Mohon tunggu...
S Aji
S Aji Mohon Tunggu... Freelancer - Nomad Digital

Udik!

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Film "Avengers: Endgame", Cara Klise Menyudahi Riwayat

3 Mei 2019   09:07 Diperbarui: 3 Mei 2019   09:52 421
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Thanos jelas berada di depan kekalahan. Bukan saja karena Avengers mengembalikan kemenangan bagi bumi-karena inilah alasan mereka diciptakan sebagai fiksi sekaligus "tipe ideal"-namun juga pada partai revans ini, dia berhadapan dengan lawan yang telah mengalami konsekuensi dari daya rusak batu sakti di masa depan. 

Kekuatan besar dan teknologi perang canggih yang memenangkannya kini berhadapan dengan "Creative Minority" yang sukses merapatkan barisan, keyakinan dan keberanian berkorban.

Avengers kembali menang, bumi dipulihkan. Tony "Iron Man" Stark dan Natasha adalah harga yang harus dikorbankan. Sejarah manusia akhirnya kembali ditulis manusia. Bukan sebagai catatan kaki (kelam) dari riwayat penaklukan dari Titan.

Lantas, kenapa di dunia luar bioskop, film ini bisa sedemikian heboh? Memecahkan rekor yang bikin sakit hati para pemuja superhero DC Comics, huhuhu?

Saya sendiri juga tiada mengerti, sama tidak mengertinya mengapa Infinity War (dan Hal-hal yang Berulang) secara terbalik justru menampilkan kesan: 

...ketika manusia Barat mengalami perluasan rasionalisasi yang mendekati total, memimpin dunia dalam ukuran-ukuran terdepan teknologisasi kehidupan, memondialisasi nilai-nilai yang disebut sebagai jalan kemajuan universal, Infinity War hanyalah potret dari "pertempuran tiada ujung" antara Barat dengan sisi sunyi dirinya yang tumbuh berkecamuk dalam kehampaan yang haqiqi(?) 

Kali ini, pada Avengers: Endgame, agak sulit menemukan sensasi yang berbeda, baik dalam visual, alur kisah hingga ide dasar yang menyatukan keseluruhan narasi selain bahwa anak manusia sedang berusaha menegakkan kembali daulatnya atas sejarah bumi. 

Sejenis kisah menolak takluk di kaki kekuataan asing yang meyakini nilai tunggal jika keberlanjutan kehidupan hanya terjaga melalui keseimbangan populasi. 

Dan, satu-satunya jalan menciptakan keseimbangan itu adalah dengan pemusnahan massal ras manusia. 

Endgame belum menawarkan pengalaman baru dalam menjelajahi narasi perihal superhero. Belum mengajak pada sisi-sisi yang tidak terbayangkan sebelumnya, atau, justru memberi pesan yang sebaliknya perihal anti-superhero. Bahkan ketika Iron Man harus tewas karena pengorbanan dirinya, kita sudah tahu bahwa hal itu pada akhirnya akan jadi biasa saja.

Tidak ada yang perlu dipercakapkan lagi. Itu mungkin sebaik-baiknya menyudahi (baca: Endgame!). 

***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun