Mohon tunggu...
Ufia Ardina
Ufia Ardina Mohon Tunggu... -

bermanfaatlah walau hanya sekali sebelum mati.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Gifted Children

16 Juni 2015   23:20 Diperbarui: 17 Juni 2015   05:58 309
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Pendidikan Anak Berbakat (Gifted Children Education)

Pendidikan anak berbakat di Indonesia belum mendapat perhatian yang serius, baik dari orang tua, guru dan para pelaku pendidikan di Indonesia. Pendidikan anak berbakat di tujukan untuk anak-anak yang mempunyai bakat khusus, baik dalam bidang olahraga, seni, tari dan bakat keterampilan lainnya, semua sesuai dengan kriteria dan karakteristiknya masing-masing. Setiap anak pasti mempunyai bakat yang berbeda-beda dan tidak sembarangan menyamakan bakat tersebut, sehingga harus mendapatkan pendidikan anak berbakat. Tidak bisa dipungkiri bahwa semua anak merupakan anak berbakat yang dianugerahkan oleh Allah Swt kepada mereka bakat yang berbeda-beda.

Karakteristik dan Pola Pikir Anak Berbakat

Anak berbakat kreatif dengan daya imajinasi yang kuat, pemikiran yang orisinal, kemandirian, dan minat yang luas dapat melibatkan diri secara intensif dalam berbagai masalah dan menghasilkan ide dan produk yang menarik. Di pihak lain, ciri-ciri mereka untuk mempertanyakan, bersikap kritis, ketidakpuasan dengan otoritas, kebosanan dengan tugas-tugas rutin, dan kemampuan untuk “melihat dari sudut tinjau lain” dan “selalu melihat kemungkinan lain” dapat mengakibatkan ketegangan dan ketidaknyamanan dalam hubungan dengan orang dewasa dan teman sebaya. Ditambah lagi dengan data penelitian yang menunjukkan bahwa banyak anak berbakat yang prestasinya di bawah potensinya, merupakan tantangan bagi pendidikan untuk membantu anak berbakat kreatif menjalin hubungan sosial yang efektif, di rumah, dan di sekolah, serta dapat mengembangkan, mengungkapkan, dan mewujudkan potensi kreatifnya yang bermakna.

Seperti contoh kasus pada salah satu anak usia sekolah berusia 10 tahun menunjukkan prestasi di bawah rata–rata, namun ia memiliki taraf inteligensinya cukup tinggi , banyak minat dan hobi, dan dalam diskusi kelas sering memaparkan gagasan yang orisinal. Dalam kegiatan diluar kelas dengan teman sebaya sering tampil sebagai pemimpin. Sebenarnya ia memiliki dasar pengetahuan yang cukup luas, tetapi ia kurang tekun dan rajin dalam membuat tugas–tugas di dalam kelas dan pekerjaan rumah. Ia ingin masuk perguruan tinggi, tetapi melihat keadaan sekarang, walaupun memiliki potensi intelektual dan kreatif yang tinggi, sulit diharapkan bahwa ia dapat diterima. Contoh kasus ini dapat terjadi jika anak berbakat kreatif tidak didukung oleh lingkungan rumah dan/atau sekolah. Lingkungan yang paling sering menimbulkan masalah bagi anak – anak ini adalah yang ekstrem “terlalu membatasi” (otoriter) atau “terlalu permisif”.

Langkah Strategis Pendidikan Anak Berbakat dalam kemajuan Bangsa

Jadi Kehadiran anak berbakat dengan potensinya yang bermakna sangatlah merugikan jika potensi yang dimiliki anak tersebut tidak diakomodasi dan didorong untuk berkembang sehingga dapat berguna dalam kemajuan bangsa dan negara. Oleh karena itu, pendidikan anak berbakat membutuhkan dukungan dari masyarakat, antara lain sebagai berikut.

  1. Membutuhkan kepedulian dari masyarakat terhadap pengembangan potensi anak berbakat. Apabila kepedulian ini kurang atau tidak ada maka potensi anak tersebut menjadi mubazir, maksudnya anak berbakat berada di bawah potensi kemampuannya.
  2. Membutuhkan pengembangan sumber daya manusia berbakat. Usaha pengembangan sumber daya manusia berbakat merupakan pengakomodasian serta pengembangan aset bangsa karena anak-berbakat ini dapat menjadi penopang dan pendorong kemajuan bangsa karena potensi yang dimilikinya berkembang secara optimal.
  3. Anak berbakat membutuhkan keserasian antara kemampuannya dengan pengalaman belajar. Oleh karena itu, pendidikan perlu mewujudkan lingkungan yang kaya pengalaman sehingga dapat memenuhi perkembangan anak berbakat. Anak-anak berbakat memiliki perspektif masa depan yang jauh berbeda dengan orang lain.
  4. Membutuhkan usaha untuk mewujudkan kemampuan anak berbakat secara nyata (real) melalui latihan yang sesuai dengan segi keberbakatan anak berbakat itu sendiri.

Program pendidikan untuk anak berbakat

Virget S. ward menjelaskan bahwa pendidikan bagi anak-anak yang berbakat perlu perhatian yang saksama. Dia mengajukan argumentasi sebagai berikut : Persepsi demokrasi menghendaki pemberian kesempatan yang luas bagi anak dan pemuda berbakat dengan potensinya yang melebihi anak-anak normal agar dia dapat berkembang lebih baik. Keberhasilan pendidikan bagi anak-anak dan pemuda yang berbakat memberikan dukungan dan sumbangan terhadap masyarakat.

Selama ini system pendidikan kita (terutama di sekolah-sekolah) kurang memperhatikan pendidikan bagi anak-anak yang berbakat ini. Ketidakpedulian ini dapat dianggap sebagai suatu kegagalan dalam pendidikan. Selanjutnya virget menyatakan bahwa :

  1. Diperlukan program khusus untuk anak yang berbakat
  2. Dibutuhkan teori tentang pengalaman pendidikan, mana praktek pendidikan yang berhasil dan mana praktek pendidikan yang gagal untuk anak-anak yang berbakat.

Daftar pustaka

  1. Jhon W. Santrock, Psikologi Pendidikan, edisi kedua, kencana, Jakarta, 2011Oemar Hamalik, Psikologi belajar dan mengajar, Sinar Baru Algensindo, Bandung, 2010.
  2. Oemar Hamalik, Psikologi belajar dan mengajar, Sinar Baru Algensindo, Bandung, 2010.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun