Mohon tunggu...
Ujang Ti Bandung
Ujang Ti Bandung Mohon Tunggu... Kompasioner sejak 2012

Mencoba membingkai realitas dengan bingkai sudut pandang menyeluruh

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Tragedy kekuasaan : Rantis VS Ojol

30 Agustus 2025   10:48 Diperbarui: 30 Agustus 2025   11:29 74
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dan justru itu yang fatal yang membuat banyak orang makin tergerak untuk melakukan perlawanan melalui demontrasi.Dan seperti saya sebut diatas,Kalau lalu muncul korban dan para "pahlawan" itu efek yang paling terakhir

TRAGEDI KEKUASAAN DI AKAR RUMPUT

Ketika orientasi kekuasaan hanya berputar pada lingkaran politik, maka tragedi di akar rumput bisa menjadi efek tak terhindarkan. Bentrokan seperti Rantis vs Ojol hanyalah potret kecil dari sebuah drama besar: rakyat selalu yang pertama menjadi korban ketika kekuasaan kehilangan arah kenegarawanan.

Andai-misal ketika terjadi demontrasi muncul seorang dengan jiwa kenegarawanan rela muncul dihadapan demonstran-memberi wejangan yang menyejukkan saya yakin eskalasi demontrasi akan menurun.

Tapi bila demontrasi disikapi oleh sikap yang seolah mengacuhkan lalu menyerahkan sepenuhnya pada pasukan keamanan untuk menghadapinya maka kemungkinan eskalasinya malah akan meningkat

Tragedi itu bukan sekadar konflik horizontal antar pelaku dilapangan , melainkan simbol dari kegagalan vertikal-gagalnya sistem melahirkan politikus yang berjiwa negarawan.

Dengan kerangka yang coba saya petakan ini, kita bisa membaca ulang setiap konflik sosial bukan hanya sebagai "kerusuhan jalanan", melainkan sebagai cermin dari krisis kepemimpinan politik.

PENUTUP

Sebagai salah satu bagian dari warga masyarakat saya pribadi tentu tidak menginginkan kerusuhan berlanjut,Dan tulisan ini insya Allah bukan dari niat memprovokasi,Cuma berharap mudah mudahan walau melalui tulisan dapat menggugah para pengelola negara untuk tidak menjadi sekedar politikus yang pikirannya cuma politik dan politik tapi introspeksi-memotivasi diri untuk menjadi negarawan-pengabdi rakyat yang kalau tulus karena Allah insya Allah bahagia bukan hanya di dunia tapi juga di akherat

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun