Mohon tunggu...
Tutut Setyorinie
Tutut Setyorinie Mohon Tunggu... Lainnya - Pegiat Lingkungan

Sedang belajar mengompos, yuk bareng!

Selanjutnya

Tutup

Gadget Artikel Utama

Twitter, Media Sosial yang Bisa Bangkit dari Kematian

13 Juni 2019   20:03 Diperbarui: 19 Juni 2019   19:11 1891
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Twitter | ilustrasi: www.therahnuma.com

Media sosial bukan hal yang asing bagi masyarakat zaman sekarang. Bahkan kebutuhan bermedia sosial sudah dapat dikatakan sebagai kebutuhan primer, terutama bagi mereka yang menggunakan media sosial sebagai pekerjaan, seperti influencer, atau para pengusaha yang memanfaatkannya sebagai tempat promosi. 

Salah satu media sosial yang menarik perhatian adalah Twitter. Pasalnya, twitter yang sempat mati karena diterjang kawan terbarunya (Instagram dan Path) kembali hidup pada beberapa waktu terakhir. Bahkan beberapa cuitan di Twitter menjadi booming dan tersebar di negara saingan, yaitu Instagram.

Kasus seperti Twitter terbilang amat jarang. Kita tahu bahwa media sosial merupakan "barang" yang mengalami perubahan amat cepat. Salah satu dosen saya pernah berkata, media sosial merupakan perusahaan yang tidak memiliki basis, sehingga menjadi cepat datang dan cepat pergi. Jika sebuah perusahaan roti memiliki roti untuk dijual, lalu apa yang dimiliki perusahaan media sosial?

Satu-satunya tumpuan perusahaan jejaring sosial adalah minat dan kebutuhan masyarakat akan komunikasi. Namun hal itu cepat sekali berubah seiring dengan lingkungan dan trend yang berjalan pada saat itu. 

Efek domino dalam persaingan media sosial sangat terasa. Jika A memakai media sosial X, maka orang-orang di sekitar A yaitu B, C, D kemungkinan besar akan tergiur dengan X. Begitupun dengan orang-orang seterusnya. Hal ini bisa sangat masif terjadi apabila A merupakan public figure, atau orang yang cukup berkelas di kalangannya.

Satu hal yang perlu diingat, penunjukan jati diri adalah sebab utama mengapa seseorang menggunakan media sosial. 

Path yang baru ditutup pada 18 Oktober 2018 lalu, menjadi salah satu contoh media sosial yang tidak tahan dengan arus pembaruan. Padahal Path cukup punya banyak penggemar pada masa itu. Orang-orang yang memposting fotonya di Path terkesan begitu ekslusif dan wah! Namun, ternyata Path tidak mampu bertahan menahan arus pesaingnya, Instagram, sehingga memutuskan tutup di usianya yang menginjak angka delapan.

Selain Path, banyak media sosial yang telah memutuskan untuk tutup. Seperti Friendster yang kalah pada Facebook, Yahoo Messenger yang kalah pada Whastapp dan Blackberry Messenger, lalu Blackberry Messenger (BBM) yang kalah pada Whatsapp, dan lain-lain.

Salah satu keuntungan Twitter yang amat saya rasakan adalah ketika semua media sosial (Whatsapp, Instagram, dan Facebook) down secara serentak pada 22 Mei lalu, Twitter adalah salah satu yang selamat dari badai itu. Mungkin downnya media sosial ini tidak akan berpengaruh bagi saya, jika pada hari itu bukan merupakan pengumuman siapa saja yang ikut Seminar Proposal.

Serangan panik pun menimpa saya dan beberapa teman, terlebih pada hari pertama down VPN belum terkenal. Untunglah saya memfollow beberapa teman saya yang juga menjadi pengguna baru Twitter. Setidaknya saya dapat sedikit bernapas lega, hingga pada malam harinya Whatsapp kembali lancar setelah disambungkan dengan Wi-Fi.

Twitter memang beberapa kali menjadi juru selamat dari downnya media sosial lain seperti Instagram dan Whatsapp. Karena itulah beberapa pengguna Twitter yang telah membiarkan rumahnya berdebu, kembali meramaikan jagat perkhasanahan Twitter. Dan berikut beberapa kelebihan lain  Twitter dibanding media sosial lain.

1. Kerecehan Tanpa Batas
Kebangkitan Twitter dari alam kubur, pertama kali ditandai dengan ramainya hastag #RecehkanTwitter. Bahkan hastag ini tidak hanya berkeliaran di jagat Twitter saja, namun juga merambat ke negara tetangga yakni Instagram. Banyaknya screenshot tweet-tweet lucu dari penduduk Twitter, membuat penghuni Instagram penasaran, dan akhirnya menghidupkan kembali Twitter mereka yang sudah dibiarkan berdebu. 

Salah satunya adalah saya, hehe..

sumber: /www.brilio.net
sumber: /www.brilio.net
Kerecehan tanpa batas rasanya sudah menyebar ke seluruh penghuni Twitter. Bahkan setiap hari ada saja yang membuat kupu-kupu di perutmu berterbangan. Bagi kamu yang memang butuh asupan tawa secara masif, kamu mungkin bisa memfollow akun-akun seperti@RecehinAja. 

Twitter sangat cocok bagi kamu untuk bernapas sebentar dari kerumitan hidup. Terkadang yang kita butuhkan untuk menyelesaikan masalah adalah berhenti sejenak dan tertawa, bukan? 

2. SelebTwit Tidak Bermodal Paras
Jika Selebgram (Selebriti Instagram) berasal dari kalangan mereka yang berwajah cantik dan tampan, hal itu sama sekali tidak berlaku di jagat Twitter. Seorang SelebTwit (Selebriti Twitter) tidak berasal dari mereka yang berparas menawan, tubuh semamphai, atau kulit cerah. SelebTwit dinilai dengan seberapa ahli ia merangkum kata yang menarik perhatian penduduk sejagat raya.

Salah satu SelebTwit yang cukup menarik perhatian saya adalah pemilik akun @andihiyat. Dengan tweet yang sangat relatable dengan kehidupan kids zaman now, ia menjadi sangat terkenal. Bahkan salah satu tweetnya berhasil mendapatkan hampir 70 ribu retweets dan 65 ribu likes.

Sama seperti Selebgram yang rutin mengupdate foto atau kegiatan terbarunya, @andihiyat juga sering memposting cuitan di linimasanya. Dibanding memotivasi, cuitan @andihiyat lebih sering berisi keluh kesah dan kesadaran kita hidup, hihi. Dijamin ketika membacanya, kamu akan langsung mengiyakan dalam hati dan tertawa untuk diri sendiri. 

Karena seperti kata Gusdur, "kemampuan untuk menertawakan diri sendiri adalah petunjuk adanya keseimbangan antara tuntutan kebutuhan, dan rasa hati di satu pihak, dan kesadaran akan keterbatasan diri di pihak lain."

Satu lagi yang menarik perhatian saya adalah cuitan seorang dosen Akuntansi di Universitas Padjajaran, ibu @ErsaTriWahyuni. Dalam cuitannya, bu Ersa menceritakan bahwa tidak hanya mahasiswa yang bisa stress menghadapi dospem (dosen pembimbing), namun dospem juga bisa stress menghadapi mahasiswanya, hikshiks..

Sumber: Twitter @ErsaTriWahyuni
Sumber: Twitter @ErsaTriWahyuni
Cuitan yang berhasil mendapatkan lebih dari 17 ribu retweets dan ratusan reply itu banyak ditanggapi oleh mahasiswa. Saya sendiri sebagai mahasiswa Akuntansi dan kini tengah menyusun skripsi, akhirnya ikut terpanggil untuk membaca kisahnya, heuheu..

Selain cuitan di atas, bu Ersa juga sering menulis tentang mata kuliah yang diajarnya, yakni Akuntansi, terutama tentang standar terbaru yang baru diterbitkan Ikatan Akuntan Indonesia. Di waktu senggangnya, ia juga rajin membalas pertanyaan dari para warganet tentang mata kuliah tersebut.

Selain @andihiyat dan bu @ErsaTriWahyunim beberapa nama juga sempat tersohor menjadi bahan perbincangan di Twitter. Ya, inilah jagat Twitter dimana siapapun bisa menjadi terkenal, tanpa memandang ras, warna kulit, dan golongan. 

Jadi, apa kamu minat jadi SelebTwit?

3.  A Thread dan Berbagai Kisah
Salah satu yang booming di era baru Twitter adalah ramainya berbagai thread. Thread ini bisa diartikan sebuah cerita panjang, namun dibagi-bagi menjadi beberapa bagian karena keunikan Twitter yang hanya menampung sebuah cuitan sepanjang 280 karakter. Cara membuat thread ini cukup mudah, kamu hanya perlu mereply cuitan yang telah kamu luncurkan, dan begitu seterusnya.

Kebanyakan thread yang saya baca berupa kisah nyata. Mulai dari kisah cinta, perselingkuhan, depresi, hingga pengalaman dengan pelet, heuheu.. Nah, yang jadi unik di sini adalah sudut pandang si pencerita. Saya jadi terenyuh, karena kebanyakan merupakan kisah pribadi yang terdapat pengalaman dan pelajaran di sana.

Sumber: Twitter @Buki910 dan @bukanmasako
Sumber: Twitter @Buki910 dan @bukanmasako
Namun, tidak hanya pengalaman pribadi, ada juga yang menulis pengalaman orang lain, dan ada juga yang membuat thread tentang suatu informasi, dan lain-lain.

Hal inilah yang membuat Twitter menjadi kaya akan informasi dan curahan hati. Jika sedang bosan, saya sering mencari thread untuk dibaca. Bahkan saya terkadang tidak perlu mencari, karena banyak teman saya yang meretweet thread dan muncul di linimasa saya.

Banyak hal menarik di Twitter, mulai dari hal-hal lucu, informatif hingga penuh pelajaran. Twitter juga mengajarkan untuk tidak menilai seseorang dari paras, tapi lebih kepada isi yang disampaikan, dan apa yang bisa kita petik dari itu.

Warga Twitter mana suaranyaaa?!

--

Tutut Setyorinie, 13 Juni 2019.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gadget Selengkapnya
Lihat Gadget Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun