Negeri di Awan. Katon Bagaskara. Sayang sekali, ini bukan tentang seraut wajah. Ini tentang statistik diri yang hilang. Jadi saya batal berdendang. Saya memilih mengabadikan sekitar. Menghirup dalam-dalam udara pagi perbukitan. Â
Waktu serasa berjalan lebih lambat. Belum ada yang berganti. Cuma tersedia saya, sebuah mobil dan seorang petugas yang terlelap. Tak ingin terjebak sendu lantas mendadak puitis, dengan kembali menuruti jalur yang sama, saya balik kanan.
Kepada dengus nafas yang mulai normal, saya berucap lirih, "Kita akan mengembalikan tahun yang hilang itu."
Kali ini, sambil berlari kecil. Sembari sesekali melihat statistik di Strava.Â
Terbaca terang jika saya bakal menyelesaikan kunjungan kecil di awal Januari 2020 ini sekitar sejam dengan total kilometer sejauh 4 km. Lumayan.
Setidaknya pagi ini, di awal Januari yang masih akan cemas sepanjang tahun. Entah karena Omicron atau mutasi-mutasi covid-19 yang beradu cepat dan gigih dengan kinerja ilmuwan hingga pontang-panting hidup bernegara.Â
Sekurangnya tubuh saya telah menancapkan janjinya sendiri. Memulainya dengan dosis rendah optimisme.
Kita akan memulai lagi pergulatan yang panjang. Dalam sendiri. Lalu di penghujung tahun, kita akan menikmati rekaman statistik yang menyenangkan. Kita telah kembali dari tahun yang hilang itu.
Dan untuk semua itu, dan segala niat baik, semoga Anda semua yang mampir ke sini diberikan kesehatan dan kebahagiaan sepanjang tahun.Â
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!