Mohon tunggu...
Ujang Ti Bandung
Ujang Ti Bandung Mohon Tunggu... Wiraswasta - Kompasioner sejak 2012

Mencoba membingkai realitas dengan bingkai sudut pandang menyeluruh

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Teori Sains Tidak Selalu Identik dengan Fakta Empirik

3 September 2021   06:24 Diperbarui: 3 September 2021   06:27 2661
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Images; SekolahNews.com

Mesin pesawat terbang misal itu awalnya bermula dari hipotesa lalu dibuat beragam ekperiment lalu lahir teori dan setelah teori itu diuji serta diverifikasi secara berulang lalu lahir rumusan pasti.setelah jadi rumusan pasti lalu di aplikasikan sebagai teknologi pesawat. jadi teknologi pesawat bukan lagi berdasar hipotesa tapi sudah berdasar rumusan pasti-bahasa lain ; berdasar fakta empirik teruji.karena tidak akan ada yang berani terbang dengan mesin pesawat yang dibuat baru berdasar hipotesa

Tetapi sains itu institusi yang mengamati beragam obyek yang berbeda beda tidak hanya terkait materi yg lalu diaplikasikan sebagai teknologi.sains misal juga berupaya menyelidiki asal usul manusia-asal usul semua makhluk hidup atau beragam fenomena yang ada di alam semesta bahkan menyelidiki asal usul alam semesta bahkan tidak sedikit saintis yang mencoba masuk menyelidiki dunia mistik atau menyelidiki fenomena mati suri atau yang masuk menyelidiki ranah psikologi

Nah karena obyeknya berbeda beda maka teori yang dilahirkan pun derajatnya berbeda beda,tidak bisa disederajatkan. intinya ada teori yang berdasar fakta empirik otentik (fakta teramati inderawi) dan ada teori yang baru berdasar hipotesa-bergantung variabel data yang dikumpulkan dan diolah.bila saintis mencoba ikut menyelidiki persoalan mistis semacam kesurupan misal variabel data yang bagaimana yg bisa dikumpulkan ? maka bisa dipastikan teori sains yang mengkaji masalah mistis akan lebih banyak hanya berdasar hipotesa karena variabel data empiris nya sulit atau mustahil diperoleh secara utuh

Jadi mengapa derajat suatu teori bisa berbeda beda itu karena variabel data yang membangun suatu teori itu ada yg tersedia secara utuh-komplit dan bisa diamati secara langsung sehingga bisa dibuat eksperiment langsung terhadapnya,contoh ketika sains menggumuli materi materi yg diaplikasikan menjadi teknologi.tetapi ketika sains ingin menela'ah obyek yg lebih sulit misal asal usul manusia, fenomena di alam semesta sampai asal usul alam semesta atau obyek mistik atau obyek psikologic maka data data yang tersedia bakal tidak serba komplit,dalam artian bakal tidak serba empiris-faktual. maka teori teori yang dibangunpun bukan berdasar variabel fakta otentik langsung yang teramati tapi hanya berdasar hipotesa-dalam arti dugaan sementara

Artikel ini saya buat dari hasil perdebatan panjang dengan rekan ateis di medsos ketika membahas teori asal usul manusia dan mereka menyisir hingga ke mempermasalahkan makna "teori" dalam sains.mereka mencoba menghadirkan sebuah persepsi yang menyesatkan seolah semua "teori itu sederajat" sehingga ketika saya menggugat teori evolusi tentang asal usul manusia sebagai hanya teori berdasar hipotesa mereka balik menyerang dengan menyebut saya sebagai tak faham makna "teori",mereka mencoba bikin persepsi seolah teori evolusi itu sederajat dengan teori teori lain yang derajat kebenarannya lebih pasti atau bersifat mutlak karena telah terverifikasi secara langsung dan berulang.

Mereka seperti sulit untuk diberi penjelasan bahwa jenis teori dalam sains itu berbeda beda,ada yang berdasar fakta empirik otentik (fakta teramati) dan ada yang baru berdasar hipotesa,ada yang bersifat khusus dan ada yang bersifat umum.(apakah mereka punya kepentingan lain yang diluar sains dibalik persepsi menyesatkan tsb.?)

Saya simpulkan bahwa teori evolusi ttg asal usul makhluk hidup yg menyebut bahwa seluruh makhluk hidup termasuk manusia berasal dari sel tunggal itu teori yg berdasar hipotesa bukan berdasar fakta empirik langsung yang teramati karena variabel data nya tidak bisa teramati secara langsung secara utuh sehingga dibuatlah teori berdasar hipotesa

.........

Kita meloncat ke masalah berikut yang lebih jauh yang sudah berada diluar substansi sains

Karena ada fihak fihak yang lalu membenturkan agama dengan sains hanya berdasar sesuatu yang masih teori hipotetis-teori yg dibangun dari dugaan sementara.idealnya-harusnya kalau memang ingin membenturkan secara ilmiah itu mesti dengan fakta empirik yang kebenarannya bersifat mutlak-pasti. 

Karena konsep yg bersandar pada sesuatu yang baru sebatas dugaan tentu belum bisa valid secara prinsip keilmuan.dan tidak bisa dianggap mewakili sains. menyesatkan bila membuat narasi membenturkan agama dengan sains sementara wakil sains yang disodorkan adalah baru teori teori berdasar hipotesa- bukan teori berdasar fakta empirik otentik

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun