Mohon tunggu...
Tutut Setyorinie
Tutut Setyorinie Mohon Tunggu... Akuntan - Lifelong Learner

hidup sangatlah sederhana, yang hebat-hebat hanya tafsirannya | -Pramoedya

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Balada Skripsi, Mulai dari Topik hingga Objek Penelitian

10 September 2019   12:48 Diperbarui: 14 September 2019   04:52 1362
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi. (sumber: KOMPAS)

Skripsi adalah salah satu ujian mahasiswa yang terkenal keangkerannya. Saking angkernya, sang penulis kerap kali mengalami gangguan, mulai dari susah tidur, susah makan, hingga susah mencari pacar, eh!

Meski demikian, skripsi tetaplah sebuah kenangan manis yang sulit dilupakan. Mulai dari pusing-pusingnya, geregetannya, hingga akhirnya sidang dan wisuda bersama teman seperjuangan. Sebelum semua itu, inilah yang perlu kamu persiapkan untuk balada skripsi tahap pertama.

1. Mencari Topik

Konon, inilah tonggak permasalahan dimulai. Topik skripsi bisa menentukan jalan hidup kita hingga tiga sampai enam bulan ke depan, alias sampai kelulusan. Jadi, pencarian topik harus diteliti dengan benar-benar matang ya!

Beberapa kampus, termasuk kampus saya sendiri, memberikan pilihan topik. Biasanya berupa topik tentang regulasi yang masih hangat, atau belum banyak diambil. Ya, tema yang banyak diambil oleh kakak tingkatmu dulu, biasanya telah dilarang untuk kamu ambil, karena masalah kuota. 

Lalu bagaimana cara memilih topik yang sesuai?

Pilih topik yang membuatmu tertarik. -dospem.

Nah, ini adalah aturan wajib-pake-banget! Kalau kamu aja gak tertarik sama topik kamu, gimana cara kamu bertahan untuk menyelesaikannya dalam jangka waktu yang lama? 

Ya, mencari topik skripsi memang mirip mencari jodoh. Perlu yang sama-sama klop. Percaya kan kalau dengan orang yang kita suka, kita rela melakukan apa saja? Begitu juga dengan skripsi. Jika sudah cinta, sesusah atau seberat apapun rintangan yang terhadang, kamu pasti akan mampu melaluinya.

Tapi kan, aku nggak tahu apa yang aku suka?

Ah, ini juga masalah yang cukup banyak terjadi. Cara mengatasinya sebenarnya cukup mudah, yakni kenali diri kamu lagi. Coba kamu ingat-ingat, bagaimana selama kuliah dulu, apakah kamu suka topik A? 

Apakah jika belajar topik A selalu membuat kamu penasaran? Bagaimana dengan topik B? Apa kamu rela untuk mengerjakan semua tugasnya walau dosen topik B terkenal horor?

Saya sendiri sudah memikirkan topik skripsi sejak semester 5. Pada waktu itu saya mengikuti lomba karya tulis dengan tema aturan akuntansi baru. 

Karena aturan itu baru saja diadopsi, maka saya banyak mengalami kesulitan dalam mencari referensi jurnal di Indonesia. Namun tidak disangka, saya justru sangat tertarik dan Alhamdulillah mendapat tempat ke-3 pada lomba tersebut.

Inilah yang menjadi tonggaknya, karena sudah "terlanjur basah" saya berpikir akan lebih baik jika "nyebur" sekalian. Pada akhirnya ketika menulis skripsi, saya sudah tahu alurnya dan meringkas waktu penyelesaian.

Nah, cara ini bisa kamu tiru juga. Jika kamu hobi mengikuti lomba karya tulis ilmiah, kamu bisa menyelam sembari minum es kelapa. Coba cari topik yang sesuai, ambil referensi sebanyak-banyaknya seperti dari buku dan jurnal, lalu perdalam. Siapa tahu itu bisa jadi topik skripsimu.

Bagi kamu yang masih duduk di semester awal, tidak ada salahnya juga lho untuk mulai memikirkan topik skripsi. Hitung-hitung kamu sudah mempunyai tabungan untuk semester akhir nanti. Bukan begitu, Kompasianer?

2. Persiapkan Objek / Tempat Penelitian

Satu hal yang menanti setelah pemilihan topik adalah mencari objek atau tempat penelitian. Sulit atau tidaknya proses pencarian ini bisa diukur dengan topik yang kamu pilih.

Bagaimana kriteria tempatnya? Data apa yang ingin kamu ambil? Berapa lama proses pengambilannya? dsb.

Sebagai mahasiswa akuntansi, pemilihan tempat bisa sangat sulit karena data yang ingin kita dapatkan adalah data keuangan. Bagi perusahaan, data keuangan tentu adalah hal yang sangat sensitif. Walau nama perusahaan sudah disamarkan, tetap saja ada beberapa perusahaan yang enggan membeberkan secara sukarela datanya demi kebutuhan mahasiswa.

Jadi, cari koneksi seluas-luasnya!

Koneksi pertemanan memang sangat dibutuhkan dalam kehidupan, salah satunya dalam pencarian objek ini. Kamu bisa menghubungi kakak tingkatmu yang sudah bekerja, om-tante, pakde-bude, teman SMP, teman SMA, teman ngaji, atau mungkin teman magangmu dulu. 

Ingat, "orang dalam" bekerja lebih cepat dibanding surat izin.

Ya, walaupun kamu sudah mengikuti regulasi kampus dengan membuat surat izin yang ditandatangani ketua jurusan atau ketua program studi, tetap saja "orang dalam" sangat penting dalam menuju keberhasilan, bahkan mempercepatnya. 

Orang dalam biasanya akan meyakinkan sang pemilik izin untuk memperbolehkanmu. Walau tidak semuanya menjamin, paling tidak mereka memperbesar peluangmu.

3. Jangan malas, susun kata-demi-kata setiap harinya!

Topik sudah ada, objek sudah ada, data sudah ada, jadi mulailah kerjakan. Penyakit 'malas' ini memang kerapkali menjangkiti mahasiswa yang tengah menyusun skripsi. Alasannya beragam, ada yang malas karena bosan, malas karena bingung mau menulis apa, atau malas ya karena malas saja.

Satu hal yang perlu kamu ingat dalam menyusun skripsi adalah kamu tidak perlu mengerjakan sesuai urutan. Jika kamu stuck di latar belakang, coba pindah ke tujuan penelitian, dan manfaat penelitian. Jika kamu stuck di bab 3, coba mulai riset tentang bab 4 dan seterusnya.

Saya pun menerapkan prinsip ini ketika mengerjakan skripsi. Biasanya saya memilih mana yang mudah untuk dikerjakan, atau bagian yang saya suka mengerjakannya. Just remember,

"A little progress every day adds up to big result" -anonim

Ya, sekecil apapun progres, pasti akan menuai hasil besar di kemudian hari. Jadi jangan malas ya, dan yuk mulai menulis!

Tutut Setyorinie, 10 September 2019.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun