Mohon tunggu...
Uce Prasetyo
Uce Prasetyo Mohon Tunggu... -

Tertarik diskusi untuk pembelajaran hidup dan saling memberi manfaat.

Selanjutnya

Tutup

Healthy

BPJS Kesehatan Mau Kemana? Antara harapan dan Kenyataan

28 Januari 2014   17:39 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:22 609
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Filsafat Cina menggabarkan kehidupan dunia ini seperti roda bulat yang terus berputar mempuyai 2 sisi gelap dan terang (YIN YANG). Akan selalu ada periode atau kondisi manusia yang dewasa, bekerja, produktive, kaya, dll. Dan juga akan selalu ada yang mengalami periode atau kondisi anak-anak, tua renta, pengangguran, pensiun, miskin, dll. Dinegara manapun dari dulu hingga sekarang, polanya sama, ada yg kaya dan ada pasti ada yg miskin.

Kondisi kehidupan yang pertama lebih cenderung punya biaya (bisa memenuhi kebutuhanya), sedang periode lainya cenderung sebaliknya.

Disisilainya, kecelakaan, penyakit, kematian, bisa terjadi kapanpun dan kepada siapapun, tidak pandang bulu. Begitu pula sandang, pangan dan papan, akan jadi kebutuhan mutlak siapapun, tak peduli orang kaya, bokek, pengangguran selama masih hidup didunia, membutuhkanya.

Zaman dulu, kebutuhan dasar manusia relative sederhana, jumlahnyapun tak seberapa. Upaya memenuhi kebutuhan dasar sering bisa dilakukan sendiri, kalaupun perlu upaya orang lain dilakukan dengan cara barter, baik barter barang atau tenaga (gotong royong). Jadi barter adalah upaya tukar menukar manfaat untuk bisa saling memenuhi kebutuhan masing-masing manusia.

Zaman sekarang, bentuk, kualitas, variasi dan kuantitas kebutuhan manusia meningkat sangat tajam, dan akan terus meningkat tidak ada puasnya. Taruhlah kebutuhan dasar dari makanan, pakaian, dan rumah (papan) generasi sekarang, dengan generasi tahun 40 tahun lalu sudah jauh sangat berbeda. Apalagi bila dibandingkan dgn generasi zaman kerajaan dulu atau prasejarah. Dan kebutuhan generasi 50tahun kedepan, juga tidak akan sama dengan generasi sekarang.

Barter sebagai upaya tukar menukar kebutuhan, sekarang dipandang sudah tidak efektive lagi, sehingga barter hampir punah digantikan dengan alat yang disebut UANG.

Bentuk fisik uangpun berubah rubah, dulu berupa batu tertentu, lalu logam, sekarang kertas, dan kedepanya bisa jadi hanya chip atau virtual. Tapi hakekatnya sama, bahwa UANG secara fisik adalah materi. Secara filosofis atau fungsi, uang adalah poin dari hasil memberi manfaat ke orang lain dan atau poin untuk meminta / menerima manfaat dari orang lain.

Secara alamiah, apapun yang kita minta diberikan atau dilakukan orang lain untuk memenuhi kebutuhan kita, (secara umum) harus diimbangi dengan upaya kita untuk memberikan sesuatu agar kebutuhan orang lain bisa terpenuhi pula. Bahasa praktisnya harus diBAYAR. Taruhlah, kita butuh makan, pakaian, berobat, bahkan matipun, perlu biaya yang harus dibayar.

Bagaimana bila kita tidak bayar? Maka pasti ada orang lain yang harus membayarnya entah keluarga, pacar, teman, caleg, pemerintah atau orang / lembaga yg memberikan pelayanan itu sendiri.

Kalau keseimbangan alamnya, semua harus saling MEMBAYAR. Bagaimana dengan orang miskin, pengangguran, tua renta (pensiun), yang pastinya mereka juga bisa sakit, dan pasti perlu kebutuhan dasar? Karena mereka tak punya simpanan point manfaat (UANG UNTUK MEMBAYAR). Apakah mereka dibiarkan saja oleh masyarakat (NEGARA), bila butuh berobat saat sakit. Dibiarkan kelaparan, kehujanan, tanpa berpakaian saat tua rentanya?
Agar masalah-masalah social itu terjadi maka negara sekarang sedang membuat system jaminan social nasional (SJSN).

System Jaminan Sosial ini dibuat merujuk pada praktik bernegara yang dilakukan oleh Nabi Yusuf (YOESEP). Saat menjadi menteri negara, Nabi Yusuf membuat kebijakan bahwa saat panen berhasil, rakyat diwajibkan untuk menyimpan hasil panennya dengan jumlah tertentu dilumbung negara, dan saat masa paceklik simpanan itu baru dipergunakan. Hasilnya adalah saat masa paceklik besar dan panjang, hanya negara Mesirlah yg masih makmur, bangsa sekitarnya termasuk Israel, berduyun-duyun mencari makan ke Mesir.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun