Mohon tunggu...
Ujang Ti Bandung
Ujang Ti Bandung Mohon Tunggu... Wiraswasta - Kompasioner sejak 2012

Mencoba membingkai realitas dengan bingkai sudut pandang menyeluruh

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Agama sebagai Simbol Tanda Seru (!) dan Filsafat sebagai Simbol Tanda Tanya (?)

10 Januari 2019   08:51 Diperbarui: 10 Januari 2019   14:29 384
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Images : uttekefree.blogspot.com

Perbedaan antara agama dengan filsafat sepertinya ada pada dua tanda baca ini : (!) dan (?)

Agama : Tuhan itu ada !
Filsafat : adakah Tuhan ?
Agama : alam semesta adalah ciptaan Tuhan !
Filsafat : darimana asalnya alam semesta ?
Agama : akhirat itu ada !
Filsafat : adakah kehidupan sesudah mati ?
Agama : takdir adalah suatu yang tak bisa diketahui !
Filsafat : bisakah takdir diketahui ?

Artinya agama melambangkan karakter Tuhan yang menyatakan hal hal yang tidak diketahui manusia atau dengan kata lain agama berisi pernyataan pernyataan Tuhan.sedang filsafat berisi pertanyaan pertanyaan manusia- yang melambangkan karakter manusia yang ingin mengetahui apa apa yang belum diketahuinya.

Pertanyaan besarnya adalah; bisakah agama dengan filsafat dipertemukan serta lalu dipersandingkan ?

Agama dengan filsafat bisa dan dapat atau mungkin apabila pada awalnya masing masing difahami serta ditempatkan terlebih dahulu secara proporsional.analoginya, genteng dengan keramik itu bisa disatu padukan secara harmonis apabila masing masing mau ditempatkan pada tempat yang semestinya,genteng diatas dan keramik dibawah demikian juga dengan material bangunan lain.sebuah bangunan bisa berdiri tegak karena tiap material ditrmpatkan pada tempat yang semestinya

Nah kebenaran (menyeluruh) itupun ibarat sebuah konstruksi bangunan besar tetapi itu akan terbangun apabila instrumen instrument yang membangunnya ditempatkan secara proporsional.kebenaran menyeluruh dibangun oleh banyak instrument ilmu pengetahuan diantaranya yang utama; ilmu pengetahuan empirik,ilmu pengetahuan rasionalistik,ilmu pengetahuan tentang 'hakikat' serta ilmu pengetahuan hikmat (ilmu tentang makna makna terdalam).sehingga bayangkan apabila misal sains ingin atau harus dianggap sebagai satu satu nya parameter kebenaran dan segala suatu harus di ukurkan pada metodologi sainstifik untuk dapat di pandang sebagai kebenaran maka bangunan konstruksi kebenaran menyeluruh itu pasti tak akan tercapai karena konsep kebenaran menyeluruh itu merangkum keseluruhan antara yang fisik dan metafisik sedang metodologi sains tak bisa digunakan untuk merekonstruksi serta mendeskripsikan konsep konsep metafisis alias terbatas hanya dapat diterapkan di dunia fisik

Nah demikian pula dengan agama dan filsafat keduanya dapat disandigkan atau disatu padukan apabila sebelumnya keduanya ditempatkan pada tempat yang semestinya,agama sebagai firman Tuhan dan filsafat sebagai pikiran pikiran manusia.bila filsafat memandang agama sebagai hanya ilusi-dongeng masa lalu-sekedar dogma-sekedar ajaran moral atau sebagai budaya produk manusia maka fungsi hakiki agama sebagai institusi yang memberi jawaban atas pertanyaan pertanyaan yang lahir dari dunia filsafat akan lenyap

Artinya dunia filsafat tempat dari beragam pertanyaan manusia yang dapat muncul ke permukaan itu memerlukan berinteraksi dengan institusi yang bisa menjawab apa apa pertanyaan yang tidak bisa dijawab oleh para failosof nya itu sendiri.bila filsafat memilih mandiri dalam artian tidak memerlukan partner epistemologis maka pertanyaan pertanyaan tak terjawab yang ada dalam filsafat akan tertinggal hanya sebagai pertanyaan belaka.pertanyaan adalah bagian dari ilmu pengetahuan tetapi secara keilmuan apa artinya sebuah pertanyaan apabila tak pernah bisa dijawab ?

Konsep kebenaran menyeluruh itu adalah konstruksi dimana didalamnya ada lahir banyak pertanyaan tetapi ada alur-jembatan-kunci untuk menemukan jawabannya.bila pertanyaan pertanyaan penting,substansial,mendasar tidak memperoleh jawaban maka bagaimana konsep kebenaran menyeluruh bisa ditemukan serta difahami ?

Sains menemukan satu bagan dari kebenaran yaitu kebenaran empirik,filsafat menemukan satu bagan dari kebenaran yaitu kebenaran rasionalistik tetapi tidak semua hal dari kebenaran bisa di raih atau dirangkum oleh metode empirik serta metode rasionalistik maka wajar-ideal serta rasional apabila manusia harus ber estafet ke wilayah Ilahiah untuk menemukan bentuk menyeluruhnya

Dan ibarat ribuan sungai yang airnya tidak bermuara pada lautan maka airnya akan meleber ke daratan,demikian resiko dari tidak tersambungnya baik sains maupun filsafat kepada agama adalah semua pertanyaan yanh lahir dari dalamnya akan meleber ke wilayah spekulasi spekulasi yang kebenarannya tentu saja bersifat relatif karena hanya merupakan rabaan manusia

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun