Mohon tunggu...
Mutiara Dali Prastiwi
Mutiara Dali Prastiwi Mohon Tunggu... Mahasiswa

Mahasiswa Unisa Yogyakarta

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Keluarga Sebagai Pusat Pembelajaran dalam Kesehatan

27 September 2025   10:24 Diperbarui: 27 September 2025   10:55 15
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

[26/09/2025] - Alhamdulillah, segala puji hanya milik Allah Subhanahu wa Ta’ala yang telah melimpahkan nikmat iman, Islam, dan kesehatan kepada kita semua. Nikmat kesehatan adalah modal utama dalam menjalani kehidupan, karena dengan tubuh yang sehat manusia bisa beribadah dan berkarya dengan baik. Shalawat serta salam semoga selalu tercurah kepada junjungan kita, Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam, teladan mulia yang menunjukkan bagaimana menjaga keseimbangan antara ibadah, akhlak, dan kesehatan.

Keluarga sering disebut sebagai madrasah pertama bagi seorang anak. Dari lingkungan keluargalah anak belajar mengenal nilai, kebiasaan, dan pola hidup. Mereka belajar bukan hanya dari nasihat yang diucapkan, tetapi terutama dari contoh nyata orang tua.

Ketika orang tua terbiasa menjaga kebersihan, memilih makanan bergizi, dan meluangkan waktu untuk berolahraga, anak-anak pun akan meniru.

 Sebaliknya, ketika keluarga mengabaikan pola makan dan kesehatan, kebiasaan itu bisa melekat pada diri anak hingga dewasa.

Islam menaruh perhatian besar pada kesehatan. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman dalam Al-Qur’an:

“Dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan...”

(QS. Al-Baqarah: 195)

Ayat ini menjadi peringatan agar manusia menjaga diri dari hal-hal yang membahayakan kesehatan.

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam pun menegaskan dalam sebuah hadis:

“Tidak ada suatu nikmat setelah iman yang lebih baik bagi manusia daripada kesehatan.”

(HR. Ahmad)

Kedua dalil ini menunjukkan betapa pentingnya menjaga kesehatan, tidak hanya untuk diri sendiri, tetapi juga bagi keluarga sebagai amanah Allah.

Rumah adalah tempat paling efektif untuk menanamkan kebiasaan sehat. Hal-hal sederhana seperti membiasakan anak mencuci tangan sebelum makan, membatasi makanan instan, menyediakan menu sehat di meja makan, atau mengajak keluarga berolahraga ringan bersama, bisa menjadi sarana pembelajaran yang berharga. Anak-anak yang tumbuh dalam kebiasaan sehat akan terbawa pola itu hingga dewasa, menjadikannya bekal penting dalam menghadapi kehidupan.

Kesehatan adalah nikmat sekaligus amanah. Dari keluarga yang sehat, lahirlah masyarakat yang kuat. Karena itu, mari jadikan rumah kita sebagai pusat pembelajaran, bukan hanya dalam akhlak dan ibadah, tetapi juga dalam menjaga kesehatan. Semoga Allah memberi kita kekuatan untuk menjaga diri, keluarga, dan generasi penerus agar tumbuh menjadi insan yang beriman, sehat, dan bermanfaat bagi sesama.

Tempat terbaik untuk memulai kebiasaan sehat adalah di rumah.  Membiasakan anak untuk mencuci tangan sebelum makan, membatasi konsumsi makanan instan, menyediakan pilihan makanan sehat di meja makan, atau mengajak keluarga untuk berolahraga ringan bersama-sama, adalah tindakan sederhana yang dapat membantu anak belajar banyak.  

Anak-anak yang dibesarkan dengan kebiasaan sehat akan membawa kebiasaan itu ketika mereka dewasa, dan mereka akan menggunakannya sebagai bekal penting untuk bertahan hidup.  Kesehatan adalah tanggung jawab dan kepuasan.  

Masyarakat yang kuat berasal dari keluarga yang sehat.  Karena itu, mari kita menjadikan rumah kita sebagai pusat pembelajaran, bukan hanya dalam hal moral dan ibadah, tetapi juga dalam hal menjaga kesehatan.

Semoga Allah memberi kita kekuatan untuk menjaga diri kita sendiri, keluarga kita, dan generasi berikutnya agar tumbuh menjadi orang yang beriman, sehat, dan bermanfaat bagi sesama.

Artikel ini merupakan tugas kultum PESPAMA Universitas 'Aisyiyah Yogyakarta.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun