Mohon tunggu...
Ujang Ti Bandung
Ujang Ti Bandung Mohon Tunggu... Wiraswasta - Kompasioner sejak 2012

Mencoba membingkai realitas dengan bingkai sudut pandang menyeluruh

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Ketika Tuhan merobek tirai hakikat

20 Maret 2014   00:02 Diperbarui: 24 Juni 2015   00:44 158
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13952230512055830788

[caption id="attachment_327400" align="aligncenter" width="300" caption="images:deepresentaza.blogspot.com"][/caption]

…

Di dunia seperti apa dan yang bagaimana saat ini anda hidup (?), ….. mungkin anda merasa telah berpijak pada suatu yang nyata-realistik sebab itu anda menganggap hidup anda telah berada dijalan yang ‘benar’ dan untuk itu anda membawa setumpuk argument berdasar bukti empirik, dan lalu anda beranggapan semua pembicaraan tentang hal hal yang bersifat abstrak-gaib-metafisik sebagai hanya ilusi atau omong kosong belaka.tetapi tahukah anda bahwa itu adalah typical cara berfikir orang yang hidup pada ‘permukaan kulit luar’ yang mengukur segala suatu berdasar hanya pada apa yang tertangkap oleh dunia inderawi dan buta terhadap adanya hal yang bersifat essensial yang menjadi ‘cetak biru dari kehidupan’

……………….

Tuhan menciptakan satu hakikat untuk keseluruhan makhluk ciptaanNya,hakikat itu diciptakan sebagaiketetapan baku-sebagai hukum kehidupan pasti yang mesti dijalani oleh keseluruhan makhlukNya. dengan kata lain hakikat adalah ‘cetak biru’ dari kehidupan.adanya hal hal yang tetap - baku dalam kehidupan ini yang tak bisa dirubah oleh upaya manusiawi menunjukkan adanya suatu yang ditetapkan sebagai ketentuan pasti

Tetapihakikat itu terselubungi oleh ribuan jenis khayal yang berwarna warni yang menutupi permukaannya,sehingga karena hakikat itu tertutupi di permukaannya oleh beragam jenis khayal itu maka manusia jarang ada yang bisa menjangkau dan melihatnya,hanya orang orang yang berfikiran mendalam yang bisa menembus beragam lapisan khayal yang menutupinya yang lalu bisa membaca ‘hakikat’. dan sebab khayal itu memang terkadang demikian menawan dan mempesona membuat sebagian manusia lupa terhadap hal yang sebenarnya - hakiki

Sehingga hakikat itu seperti intan yang berada di kedalaman sehingga tak semua orang bisa menggali serta meraihnya sebab kebanyakan manusia terpesona oleh selubung khayali yang menutupi permukaannya.

Ada beragam jenis khayal yang kemudian menjadi tirai yang tebal antara fikiran manusia dengan hakikat, yang umum misal khayal harta-khayal tahta-khayal wanita-khayal kesenangan duniawi-khayal pujian, khayal kenikmatan yang bersifat fisik,khayal seolah kehidupan ini abadi dlsb.dlsb. terlalu banyak untuk disebut satu per satu

Khayal memang sering bertolak belakang dengan hakikat (yang sebenarnya),dalam khayal seolah hidup ini ‘abadi’ padahal hakikatnya fana,dalam khayal kehidupan seolah berlandaskan kepada ‘kebebasan’ padahal hakikatnya tidak ada kebebasan yang tanpa batasan, sebab kebebasan manusia dibatasi oleh hukum kehidupan pasti,dalam khayal seolah bergelimang harta adalah ‘mulia’ padahal hakikatnya belum tentu,dalam khayal seolah bergelimang harta adalah ‘bahagia’ padahal hakikatnya belum tentu

Khayal itu tertancap kuat dan menyatu dengan rasa perasaan nafsu manusia,sebab khayal dengan rasa perasaan itu ibarat api dengan bensin,berbeda dengan hakikat yang pemahaman terhadapnya hidup di kedalaman alam ruhaniah

Dan memang saitan yang dijadikan gaib dari pandangan mata manusia itu diperkenankan untuk bisa masuk kedalam jiwa manusia lalu ia memberi manusia bermacam ragam ‘khayal’ yang tentu sesuai dengan karakter serta kehidupan yang dijalaninya

Diatas tirai-lapisan, atau di dunia ‘permukaan kulit luar’ yang menyelubungi hakikat itulah manusia membuat beragam ide-konsep-isme-ideologi yang masing masing memposisikan diri sebagai ‘kebenaran’ tentu saja ‘kebenaran’ (tanda kutip) versi sudut pandang manusiawi. diatas ‘kebenaran’ versi sudut pandang manusia itulah manusia menetapkan diri untuk hidup di dunia ‘permukaan kulit luar’ dan memutuskan hubungannya dari memikirkan masalah ‘hakikat’

Seperti sesuatu yang tertancap kuat pada dinding tembok karena di paku, demikian pula banyak orang yang memiliki pijakan sangat kuat terhadap hal hal yang sebenarnya bersandar pada khayal sebab diperkuat oleh ‘paku paku’ yang ditancapkan khususnya oleh para pemikir- failosof kelas dunia yang memang jalan fikirannya tidak menjangkau hal hal yang bersifat hakiki dan hanya berselancar diseputar fenomena fenomena yang tertangkap dunia indera manusia

Dalam sejarah kehidupan umat manusia dari zaman ke zaman khayal dan pemikiran (negative) memang sudah terbiasa berkolaborasi dalam menyesatkan manusia dari jalan Tuhan - dari kebenaran hakiki. apalagi bila pemikiran (negative, dalam pandangan Tuhan) itu datang dari seorang yang dianggap sebagai pemikir kenamaan

Ujungnya … banyak orang yang tidak tertarik lagi dengan bahasan masalah ‘hakikat’ sebab mereka sudah merasa yakin atau sudah memantapkan diri menapak di dunia ‘permukaan’ - di dunia lapisan yang menyelubungi hakikat.itu sebab mereka tidak merasa perlu untuk mendalami ‘hakikat’.dalam dunia filsafat kontemporer kecenderungan pada pandangan demikian nampak makin menguat, beda dengan filsafat era klasik yang masih memikirkannya walau dalam bahasan yang sangat terbatas tentunya.hal itu menunjukkan bahwa di satu sisi semakin maju zaman - semakin maju sains - teknologi disisi lain sebagian manusia malah menjadi semakin menjauh dari mendalami dan mengenal 'hakikat' dan mungkin menganggap bahasan tentang hal itu sebagai 'omong kosong metafisik para filsuf era klasik'


Filsafat manusia serta teori psikologi yang dikembangkan manusia kebanyakan mendeskripsikan manusia sebagai suatu organisme psikologis < > fisiologis yang kemudian lebih ditempatkan sebagai obyek lingkungan dunia alam lahiriahnya dan menjauhkan manusia dari kesadaran serta pengalaman spiritual dengan dunia abstrak-gaib yang dianggapnya ‘subyektif’,atau cenderung memisahkan manusia dengan dunia alam ruhaniahnya.sehingga jangan harap kita bisa mengenal hakikat diri serta hidup manusia yang sesungguhnya melalui jalan fikiran manusia

…………………….

Tetapi Tuhan memiliki berbagai cara yang membuat manusia pada akhirnya mau tak mau berfikir tentang ‘hakikat’ …

…………………….

Ada beragam cara yang dilakukan Tuhan terhadap seseorang yang dikehendakiNya mendapat petunjuk untuk membuka - mengoyak - merobek - menyingkirkan selubung khayali yang menutupi hakikat diantaranya :

1.dengan memberinya ilham ilmu pengetahuan

Seseorang diberi ilham ilmu pengetahuan yang bergerak menuju ke tingkatan yang lebih tinggi-lebih dalam,sehingga fikirannya-ilmu pengetahuannya tidak berputar putar di dunia alam lahiriah (dunia empirik) yang tertangkap dunia indera semata.ia mulai berfikir tentang adanya hal hal yang bersifat abstrak- gaib dibalik semua hal yang bersifat lahiriah-material yang tertangkap oleh dunia inderawinya.nuraninya diberi ketertarikan untuk mendalami hal hal yang bersifat essensial-hal hal yang ‘hakiki’

2.dengan memberinya ujian-cobaan yang merobek robek rasa perasaan

Khayal dan rasa perasaan nafsu ibarat kayu bakar dengan api atau ibarat busa yang menyerap air, keduanya mudah berkolaborasi mengendalikan hidup manusia sehingga akal dan nurani manusia seringkali menjadi tertutup karenanya,apalagi dari memikirkan hal hal yang bersifat mendalam seperti masalah hakikat.tetapi dengan ujian penderitaan yang dialami terkoyaklah keintiman rasa perasaan dengan dunia khayal itu lalu ia terjerumus pada kehampaan dan kegersangan serta rasa sedih yang tiada tara, lalu nuraninya mencari cari hal yang bersifat Ilahiah - mencari kebahagiaan yang bersifat ruhaniah sebagai pengobatnya sebab khayal itu tak bisa mengobati luka dalam batin nya

3.dengan memberi manusia bencana atau malapetaka yang datang secara tiba tiba

Para remaja adalah kumpulan manusia yang tengah menikmati dunia dan kehidupannya mereka ibarat bunga bunga yang tengah mekar dan biasanya jalan fikirannya belum mendalam karena belum banyak mengalami pengalaman hidup. tetapi ditengah suka cita dan keriangannya itu bisa tiba tiba terjadi sebuah kejadian yang memaksa mereka berfikir tentang ‘hakikat’.sebagai contoh (berdasar kejadian nyata) ditengah sekumpulan mahasiswa yang tengah ber suka cita menikmati masa liburan didaerah pegunungan tiba tiba terjadi bencana longsor dahsyat yang tentu diluar dugaan mereka yang membuat sebagian dari mereka menjadi korban - tertimbun longsoran, dan kejadian itu menyisakan kesedihan yang luar biasa baik pada keluarga maupun teman teman se almamater nya,dan kejadian itu seolah memaksa mereka mendalami hal hal yang bersifat mendalam dari kehidupan seperti masalah ‘hakikat manusia’-‘takdir’-‘hakikat hidup’ dlsb.

Dan secara umum banyak kejadian bencana - malapetaka yang menimpa manusia sebagaimana yang biasa kita lihat setiap hari melalui media yang membuat manusia bersimbah air mata dan memaksa mereka mulai memikirkan hal hal yang bersifat mendalam

Dan banyak lagi cara Tuhan menyingkap tirai hakikat,termasuk tentu yang masih diluar pengetahuan kita …

……………………………………….

Lalu bagaimana sikap anda terhadap ‘hakikat’ (?) …. dimana anda sekarang berada … apakah anda masih berada dalam lapisan permukaan dari kehidupan dan masih menggumuli hal hal yang nampak mata belaka atau masih menikmati kesenangan duniawi yang bersifat lahiriah dan sama sekali belum berfikir tentang ‘hakikat’ (?)

Namun percayalah bahwa cepat atau lambat siapapun pada akhirnya akan dipaksa untuk menyadarinya saat ini di alam dunia atau kelak nanti ketika kesadaran anda sudah berada di alam kubur ….

Tetapi berbahagialah siapapun yang saat ini dalam kehidupan dunia ini sudah menyadarinya …

……………………………

Ketika Tuhan merobek tirai hakikat … maka tersibaklah hal hal yang hakiki - essensi yang terdalam dari kehidupan - kenyataan tertinggi - kenyataan yang sesungguhnya, dan pergilah dominasi khayal dari jiwa manusia ....

…………………………….

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun