Mohon tunggu...
S Aji
S Aji Mohon Tunggu... Freelancer - Nomad Digital

Udik!

Selanjutnya

Tutup

Film Artikel Utama

Cerita "Shadow", Monokrom Kekuasaan-Moral dan Perempuan

8 Desember 2018   14:54 Diperbarui: 8 Desember 2018   18:24 2639
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Film Shadow/Ying (2018) | Sumber: hollywoodreporter.com

Ramalan dari dadu itu juga ditafsirkan bahwa dalam tujuh hari, mereka (kerajaan Pei) akan memenangkan pertempuran. Musuh yang dimaksud adalah Jendral Yang, yang sedang menduduki kota Jing dalam 20 tahun terakhir. 

Dari ramalan ini, sejak awal, cerita Shadow berusaha memberi konteks politik dimana kerajaan Pei sedang dalam posisi yang tidak berdaulat. 

Termasuk secara tersirat terbaca dari kegusaran si raja muda manakala mengetahui panglima militernya pergi menemui Yang. Kota Jing yang penting bagi mereka bukan saja berada dalam tangan kuasa yang lain. 

Ada kesan, di bawah kepemimpinanya, kerajaan Pei tak memiliki daya untuk melawan. Aliansi yang dipelihara hanyalah masa damai bagi para penakut. 

Kunjungan sang komandan adalah untuk menantang duel jendral Yang dalam tiga jurus. Sebuah cara mengambil kembali kota tanpa mobilisasi pasukan. Yang setuju. Raja gusar tapi bagi sang komandan, segalanya sudah terjadi, biarlah terjadi. Dia bahkan bersiap menerima hukuman.

Tak ada hukuman, raja hanya ingin melihat dia berduet dengan istrinya memainkan kecapi. Pentas duet yang tidak pernah terjadi. 

Pasalnya, sang komandan yang ahli bermain musik sesungguhnya bukan sang komandan. Yang hadir saat itu dan yang menantang duel tiga jurus Yang adalah sang bayangan. 

Sang bayangan alias orang yang menyerupai dirinya dan memainkan peran yang telah digariskan. Sedang sang komandan sendiri, secara fisik tidak lebih dari sosok kerempeng yang sakit-sakitan di ruang rahasianya. 

Selanjutnya, cerita akan berjalan dengan mengungkap rencana sang komandan yang mengatur semua dari sebuah ruangan rahasia di dalam istana. Terutama bagaimana ia mengkader si bayangan agar menguasai teknik melawan yang ampuh dalam mengalahkan Yang. Sebuah teknik yang lembut dengan senjata berbentuk payung. 

Akan tetapi, sang komandan tidak sekadar ingin mengambil kembali kota Jing yang sangat simbolik itu. Dia juga ingin menghabisi pasukan Yang, termasuk anak lelakinya. Selanjutnya, dia menata siasat menggulingkan kekuasaan sang raja.

Si raja sendiri sebenarnya memiliki "counter-strategy" dan memahami ada siasat yang lebih berbahaya dari pada merebut kembali kota Jing. Celakanya, strategi tandingan itu malah mendorong percepatan benturan berdarah. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun