Di Homestay ini pun,  tamu bisa di antar ke lokasi wisata yang agak jauh. Herman, penjaga homestay di sini,  enggan menyebutkan berapa jasanya  untuk mengantarkan tamu ke pantai Tanjung Aan dengan motor miliknya. "Terserah saja," katanya agak malu malu.Â
Di luar penginapan, banyak travel yang menyediakan transportasi dengan harga professional. Itu yang bisa dijadikan pegangan, agar tidak membayar terlalu murah pada orang-orang yang sudah berbaik hati menawarkan waktu dan tenaganya ini. Mereka juga tidak keberatan mengantar ke Bandara misalnya.
"Tapi kadang ada tamu yang malah minta travel di luar penginapan. Mereka takut kami memberikan jasa lebih mahal," Kata Farid, salah seorang penjaga homestay. Padahal jasa mengantar ke bandara Praya Lombok dengan motornya hanya 50 ribu, plus oleh-oleh jambu yang dipetik dari rumahnya.
Namun negosiasi bisa dilakukan pada pemilik homestay, pindah kamar, dari kamar  seharga 80 ribu ke kamar harga 100 ribu, yang jauh lebih baik. Ini bisa dilakukan karena jenis homestay yang bisa dibayar pada saat kedatangan.
Resiko mati lampu atau tidak ada air karena pompa macet, juga bisa terjadi di homestay. Umumnya homestay tidak memiliki fasilitas genset. Sebab itu, kebutuhan utama, air, sebaiknya dipastikan selalu tersedia di kamar, sebelum tidur.Â
Khawatir saat malam mati lampu dan air tidak mengalir, kebutuhan panggilan alam untuk ke toilet terjadi.  Pemesanan kamar homestay melalui aplikasi online  sebaiknya hanya untuk satu malam dahulu. Karena bisa tidak cocok soal fasilitas, bisa juga tidak cocok soal lokasi. Jika ternyata cocok, barulah perpanjang. (Uci Anwar)