Mohon tunggu...
Ujang Ti Bandung
Ujang Ti Bandung Mohon Tunggu... Wiraswasta - Kompasioner sejak 2012

Mencoba membingkai realitas dengan bingkai sudut pandang menyeluruh

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Artikel Utama

Konsep Kebenaran Menyeluruh

2 Maret 2020   08:53 Diperbarui: 2 Maret 2020   19:11 577
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Images : pewarta indonesia

Itu sebab persis sebagaimana nubuat para nabi bahwa makin zaman menuju pengakhirannya manusia makin sulit memahami kebenaran Ilahiah karena orientasi manusia makin tertuju pada hal-hal yang nampak mata, yang serba empirik.

Sedangkan untuk memahami konsep kebenaran Ilahiah yang ada dalam agama manusia mesti memiliki pemahaman terhadap makna konsep kebenaran menyeluruh.

Karena konsep kebenaran dalam agama Ilahi itu tidak hanya bicara satu aspek tetapi banyak aspek yang satu sama lain saling kait mengkait, atau bahasannya meliputi berbagai dimensi yang berbeda, garis besarnya yang fisik serta metafisik.

Agama berbicara tentang dimensi fisik-realitas yang kita tangkap dalam pengalaman hidup kita sehari hari tapi di balik itu agama berbicara tentang konsep-konsep metafisik di balik realitas yang serba fisik itu.

Agama berbicara tentang realitas dunia dan semua apa yang terjadi diatasnya tapi dibalik itu agama berbicara tentang konsep alam akhirat yang berkaitan dengan realitas semua yang terjadi di alam dunia itu.

Sehingga bila pemahaman seseorang terhadap makna realitas serta terhadap makna kebenaran tidak bervisi menyeluruh maka akan sulit baginya untuk memahami substansi agama. 

Karena agama Ilahiah itu nampak luar memang ia seperti ajaran moral+ praktek ritual tapi substansinya adalah konsep kebenaran Ilahiah yang bersifat menyeluruh.

Dengan kata lain, sains dalam bahasan ini tak bisa disebut menyeluruh karena yang dikejar sains adalah melulu hanya kebenaran empirik. demikian juga filsafat tak bisa disebut menyeluruh karena hanya sebatas yang bisa dijangkau kekuatan logika akal manusia.

Hambatan lain bagi dipahaminya konsep kebenaran menyeluruh adalah cara pandang serta cara berfikir manusia sudah terbiasa parsialistik terkotak-kotak dan bisa jadi ini adalah efek langsung atau tak langsung dari sistem lembaga pendidikan dunia yang di dalamnya mengajarkan ilmu dalam disiplin yang serba terkotak kotak.

Artinya, lembaga pendidikan dunia tak pernah mengajarkan secara formal konsep kebenaran menyeluruh yang merangkum pemahaman yang menyatu padu antara dunia fisik dan metafisik. Kalaupun ada pembicaraan tentang hal itu mungkin hanya wacana yang di luar sistem pendidikan formal.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun