Mohon tunggu...
S Aji
S Aji Mohon Tunggu... Freelancer - Nomad Digital

Udik!

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Jerman Disikat Jepang, Mengapa Itu Dimungkinkan?

24 November 2022   08:06 Diperbarui: 24 November 2022   08:34 509
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Para Pemain Jerman saat pertandingan melawan Jepang | (Foto: AFP/INA FASSBENDER via Tribun Jogja) 

Sepanjang babak ini, Jepang dibikin hampir tanpa bentuk. Maya Yosida, dkk dibikin bermain sapu bersih. Manuel Neuer, kiper Jerman, hanya menyentuh bola karena backpass, bukan menghalau serangan.

Satu-satu kesalahan Jerman yang sama mengkondisikan sebab-sebab kejatuhan Argentina adalah dominasinya hanya berbuah gol dari eksekusi penalti. 

Kita tidak butuh banyak kata-kata menjelaskan Jepang. Selain bahwa para pemain dari negeri dengan etos Samurai ini tetap tenang, disiplin dan solid. Serta tidak kenal menyerah mengeksploitasi kecepatan yang menjadi ciri khas mereka sejak dari anime.

Mereka juga punya modalitas skuad yang familiar dengan cara Jerman bermain. Setidaknya ada 8 pemain di skuat Jepang di Piala Dunia 2022 yang bermain di liga Jerman, sementara hanya tujuh pemain dari skuat Jepang yang saat ini bermain di kompetisi lokal.

Babak pertama yang berantakan bagi Jepang itu sepertinya sebuah taktik untuk mengambil semua pelajaran dari dominasi Jerman. Sekurang-kurang dengan menampung semua serangan, mereka makin paham bagaimana Muller, dkk mengoperasikan sistem Flick dan pada situasi seperti apa titik "achilles-nya" menganga. 

Tidakkah Jepang sedang menerapkan prinsip Taoisme seperti yang kita saksikan di film Kungfu: mendayagunakan kelembutan dan kesabaran dalam menjinakan agresivitas musuh? 

Ingatlah selama dikepung, Jepang tidak bermain kasar dan asal sapu bersih. Ketahuilah jika Samurai Biru tidak mendapatkan satupun kartu kuning dalam laga yang ditonton langsung 42.000-an pasang mata ini!

Maka lihatlah apa yang terjadi di sisa babak kedua. 

Memasuki menit ke 57, Hajime Moriyasu memasukan Kaoro Mitoma dan Takuma Asano yang lebih berkarakter menyerang. Lantas di menit 71, memasukan Ritsu Doan dan eks-gelandang Liverpool, Takumi Minamino. 

Jepang mulai mengubah arah. Mereka kembali menggunakan caranya yang khas. Jepang yang cepat dan efisien. Saat bersamaan, Jerman mulai terlihat bermain untuk dirinya sendiri (baca: menyerupai Argentina yang mengalami kebuntuan).

Rasa-rasanya Ritsu Dian dan Takuma Asano adalah senjata rahasia Samurai Biru. Dari kaki keduanya, gol itu lahir dan bikin Jerman makin terlihat sebagai raksasa yang terlambar sadar bahwa memiliki 4 gelar piala dunia bukanlah jaminan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun