Mohon tunggu...
Ujang Ti Bandung
Ujang Ti Bandung Mohon Tunggu... Wiraswasta - Kompasioner sejak 2012

Mencoba membingkai realitas dengan bingkai sudut pandang menyeluruh

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Kesalahan Tuhan ataukah Kesalahan Para Juru Tafsir-Nya?

7 September 2018   07:42 Diperbarui: 7 September 2018   12:30 476
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Images : bbvaopenmind.com

Luka agama akibat peristiwa Galileo masih terasa mungkin hingga saat ini dan mungkin bagi beberapa generasi yang akan datang,KECUALI ada keberanian untuk menganalisis peristiwa itu dengan cara pandang yang revolusioner dan mendobrak stigma atau bingkai yang seperti sudah terlanjur 'terpasang dari generasi ke generasi' yang menancapkan agama di dinding pengadilan sains sebagai 'sang terdakwa'.betulkah agama pantas di pasang di dinding pengadilan sains dengan status seperti itu ?

.........

Ingatan saya ke peristiwa itu kembali terkuak bermula dari komen seorang rekan Kompasioner yang ketika beradu argument menyatakan ;
'Agama pun bisa salah contohnya kasus ilmuwan Galileo galilei yang dihukum dipenjara sampai mati adalah contoh klaim kebenaran adalah milik tunggal agama,siapapun yang berseberangan harus disingkirkan'

Lama saya merenungi kalimat yang di ucapkan rekan saya itu karena saya menangkap suatu yang sangat ganjil didalamnya.ia mengatakan 'agama pun bisa salah'.

Betulkah agama bisa salah atau jangan jangan para juru tafsir agama yang mungkin bisa salah ? Itu inti persoalan yang menjadi bahan pemikiran dan yang ingin saya sampaikan

Karena bila 'agama bisa salah' berarti otomatis Tuhan pun bisa salah karena agama itu bukan produk SDM manusia melainkan suatu yang diturunkan Tuhan dan karenanya disebut 'konsep Ilahiah'. Kecuali 'agama agama' mitos ciptaan manusia yang dulu ditentang para rasul karena berlawanan dengan akal sehat, itu memang bisa disebut sebagai 'agama budaya' karena merupakan produk imajinasi manusia

Sebab itu bila pertanyaan diatas itu langsung kita arahkan pada Tuhan maka; apakah yang bisa salah itu Tuhan atau para juru tafsirnya ?

Contoh,dalam kasus Galileo yang lalu dihukum mati yang salah itu pandangan Tuhan ataukah pandangan para pendeta saat itu yang mengklaim sebagai para juru tafsirnya itu ? Sebab jangan jangan mereka yang salah dalam menafsirkan ayat ayatnya.karena masakan Tuhan yang menciptakan alam semesta bisa salah dalam mendeskripsikan ciptaannya,.. Itu yang selalu menjadi bahan pertimbangan saya

Saya pun lalu napak tilas mencoba meng ingat ingat kembali ayat demi ayat atau firman firman Tuhan yang pernah saya baca mulai dari Taurat (perjanjian lama) hingga ke Injil hingga ke Al qur'an bahkan hingga ke al hadits, rasanya seingat saya tak ada satu pun yang secara saklek-secara tersurat menyatakan bahwa bumi secara astronomis adalah pusat alam semesta !

Lalu siapa yang mengatakan bahwa pandangan agama berseberangan dengan pandangan Galileo ? Apakah pandangan para pendeta saat itu harus dianggap sebagai pandangan agama dan artinya idem pandangan Tuhan pula ?

Lalu kenapa dalam kasus Galileo agama seolah dijadikan tertuduh-dihujat dan lantas di vonis bersalah karena dianggap memiliki pandangan yang berlawanan dengan sains.padahal yang berlawanan dengan pandangan Galileo saat itu adalah pandangan para pendeta-bukan pandangan Tuhan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun