Mohon tunggu...
Mustyana Tya
Mustyana Tya Mohon Tunggu... Jurnalis - Penulis, jurnalis dan linguis

Seorang pejalan yang punya kesempatan dan cerita

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

Jelajah Hutan Ramang-ramang, Amazon-nya Sulawesi Selatan

18 Februari 2021   15:11 Diperbarui: 21 Februari 2021   03:31 910
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kedua kali ke Makassar saya punya banyak pengalamannya yang nyebelin sekaligus mengesankan di tengah panasnya Piplres. Kali ini meliput safari politik Sandiaga Uno di Makassar. Tapi sebelum itu, saya sudah punya rencana untuk bisa ke Ramang-ramang makanya saya minta datang lebih pagi dibanding kelompok lainnya. 

Setelah sampai di Makassar berdua saja dengan rekan saya memutuskan ke hotel dulu. Sebenernya itu pilihan yang salah karena malah makin menjauhi Ramang-ramang. Tapi ya sudahlah karena kita mikirin barang bawaan juga akhirnya ke hotel dulu taro barang karena kita juga naek grab kan dan belum dikasi mobil. 

Ramang-ramang

Tapi gara-gara kelompok lainnya denger kita ke Ramang-ramang makanya mereka dari bandara langsung pengen ikutan juga dan nyusulin kita yang pergi pake Grab. Ternyata waktu sampai saya dan kelompok lain hampir barengan. Yah kalau kayak gini mah tadi terbang bareng mereka aja ya. 

Saya juga langsung mau menunggu mereka karena pas sampe sana biaya sewa perahu sampai Rp 200 ribu - 400 ribu. Yah, gak ada pilihan lain selain nungguin mereka karena bakal dibayarin sama kantor kan. Soalnya buat berita juga. 

Setelah bertemu dengan kelompok selanjutnya kita mulai petualangan eksplorasi Ramang-Ramang. Naik di perahu ini kita kayak menjelajah ke dunia lain. Ada yang pernah bilang kayak masuk ke Jurassic Park atau Amazon. Mirip-mirip sih dengan batuan kars hijau yang tinggi-tinggi. 

Perahu pun membelah sungai yang tenang dengan kanan kiri pohon nipah yang rapat jadi kayak masuk di film anaconda atau crocodile hahha... yang emang keren banget sih kalau jadi lokasi syuting film binatang buas wkwkwk..

Perjalanan selama 40 menit ini kita udah ribut gantian foto di ujung perahu, ciamik banget hasilnya dengan latar batu kars. Trus ada beberapa spot yang bikin kita berseru wooow wooow hahaha...

Pertama itu saat kanan kirinya pepohonan rapet banget sampai serasa membentuk lorong. Satu lagi pas masuk ke dalam lorong batu wahhh gila sih keren abis.

Dok. pribadi
Dok. pribadi
Ternyata lorong batu ini menandai kita sudah sampai di Desa Barau, jadi desa dengan sawah dan tempat start kalau mau treking ke gua-gula lagi yang juga gak kalah historis karena punya peninggalan prasejarah. Wooowww lagi. 

Selain itu ada juga gua kelalawar, tapi kalau mau ke banyak tempat perlu waktu setidaknya 2 hari dan kami enggak bisa. Maka jadilah kami cuma foto-foto cantik tanpa pergi lebih jauh. 

Sayang sih. Karena banyaknya situs kunjungan di sini ada cottege juga dan kafe. Cottegenya bagus dan kelihatan seru aja kalau bisa nginap di tengah tebing kars gini. Wow lagi. 

Dok. pribadi
Dok. pribadi
Saya ga bisa banyak ber-wow-wow lagi karena harus buruan balik ke Kota Makassar yang jaraknya sekitar 1,5 jam lewat tol. Sampai di sana kami makan Iga Karebosi yang konon terkenal itu. 

Perut merontak tapi sudah saya suruh bersabar karena kita mau makan enak nih. Tapi oh tapi iga bakar yang kelihatan menggiurkan ini pas digigit dingin bak sisa kemaren. 

Duh, jadi gak sedap rasanya. Untuk air kuah yang disediakan sebagai pedamping hangat dan gurih malah enakan ini daripada iga bakar berbumbu kacang itu. Rasanya pun tawar setawar saat gaji belum turun hahaha. 

Kecewa lah. Tapi yaudah udah masuk perut ini. Selanjutnya kita masih punya waktu panjang sampai malam. Asyik makanya saya langsung mikir lagi mau ke mana. Alhamdulillah tempat kami gak jauh-jauh dari pusat kota langsung aja saya tunjuk mau ke Benteng Fort Roterdam sebelumnya kami mandi dulu biar cakeup. 

Fort Rotterdam

Karena hari itu hari Sabtu maka benteng ini tumpah ruah jadi benteng perkumpulan muda mudi dari bocah SD sampai SMA. Ternyata mereka latihan karena mau ada acara di sini. Mereka pun numplek blek sama sejoli pacaran, selebgram lokal sampai turis celingak celinguk kayak saya. 

Masuk ke sini pun susah parkir, untung bapak driver gak sewot, saya sebenernya udah ketar ketir takut kalau dia gak suka saya pilih tempat ini. 

Dok. pribadi
Dok. pribadi
Bangunan beratap merah dan berkelir krem ini emang instagramable banget. Tapi berhubung ramenya minta ampun saya pun hampir menyerah jepret sana sini. Ternyata di dalamnya ada museum juga tapi sayang udah sore jadi tutup. 

Kita juga pun bisa pergi ke loteng yang disana ada meriam -meriam tapi lagi-lagi gak nyaman karena terlalu banyak orang. Cerita lainnya lihat di sini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun