Mohon tunggu...
Maiton  Gurik
Maiton Gurik Mohon Tunggu... Relawan - Pengiat Literasi Papua

| Bebaskan Gagasan |

Selanjutnya

Tutup

Politik

Wacana Membangun Istana Presiden di Papua, Bentuk Kemunafikan dan Kebohongan Negara terhadap Akar Masalah Papua

23 September 2019   22:00 Diperbarui: 23 September 2019   22:18 70
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

MEMBANGUN Istana Presiden di Jayapura, perbanyak pemekaran, uang, kekuasaan, jabatan, posisi, dan kesejahteraan semu yang ditawarkan oleh kelompok oportunis atau kelompok milisi yang dibentuk dengan dadakan oleh negara merupakan bentuk kemunafikan, kelicikan dan kepura-puraan negara terhadap akar masalah Papua sekaligus pelecehan dan melukai hati orang Papua yang sudah lama menjadi duri dalam daging selama kurang lebih 57 tahun.

Pun, ada beberapa akar masalah Papua yang sesungguhnya negara bertanggung jawab diantaranya; status politik Papua dalam wilayah Indonesia melalui proses Pepera 1969 yang tidak jelas - orang Papua menggugat hasil pepera 1969 yang tidak demokratis dan melawan hukum internasional itu - pelanggaran berat HAM yang merupakan kekejaman dan kejahatan yang dilakukan oleh negara selama 57 tahun yang juga merupakan misi pemusnahan yang sistematis dan terstruktur terhadap orang asli Papua - tersingkirnya penduduk orang asli Papua dari atas tanah dan pusaka dalam segala aspek - orang Papua telah kehilangan kepercayaan kepada pemerintah Indonesia.

Artinya, negara bekerja keras dengan menggerakan dan mengeluarkan seluruh kekuatan negara dan termasuk mengirim TNI 6 ribu personel ataupun wacana membangun Istana Presiden bahkan kasih triliunan rupiah untuk membendung dan menutupi berbagai kasus pelanggaran berat HAM di Papua dengan lobi-lobi bentuk kelompok-kelompok milisi ini dan itu dan dengan berbagai bentuk apapun tidak akan menyentuh dan menyembuhkan luka hati orang Papua.

Disatu sisi, negara berusaha menghibur diri dengan janji-janji kerja sama dan informasi-informasi yang berbasis kebohongan yang sangat bertolak belakang tentang keadaan dan tragedi kemanusiaan yang sangat memprihatikan orang Papua hari ini, kemarin dan lalu.

Artinya, berbagai duri-duri besar dalam tubuh orang Papua ini harus dicabut dengan jalan solusi negara Indonesia-ULMWP duduk setara di satu meja perundingan damai yang dimediasi pihak ketiga di tempat yang netral, sebagaimana penyelesaian atas kasus Aceh GAM-RI yang merupakan pelajaran dan contoh terbaik bagi negara. Semoga!

Waena, 09 September 2019. Waktu 20:20 Wit (Waktu Indonesia Timur).

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun