Mohon tunggu...
S Aji
S Aji Mohon Tunggu... Freelancer - Nomad Digital

Udik!

Selanjutnya

Tutup

Film Artikel Utama

Perihal "Mulan" yang Batal Menjadi Mahakarya

16 Oktober 2020   07:33 Diperbarui: 17 Oktober 2020   18:55 1864
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Prajurit Mulan di tengah Para Pria/ (Foto: Jasin Boland/Disney via AP)

Leluhur selalu ada di sebuah dunia yang mengawasi generasi hari ini hidup. Mereka selalu dimintai pertolongan ketika keadaan memburuk. Seperti yang dilakukan ayahnya Mulan ketika mengetahui anak gadisnya telah menyamar demi menggantikan dirinya yang sepuh dan pincang. 

Peran serta leluhur dari dunia paska-kematian terhadap hari ini menampilkan apa yang disebut "mentalitas Cargo Cult", seperti yang disebut-sebut eksis dalam kebudayaan Melanesia. Kita bisa bisa menyaksikan narasi sejenis dalam Black Panther. 

Lantas dimana ide pembaharuannya?

Ide ini sudah dimulai ketika Mulan muncul sebagai anak gadis yang mengejar ayam keliling pemukiman. Ia melompati atap, menggunakan ilmu peringan tubuh dan menghancurkan patung Phoenix yang menjadi simbolisasi leluhur keluarga Hua. Mulan bukan anak perempuan yang tertib, anggun, sopan, dan berhati-hati. 

Karakter yang sama berlanjut ketika masa pencaharian jodoh dimulai. Mulan dinilai Mak Comblang sebagai tidak layak. Ia terlalu urakan. Singkat kata, Mulan tidak mewakili apa yang diidealkan sebagai perempuan yang seharusnya dalam keluhuran tradisi. Dari sudut pandang yang antisistem, Mulan sudah menunjukan sifat menentang adat lama. 

Akan tetapi, konflik nilai yang sesungguhnya rumit seperti ini tidak terlalu berkembang dalam runutan alur yang bikin kita boleh bilang sungguh tidak pernah mudah menjadi perempuan. 

Andaipun kamu kayak Mulan, bertubuh ramping, berwajah manis dan berambut hitam panjang di zaman itu (baca: iklan shampo belum ditemukan!). Tidak ada benturan yang membuat Mulan terbentuk dari pergulatan diri, bukan persilatan semata.

Mulan terlalu banyak dianugerahi kebaikan dan kemudahan. Terlalu mudah menjadi pahlawan keluarganya. Seolah saja, dengan memiliki "chi", setengah dunia sudah selesai ditaklukannya. 

Kemudahan seperti ini bahkan tiba di level politik yang lebih tinggi. Ketika Mulan ketahuan berbohong soal identitas kelaminnya, sang Komandan Tun (Donnie Yen) juga cuma bisa mengasingkan. Ketika Mulan kembali untuk mengabarkan rencana sesungguhnya si Bori Khan, dengan begitu mudah ia ditunjuk memimpin pasukan Tung. 

Kata Komandan Tung, loyalitas dan pengorbanan dirimu tidak diragukan. Jadi kamu yang memimpin, kira-kira begitu. Sudah, beres. 

Berangkatlah mereka. Mulan tiba-tiba saja menjadi penyelamat, sang Mesiah dalam perang dimana tidak cukup terlihat mereka sedang dalam marabahaya luar binasa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun