Mohon tunggu...
Ujang Ti Bandung
Ujang Ti Bandung Mohon Tunggu... Wiraswasta - Kompasioner sejak 2012

Mencoba membingkai realitas dengan bingkai sudut pandang menyeluruh

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Kenyataan adalah Ilusi?

30 Januari 2021   07:28 Diperbarui: 30 Januari 2021   07:33 3196
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Images: quotesforbros.com

Pernyataan Einstein yang terkenal "kenyataan adalah ilusi" sering bikin bingung publik awam khususnya karena dalam pandangan awam ilusi adalah antonim atau kebalikan dari kenyataan. bagaimana bisa kenyataan sekaligus disebut ilusi bukankah kalau merumuskan kenyataan=ilusi maka konsekuensinya ilusi juga harus dianggap sebagai kenyataan ? Sedang kita tahu bahwa apapun ilusi yang hidup dalam pikiran kita itu belum tentu sesuatu yang sesuai atau paralel dengan kenyataanDisisi lain kalau kita melihat persfective  agama Ilahi tentang realitas maka kenyataan yang dideskripsikan agama tentu beda dengan definisi sains maupun filsafat.

Realitas yang dideskripsikan kitab suci terbentang luas mulai dari dunia yang nampak mata hingga alam yang bersifat gaib,yang bersifat lahiriah -fisik hingga yang bersifat non fisik,realitas alam dunia hingga realitas alam akhirat dan sama sekali tidak ada disebutkan bahwa itu semua adalah ilusi.dan narasi agama wahyu pasti tidak berdiri diatas ilusi tetapi diatas landasan yang disebut realitas atau kenyataan karena kalau berdiri diatas ilusi maka tidak akan ada kepastian kepastian atau ketetapan ketetapan pasti yang dinyatakan didalamnya mengingat makna ilusi itu identik dengan suatu yang tidak memiliki substansi yang bersifat tetap

Perlu rekonstruksi total untuk memahami apa itu kenyataan atau realitas atau Ada menurut terminologi filsafat.rekonstruksi itu untuk kepentingan memahami hakikat atau substansi realitas sehingga kita bisa membedakannya dengan ilusi yang dalam kamus disebut antonim dari kenyataan

Karena publik pasti bingung bila sesuatu yang adalah antonim-dua hal yang bersifat berlawanan seperti kenyataan dan ilusi lantas dirumuskan sebagai "sama" atau paralel

.................................................

Tapi sebelumnya mari kita kaji alasan Einstein dan fihak lain yang memparalelkan kenyataan sebagai ilusi

Kita sudah mengetahui segala materi termasuk jasad kita tersusun dari atom-atom, dan 99 persen unsur atom adalah ruang kosong berisi energi. Perkembangan mutakhir, kesimpulan para ahli Fisika Kuantum antara lain: Segala yang ada di dunia ini berasal dari ruang hampa yang berupa energi bergetar tak nampak. Segala yang terlihat bukanlah seperti yang terlihat.

Seluruh dunia fisik di mana kita berada termasuk diri kita sendiri adalah terdiri dari bukan apa-apa kecuali energi yang bergetar. Fenomena ini menciptakan sebuah illusi yang membuat persepsi yang seolah-olah benda padat itu merupakan kenyataan, padahal sebenarnya bukan.

Para ilmuwan menemukan bahwa realitas obyektif (kenyataan) sesungguhnya tidak lebih hanyalah ilusi. Alam semesta ini hanyalah vibrasi energi.

"Apa yang kita sebut kenyataan sebenarnya adalah ilusi, meskipun berlangsung terus menerus," kata Albert Einstein.
........................................

Itulah,rupanya argument Einstein menyebut kenyataan sebagai ilusi adalah karena ia melihat realitas dari sudut pandang lain yaitu sudut pandang quantum.sedang publik awam sudah biasa melihat realitas dari sudut pandang kasat mata dan merumuskan realitas berdasar apa yang nampak pada pengalaman inderawi jadi pasti mereka memandang pernyataan Einstein dan para fisikawan quantum tentang realitas diatas sebagai suatu yang absurd

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun