Mohon tunggu...
Uci Anwar
Uci Anwar Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Karena Hidup Harus Bermanfaat.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Musyawarah Besar yang Benar-benar Musyawarah

21 Januari 2020   13:45 Diperbarui: 21 Januari 2020   15:19 553
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ada yang asyik dalam perhelatan Mubes (Musyawarah Besar) Ikatan Alumni SMAN 9 Bandung,  Sabtu 18 Januari 2020, di Hotel Citarum, Jalan Citarum Bandung. Wajah Indonesia yang sesungguhnya kembali muncul. Wajah masyarakat yang selalu bergotong royong, menghasilkan sebuah keputusan lewat musyawarah, sebenar-benarnya musyawarah, sehingga menjaga harga diri semua orang. Tak ada yang terluka.

Adalah Amran Alie, seorang yang perduli pada almamaternya, lulusan angkatan 1977, dilanda resah menjelang berakhirnya masa jabatan ketua Ika sebelumnya,  Yos Faizal Husni, periode 2016-2019.  Jabatan ketua IKA sebuah alumni sekolah menengah adalah jabatan "sosial", bukan jabatan basah atau menguntungkan dari segi materi. Bahkan sebaliknya, selain tenaga dan pikiran, juga sejumlah dana sering keluar dari  kocek pribadi.

dokpri
dokpri
Amran, mendapati tak ada satu orangpun bersedia maju untuk mengisi jabatan "tak strategis" tersebut. "Hingga akhirnya saya temukan seorang calon. Saya pikir cocok untuk menjadi ketua Ika," ujar Amran, yang seorang psikolog lulusan Universitas Padjadjaran ini.

Membujuk calon untuk mau duduk di jabatan tersebut, tidak semudah membalikan telapak tangan. Calon pertama yang ditemukannya adalah seorang jendral bintang 3, Mayjend TNI Dudung Abudrachman, S.E,MM.  Lulusan SMA 9 angkatan 1985 ini, tengah berada di puncak karirnya, sebagai Gubernur Akmil di Magelang. Juga menduduki beberapa jabatan sebagai ketua di beberapa organisasi sosial.

dokpri
dokpri
Latar belakang ilmu psikologi, membuat Amran berhasil membujuk Dudung untuk mau menjadi calon ketua IKA periode 2020-2023. Masalah belum selesai. Tentu tidak elok sebuah mubes hanya  menampilkan seorang calon ketua. Hingga detik-detik terakhir pendaftaran, tak satu jua bakal calon lainnya yang berani, mau dan siap muncul. "Bingung saya," kata Amran Alie,  Ketua Panitia Mubes, sekaligus Ketua Sidang Mubes.

Dua hari menjelang mubes, hati Amran terlonjak senang. Nama Milly Malia Mildawani muncul. Nama ini  disodorkan oleh angkatan tahun 1983. Dia seorang perempuan aktivis, aktif di berbagai kegiatan musik di Kota Bandung, juga seorang Redaktur senior Koran "Pikiran Rakyat" yang dalam masa persiapan pensiun (MPP).

"Saya dijongklokin (didorong sebagai "korban")  oleh teman teman angkatan," kata perempuan periang ini. Kendati enggan, karena namanya sudah terlanjur dimunculkan, maka dia mencoba bertanggung jawab pada angkatannya. Dia datang, dengan gagah berani memaparkan misi dan visinya di atas podium.

dokpri
dokpri
dokpri
dokpri
"Tapi jujur, saya tau saya bakal kalah. Lha lawannya jendral, saya mah apa," katanya tertawa berderai. Di atas kertas dia sudah berhitung kalah, namun penasaran juga ingin tau berapa persen kekalahannya.

Inilah yang disebut di atas sebagai sebuah keasyikan masyarakat Indonesia. Sebuah masyarakat gotong royong, dengan ciri penuh empati, agar tidak membuat tetangganya, saudaranya atau temannya terluka.  Komisi C yang mengupas tata tertib, di akhir sidang mengusulkan agar dilakukan musyawarah untuk mufakat, dan menghindarkan cara voting. Semua peserta sidang langsung melakukan "koor suara" setuju.

dokpri
dokpri
Diusulkan pula untuk menerima permintaan calon ke dua, Milly Malia, dalam pemaparan misi dan visi yang menyatakan bersedia membantu secara penuh kebijakan dan kegiatan IKA, dengan catatan Dudung sebagai Ketua IKA. "Artinya, Teh Milly  setuju jika Kang Dudung yang menjadi Ketua," ujar Daud, angkatan 1977, juru bicara dari Komisi C.  

Usulnya disambut tepuk tangan bergemuruh, dan suara setuju seluruh peserta. Dterima oleh Ketua Sidang, Amran Alie, dan ketuk tangan ke meja sidang, ( karena palu tak tersedia), pertanda sah. Dudung sebagai Ketua, Milly sebagai Sekjen atau Wakil Ketua.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun