Mohon tunggu...
Adhel
Adhel Mohon Tunggu... Mahasiswa

mahasiswa fakultas pertanian universitas hasanuddin

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Mahasiswa KKN UNHAS Ajak Warga Bulo ubah Limbah Tempurung Kelapa Menjadi Bahan Alternatif Pembuatan Briket

1 September 2025   10:18 Diperbarui: 1 September 2025   09:21 48
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Penyerahan produk dan buku saku kepada kepala Desa Bulo

Kelurahan Bulo, 30 Agustus 2025 --- Mahasiswa Universitas Hasanuddin yang tergabung dalam program Kuliah Kerja Nyata Tematik (KKNT) Gelombang 114 menginisiasi kegiatan edukatif di Desa Bulo, Kabupaten Sidenreng Rappang. Kegiatan ini mengangkat tema pemanfaatan Tempurung Kelapa Sebagai Bahan Baku Alternatif Pembuatan Briket, sebagai upaya mendukung gaya hidup berkelanjutan dan bermanfaat bagi keluarga dan masyarakat.

Dalam kegiatan tersebut, warga diajak untuk membuat suatu produk dari limbah tempurung kelapa sebagai bahan bakar alternatif untuk kebutuhan rumah tangga yang ramah lingkungan, ekonomis, dan mudah dibuat. Pemanfaatan limbah tempurung kelapa ini tidak hanya membantu mengurangi pencemaran lingkungan, tetapi juga memberikan solusi energi yang efisien dengan daya bakar tinggi dan tahan lama. Selain itu, produksi briket membuka peluang usaha bagi masyarakat, mendorong kemandirian ekonomi lokal, serta menjadi alternatif pengganti bahan bakar konvensional yang lebih mahal dan tidak ramah lingkungan.

"Tujuan utama kegiatan ini adalah untuk menyediakan sumber energi yang murah, ramah lingkungan, dan mudah diakses bagi rumah tangga dan masyarakat, terutama di daerah yang masih bergantung pada bahan bakar konvensional. Selain mengurangi limbah organik dan menjaga kebersihan lingkungan, kegiatan ini juga membuka peluang usaha, mendorong kemandirian energi, serta meningkatkan kesejahteraan dan ketahanan energi masyarakat.," ujar Nurila Burmul, mahasiswa pelaksana program dari Universitas Hasanuddin.

Kegiatan dilakukan dalam bentuk penyuluhan dan pelatihan teknis, di mana peserta diajak mencoba langsung proses pembuatan Briket mulai dari pembakaran, pemisahan arang tempurung kelapa ke tempat pengeringan, penumbukan/penghancuran arang menjadi serbuk, pengayakan, pencampuran lem/perekat serbuk arang yang sudah halus, sampai dengan pencetakan dan pengeringan briket. Proses ini berlangsung selama dua minggu hingga briket kering dan siap untuk digunakan.

Respons dari masyarakat sangat positif. Banyak warga merasa terbantu karena proses ini tidak memerlukan modal besar dan hasilnya bisa langsung digunakan untuk kebutuhan rumah tangga. Selain itu briket juga tahan lama dan bisa di simpan berbulan-bulan.

Warga pun berharap kegiatan semacam ini dapat berlanjut karena tidak hanya memberi pengetahuan baru, tetapi juga menumbuhkan kepedulian terhadap lingkungan. Edukasi seperti ini dinilai sangat penting.

Penyerahan produk dan buku saku kepada kepala Desa Bulo
Penyerahan produk dan buku saku kepada kepala Desa Bulo

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun