimbang berbicara tentang unsur jiwa yang lain misal.dalam kitab suci ada digambarkan dengan jelas beragam karakter hati manusia; yang tulus ikhlas-yang taat-yang berserah diri-yang munafik-yang ingkar-yang buta mata hati,dlsb.kitab Mazmur Daud dan Amsal soelaiman adalah dua buah kitab yang secara khas harus lebih banyak menggunakan instrumet hati untuk mendalaminya dimana didalamnya ada banyak terdapat ungkapan bahasa hati seperti 'cinta'-'pengertian' dlsb.

2.karena kedalam hati lah pada ujungnya akan bermuara perjalanan panjang lika liku pengalaman hidup-pergumulan alam fikiran termasuk kompleksitas problematika yang manusia temukan dalam kehidupannya. dengan kata lain hati adalah tempat menyimpan atau mengendapnya 'essensi'-'saripati' dari segala suatu yang manusia temukan dalam kehidupannya.sedang otak itu ibarat mesin prosesing-tempat berjalannya proses-mekanisme-tempat berdialektika,tempat hal hal yang bersifat 'teknis'.dan essensi-saripati dari segala suatu itu mengendap dalam hati dalam bentuk pengertian pengertian serta 'keyakinan'

3.dengan kata lain,hati adalah tempat dimana keyakinan berada sedang otak adalah tempat dimana proses menuju yakin itu berjalan.semua yang berproses-yang ada-terjadi dalam otak lambat laun,awal akhir akan menetes ke dalam hati jua

4.karakter hati apabila menemukan hal-problem yang kompleks adalah cenderung memuarakannya-mengerucut pada hal-hal-konsep sederhana tetapi bersifat mendasar-essensial,sedang karakter otak cenderung memperlebar-memperluas bahasan sehingga terurai ke banyak bagan bahasan.karakter hati melihat sesuatu secara menyeluruh dan menyatukannya ke satu titik,karakter otak mengurainya dan menelusuri bagan per bagan nya.dengan kata lain fungsi hati untuk menangkap hal hal yang simpel-essensial,fungsi otak untuk menghadapi hal yang bersifat kompleks semisal matematika

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun