Bahkan rumusan sila pertama Pancasila, yaitu "Ketuhanan Yang Maha Esa" tidak terlepas dari peran beliau,  yag merepresentasikan  "Kewajiban Menjalankan Syariat Islam bagi Pemeluknya".Â
Setelah Indonesia merdeka, beliau 2 kali menjabat sebagai Menteri Agama, yaitu pada periode pertama pada tahun 1945, dan periode kedua selama kurang lebih 2,5 tahun pada akhir 1949 hingga pertengahan 1952.Â
Pada hari Sabtu tanggal 18 April 1953, KH Wahid Hasyim meluncur ke Sumedang untuk sebuah keperluan, namun dalam perjalanan tersebut, tepatnya daerah Cimindi, jalan antara Cimahi dan Bandung, saat itu sedang cuaca hujan ditambah dengan kabut yang mengakibatkan gangguan pandangan, terjadi kecelakaan yang menyebabkan meninggalnya KH Wahid Hasyim. pada saat beliau meninggal, sang istri sedang mengandung anak keenam mereka, yaitu Hasyim Wahid.Â
Kecelakaan yang mengakibatkan salah satu tokoh yang berperan sangat vital bagi perjuangan kemerdekaan Republik Indonesia pun meninggal, dan Indonesia sangat kehilangan saat itu. Banyak pihak yang mengatakan apabila orang baik seringkali "dipanggil" Yang Maha Kuasa dengan cepat, dan memang kejadian saat itu menggambarkan hal tersebut.
 Demikian sedikit yang dapat saya tuliskan mengenai KH Wahid Hasyim, yang merupakan tokoh penting bagi perjuangan kemerdekaan Republik Indonesia, dan salah satu puteranya yaitu Kyai Haji Abdurrahman Wahid mampu menjadi Presiden ke-4 Republik Indonesia di masa yang sangat sulit, yaitu pada saat terjadinya reformasi 1998, dan tidak semua orang mampu mengemban tugas seberat itu, dimana harus memimpin sebuah negara yang baru saja mengalami yang yang bisa dikatakan sebagai "revolusi kecil".Â
Tidak terasa sudah 106 tahun yang lalu tanggal kelahiran KH Wahid Hasyim, namun jasa beliau untuk Indonesia tidak akan pernah hilang. Gajah mati meninggalkan gading, manusia wafat meninggalkan nama. Ingat untuk tetap jaga kesehatan, juga taati peraturan Pemerintah selama pandemi Covid-19. Semoga bermanfaat, dan salam hangat untuk semua!