Djabes merupakan produk yang tepat untuk Anda yang menginginkan atap bangunan komersial seperti pergudangan, restoran, atau kafe serta bisa melindungi bangunan dari cuaca ekstrem, seperti hujan deras dan angin kencang, dengan memberikan kekuatan struktural, kemudahan aliran air, dan peredaman suara. Dari banyaknya kebutuhan customer akan produk djabes pada tahun ketahun, maka dari PT. BBBB selaku distributor toko bangunan harus selalu menyiapkan persediaan djabes yang cukup banyak di setiap bulanya. Ada pula resiko terkait dengan banyaknya persediaan djabes pada PT. BBBB, salah satunya adanya djabes Rusak (pecah dan retak sebagian ataupun full barang).
Di catatan laporan keuangan PT. BBBB periode januari sampai juni 2025 kerugian atas barang rusak djabes sudah menembus angka Rp. 300 juta. Angka yang fantastis ini menegaskan satu hal yakni di setiap perusahaan yang mempunyai persediaan barang dagang pasti ada resiko didalamnya. Barang rusak dapat menimbulkan berbagai kerugian, seperti menurunnya nilai persediaan, bertambahnya biaya penyimpanan dan perbaikan, penurunan citra perusahaan di mata pelanggan jika barang rusak sampai ke konsumen (kepuasan pelanggan) dan kerugian finasial (terhambatnya arus kas karena barang tidak bisa dijual hingga merugikan perusahaan).
Penyebab utama besarnya resiko tersebut di sebabkan oleh beberapa faktor yaitu faktor manusia (kesalahan penanganan barang saat muat dan bongkar), faktor peralatan (kesalahan penggunaan mesin saat bongkar dan muat) dan pengiriman (kesalahan dalam proses loading, transportasi, atau penataan barang di kendaraan).
Ketika langkah mitigasi resiko diambil lebih cepat maka potensi kerugian perusahaan bisa ditekan seminimal mungkin. Adapun strategi pengendalian risiko barang rusak yaitu menerapkan prosedur standar operasional yang jelas mulai dari penerimaan, penyimpanan, hingga pengiriman barang agar kesalahan dapat diminimalkan, menyiapkan fasilitas gudang (mesin bongkar muat) untuk mencegah kerusakan akibat peralatan yang tidak optimal serta memberikan pelatihan secara berkala kepada karyawan, terutama di bagian pemindahan barang baik saat bongkat dan muat agar memahami cara penanganan barang yang benar.
Peran internal auditor juga sangat diperlukan untuk kasus ini, guna menilai bagaimana organisasi mengidentifikasi, menganalisis, dan mengendalikan risiko yang dapat mempengaruhi pencapaian tujuan perusahaan, termasuk risiko operasional, keuangan, hukum, dan reputasi. Seperti prinsip manajemen risiko menurut ISO 31000:2018 yaitu identifikasi, evaluasi, dan mitigasi risiko secara sistematis. Prinsip-prinsip ISO 31000:2018 menekankan bahwa manajemen risiko bukan hanya tugas satu departemen, tetapi tanggung jawab seluruh organisasi.
Kesimpulan
Ini bukan hanya tentang mitigasi resiko, tetapi tentang penerapan sistem pengendalian internal, quality control, serta penggunaan teknologi informasi berperan penting dalam meminimalkan risiko barang rusak. Dengan strategi pengendalian yang baik, perusahaan dapat meningkatkan efisiensi, menekan biaya operasional, menjaga kepercayaan pelanggan serta mempertahankan daya saing dan keberlanjutan operasional jangka panjang
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI