Mohon tunggu...
Mas Titus
Mas Titus Mohon Tunggu... karyawan swasta -

An eagle-scorpion, a provocative mystic, and a happy single-living magnet

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Adam Berasal Dari Borneo (Kajian Quran)

12 Oktober 2014   03:47 Diperbarui: 17 Juni 2015   21:25 6869
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Namun tafsir tersebut masih berupa persepsi (prasangka), sedangkan kita meyakini bahwa quran sebagiannya menjelaskan sebagian yang lain, dan sebagiannya menguatkan sebagian yang lain.

Di ayat manakah kita mendapatkan penjelasan atas frasa:

"Kami tidak menjadikan bagi mereka dari bawah (sinar matahari), suatu tudung/penutup"?

Satu-satunya penjelasan atas keadaan terpapar sinar matahari dapat ditemukan di ayat berikut:

Maka Kami berkata: “Hai Adam, Sesungguhnya Ini (iblis) adalah musuh bagimu dan bagi pasanganmu. Maka sekali-kali janganlah sampai ia mengeluarkan kamu berdua dari JANNAH, yang menyebabkan kamu menjadi celaka. Sesungguhnya kamu tidak akan kelaparan di dalamnya dan tidak akan TELANJANG. Dan Sesungguhnya kamu tidak akan merasa dahaga dan TIDAK AKAN DITIMPA PANAS MATAHARI di dalamnya (QS 20: 117-121)

Artinya, ayat tersebut menjelaskan dua keadaan sekaligus (before and after) sebagai berikut:


(BEFORE)
SEBELUM melakukan pelanggaran, Adam berada di jannah (kebun/hutan), TIDAK TELANJANG dan TERLINDUNG dari panas matahari, tubuh Adam dan Hawa tak bisa merasakan panas karena teduh meliputi seluruh jannah.

(AFTER)
SETELAH melakukan pelanggaran Adam menjadi TELANJANG dan TIDAK TERLINDUNGI dari panas matahari. Meskipun berada di hutan belantara, saat terkena sinar matahari, tubuh mereka merasakan panas.

Keadaan sesudah pelanggaran inilah yang dijumpai Dzulqarnayn di Sintang. Dzulqarnayn hendak menjelaskan kepada kita sebuah sebab (asal-usul), bahwa di lokasi inilah dahulu Adam diturunkan. Frasa: "tanpa tudung/penutup" adalah synonim dari terpapar/telanjang ( عري ).

Hingga kini, mungkin belum ditemukan prasasti atau temuan arkeologi lainnya yang dapat menjadi bukti dari kajian ini. Namun, menurut kepercayaan seluruh suku Dayak, terutama yang di pedalaman Kalimantan yang disampaikan turun-temurun, nenek moyang mereka diturunkan dari langit ke tujuh ke dunia ini dengan sebuah wahana yang disebut Palangka Bulau. Palangka artinya suci, bersih,  sebagai tandu yang suci, gandar yang suci dari emas yang diturunkan dari langit. Palangka Bulau sebagaimana diyakini oleh orang-orang dayak terbuat dari emas, mempunyai kesamaan dengan Vimana, yang disebutkan dalam text vedic india kuno.
Referensi : http://www.bibliotecapleyades.net/vimanas/esp_vimanas_2a.htm

Jadi sesuai kepercayaan kuat suku Dayak, mereka-lah suku asli kalimantan, mereka bukanlah pendatang, dan Adam adalah manusia pertama yang menjadi datuknya orang-orang dayak yang diturunkan di Tantan Puruk Pamatuan, yang diberi nama: Antang Bajela Bulau atau Tunggul Garing Janjahunan Laut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun