Mohon tunggu...
Tutut Setyorinie
Tutut Setyorinie Mohon Tunggu... Pegiat Lingkungan

Warga Bekasi. Bermukim dekat TPST Bantar Gebang. Sedang belajar mengurangi sampah dengan 𝒎𝒆𝒏𝒈𝒐𝒎𝒑𝒐𝒔 dan 𝒅𝒊𝒆𝒕 𝒑𝒍𝒂𝒔𝒕𝒊𝒌. Yuk, jadi Game Changer untuk lingkunganmu!

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Suka Duka Mengompos dengan Komposter Drum

5 April 2025   11:58 Diperbarui: 14 Mei 2025   12:46 3218
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Komposter drum (sumber: dokumentasi pribadi)

Komposter drum adalah salah satu wadah mengompos yang paling banyak digunakan, termasuk oleh saya. Materialnya yang kokoh dan tebal menjadi salah satu alasan mengapa komposter ini diminati.

Pertama kali saya memutuskan untuk memakai komposter drum adalah pada Desember tahun lalu. Kala itu, hujan sedang deras-derasnya melanda kota Bekasi. Komposter saya yang semula terbuat dari kayu, berkali-kali tampias terkena curahan hujan. Belum lagi sifat kayu yang mudah keropos, membuat kompos saya jadi sasaran empuk tikus.

Untuk itu saya memerlukan komposter yang tebal dan juga aman dari serangan hewan pengerat, lantas pilihan saya jatuh kepada komposter drum.

Baca juga: Menebus "Dosa" Sampah Ramadan dengan Mengompos

Keunggulan komposter drum

1. Muat banyak & mudah mengambil kompos jadi

Untuk kamu yang berminat mengompos dalam jangka waktu panjang, maka komposter drum sangat cocok untuk digunakan. Komposter drum memiliki banyak varian ukuran, yang umumnya besar-besar.

Drum yang saya pakai berukuran 80 liter, dan sudah 4 bulan masih bisa untuk menampung kompos harian. Ada juga drum yang berukuran 60 liter, 120 liter, 150 liter, hingga 200 liter. 

Bukaan bawah komposter drum untuk ambil kompos jadi (sumber: dokumentasi pribadi)
Bukaan bawah komposter drum untuk ambil kompos jadi (sumber: dokumentasi pribadi)

Salah satu penyebab yang membuat komposter drum bisa dipakai jangka panjang adalah bukaan di sisi bawah untuk mengambil kompos jadi alias kompos yang sudah matang.

Bukaan ini memudahkan kita untuk memanen kompos. Ya, kamu tidak perlu membongkar keseluruhan kompos seperti ketika mengompos di ember atau planter bag, cukup buka di lubang bawah maka kamu sudah bisa memanen si kompos.

Ketika kompostermu mulai penuh, kamu juga bisa memanfaatkan bukaan ini untuk mengambil kompos paling bawah agar terbuka ruang untuk kompos baru.

Baca juga: Mengompos di Musim Hujan, Masih Aman? 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun