Mohon tunggu...
Setiadi Ranutinoyo
Setiadi Ranutinoyo Mohon Tunggu... -

Ikut membangun perpustakaan IKJ-LPKJ (1975 - 1982); menjadi redaktur majalah pertanian Trubus (1982-1990); sebagai redaktur pelaksana majalah pertanian Tumbuh (1990 - 1994)dan merangkap sebagai redaktur pelaksana Tabloid Warta Usaha Kadin Indonesia (1990 - 1995); ikut membangun Perpustakaan dan Dokumentasi Taman Buah Mekarsari (1995 - 2000); sebagai penulis bebas; menulis buku buku pertanian sejak 1982 - sekarang yang diterbitkan oleh penerbit buku Penebar Swadaya dan Majalah Flona. Selain itu, bersama Tim Agrimina Kultura, menulis buku perikanan yang diterbitkan Gramedia Pustaka Utama

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Kencing Manis, Minum Dandang Gendis dan Kunyit

8 Oktober 2013   13:34 Diperbarui: 24 Juni 2015   06:49 3893
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1381213946503884438

Tahukah Anda…

Lingkungan di sekitar kita menyimpan sumber daya hayati yang bermanfaat dan berkhasiat bagi kesehatan. Maka tak salah bila ada yang mengatakan, tumbuhan liar bak rangkaian mutiara biologi yang terlantar sia sia. Keberadaannya dianggap sebagai gulma bak musuh kehidupan tanaman lain makanya harus dimusnakan. Hal ini taramat naïf, apalagi bila dikaitkan dengan cerita … Selengkapnya

[caption id="attachment_283874" align="aligncenter" width="300" caption="Tumbuh liar di sekitar rumah"][/caption]

Kencing Manis, Minum Dandang Gendis dan Kunyit

Pengidap kencing manis alias diabetes, cobalah minum rebusan dandang gendis atau ki tajam atau Clinacanthus nutans Lindausin. C. burmani Nees; Beloperone futgina Hassk.tanaman yang tumbuh liar di kebun kebun,  lahan kosong, atau di tempat tempat yang tidak terawatt.

Dalam kegiatan kerja bakti, secara tidak sengaja, betis bawah kaki kiri tergores potongan bambu yang menyebabkan luka kecil berdarah. Luka dicuci bersih lalu dikompres dengan cairan betadine dan ditutup kapas kasa. Setelah itu kegiatan kerja bakti dilanjutkan lagi sampai selesai di tengah hari.

Keesokan harinya, bagian luar luka goresan mengering. Namun di pinggiran sepanjang goresan tampak memerah dan sedikit bengkak. Wah infeksi ! Itu yang terpikirkan di kepala. Agar tidak bertambah parah, luka dibersihkan lagi dan dikompres dengan cairan  betadine, lalu diolesi salep antibiotik dan ditutup kapas kasa.

Pada hari ketiga, bagian yang memerah semakin membengkak, kelihata melepuh seperti lepuhan terkena jilatan api. Seminggu setelah goresan awal, kulit yang melepuh kian melebar. Menurut seorang kenalan, luka dengan gejala itu merupakan gejala  awal bagi mereka yang mengidap kencing manis. Karena penasaran  dilakukan pemeriksaan darah dan air seni ke laboratorium. Hasilnya, “positif”…!

Saran kenalan itu, cobalah minum rebusan daun tanaman , namanya tidak tahu, tapi gampang ditemukan karena tumbuh liar di kebun kebun, di lapangan atau lahan kosong. Beberapa waktu kemudian, ditemukanlah tanaman itu di Kebun Koleksi Tanaman Obat di Kebun Raya Bogor (belakang Rumah Anggrek). Nama tanaman ini adalah gendis atau dandang gendis (Jawa) atau  ki tajam (Sunda).

Selain minum rebusan daun tanaman itu , disarankan juga minum air sari rimpang kunyit. Hasilnya menggembirakan. Setelah tiga kali minum dalam sehari selama tiga hari, bagian yang melepuh hilang, meskipun masih ada tanda pembengkakan. Tiga hari setelah itu, bagian yang bengkak mengempes dan lukanya mengering…!

Dandang gendis

Dalam bahasa Jawa “gendis” adalah gula dan “dandang” tempat untuk menanak nasi. Jadi  “dandang gendis” maksudnya “tempat untuk menanak gula “ ?  Itulah yang mungkin perlu dicari korelasi antara “dandang” dan “gendis” dengan khasiatnya untuk bisa mengatasi kencing manis.

Nama ilmiahnya Clinacanthus nutans Lindau  sinonim  C. burmani Nees, Beloperone futgina Hassk. Tanaman itu merupakan tumbuhan perdu tahunan. Tingginya bias 2,5 meter. Berakar tunggang berwarna putih kotor. Daunnya lanset, tunggal berhadapan, ujungnya runcing, pangkal membulat, pinggiran atau tepi bergerigi atau berlekuk lekuk seperti mata gergaji. Panjang daun 8 – 12 cm dan lebarnya 4 – 6 cm. Tulang daun menyirip warnanya hijau. Batangnya berkayu lunak, tegak, silindris, beruas, berwarna hijau. Tanaman tumbuhnya cenderung meninggi. Sampai ketinggian tertentu lebih dari semeter belum menampakkan bunganya.

Bagian tanaman yang berkhasiat sebagai obat adalah daunnya. Tanaman ini mengandung saponin dan polifenol, yang secara umum bersifat antara lain: antiseptik dan aromatikum, mencegah infeksi dan tumbuhnya jamur, membantu mengatasi diabetes, penyegar dan penguat tubuh, pelancar peredaran darah, membantu mengatasi anemia, serta mengurangi pembengkakan.

Halnya dengan khasiat saponin dalam  “gendis”, ialah, bisa menghambat pertumbuhan kanker kolon dan membantu menormalkan kadar kolestrol. Sedangkan polifenol merupakan asam fenolik dan flavonoid yang bersifat antimikroba serta menurunkan kadar gula darah. Khasiat “gendis” sebagai antidiabetes, pernah diteliti pakar dari Indonesia (ITB, BBPT) dan Thailand.

Kunyit atau kunir

Dikenal dengan nama ilmiah Curcuma domestica Val. sinonim C. longa Auct. var. macrophylla. Rimpang tanaman ini sudah dikenal masyarakat secara turun temurun sebagai bahan obat tradisional atau jamu dan juga bisa untuk campuran bumbu masakan. Bagian rimpang yang berkhasiat adalah “rimpang induk”.  Sedangkan “rimpang cabang” untuk bumbu. Di dalam rimpang itu terkandung minyak atsiri 3 – 5%, kurkumin, pati, tanin, dan damar.

Sebagai bahan obat, rimpang kunyit digunakan untuk merangsang nafsu makan, mengobati sakit perut dan mencret. Selain itu digunakan juga untuk obat pencahar, antiseptic, anti pendarahan, juga mengobati borok dan koreng, serta melancarkan aliran darah, melarutkan penggumpalan darah.

Kaitannya dengan kencing manis, tampaknya lebih kepada pencegahan terhadap perembetan luka (borok) kencing manis. Hal ini karena kandungan kurkumin dalam rimpang kunyit. Kurkumin bersifat anti-inflammatory (anti pembengkakan), anti-tumor, anti-infeksi, konon juga sebagai penghalang aktivitas virus HIV (antiHIV). *- (Pengalaman nara sumber di tambah dengan sumber lain:  http://bebas.vism.org/v12/ttg tanaman obat/depkes/buku1/1-077.pdf; http:fa.itb.ac.id.php?id=jbptitbfa-gdl-sl-20005-rikarendri-1272; http://www.iptek.net.id/ind/pd tanobat/view.php?mnu=28id=287; http://www.nioch.nsc.ru/conf2004/oral/icnpas/taylor.pdf)

Resep dan penggunaan

1.Resep daun “dandang gendis”

a.Berdasarkan pengalaman dari pengisah di atas

*. Ambil 17 - 21 lembar daun segar (jumlahnya ganjil)

*. Cuci bersih

*. Rebus ke dalam dua gelas air sampai airnya tinggal segelas

*. Dinginkan, saring, dan minum

*. Takaran itu untuk sekali minum dalam sehari

*. Keesokan harinya dilakukan cara yang sama.

Setelah tiga hari minum, berdasarkan pengalaman di atas, luka yang melepuh mulai mengempes dan  mengering. Setelah ini penggunaan ramuan dihentikan. Dalam waktu seminggu luka betul betul sembuh meskipun meninggalkan belang bekas luka yang menghitam warnanya.

b.Resep dari Departemen  Kesehatan (sekarang Kementrian Kesehatan)

*. Ambil  7 – 15 gram daun segar (jumlahnya ganjil)

*. Cuci bersih

*. Rebus ke dalam 110 ml air selama 15 menit atau airnya tinggal 100 ml.

*. Dinginkan, saring, dan minum

*. Takaran itu untuk sekali minum dalam sehari

2.Resep rimpang kunyit

*. Ambil satu kilogram “rimpang induk” kunyit

*. Dicuci bersih (kulit jangan dikupas)

*. Bagilah menjadi 10 bagian (perbagian 100 gram)

*. Setiap hari ambil satu bagian

*. Rimpang diparut

*. Hasil parutan masukkan ke dalam gelas besar.

*. Rebus air hingga mendidih betul

*. Air rebusan dituang ke gelas yang berisi parutan rimpang kunyit itu,  lalu tutup rapat (jangan sampai

uapnya keluar)

*. Biarkan seduhan ini menjadi hangat hangat kuku dan ampas kunyit sudah larut atau mengendap ke

bawah.

*. Setelah mengendap, tuang air bagian atas ke gelas lain, dan bisa langsunhg diminum. Sisa air bagian

bawah (endapan) dibuang.

*. Cara serupa diulang sampai 10 bagian rimpang digunakan  semua. Menurut pengalaman di atas, luka

sudah mengering (sembuh) sebelum bagian yang ke-10 digunakan.

Selain cara itu bisa juga digunakan dengan cara berikut:

*. Ambil “rimpang induk” kunyit satu ibu jari

*. Cuci bersih

*. Diiris iris (disayat) tipis

*. Rebus ke dalam seliter air

*. Tambahkan garam setengah sendok teh

*. Setelah air mendidih betul matikan api

*. Biarkan sampai hangat hangat kuku atau dingin

*. Saring lalu minum

*. Takaran minum setengah gelas perhari

*. Ramuan diminum sampai habis.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun