Mohon tunggu...
Tuti Trisnowati
Tuti Trisnowati Mohon Tunggu... Guru - Pendidik

Teacher, Bloger. Suka kulineran, traveling. Menulis adalah salah satu cara untuk terus belajar, berkembang dan meningkatkan kompetensi diri.

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Berendam untuk Menghilangkan Haus, Kenangan Puasa Masa Kecil

2 April 2023   22:33 Diperbarui: 2 April 2023   22:40 466
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
image: created by canva

Tak ayal, masjid selalu ramai. Tak Cuma warga yang akan salat tetapi juga para pedagang  yang berjualan di depan pintu masjid.  Nah, kalau lelah tarawih biasanya digunakan untuk jajan. Tapi tak sedikit temanku yang ujung-ujungnya tidak tarawaih tapi malah main dan hanya jajan. Kalau aku sih tidak... tetap tarawih karena tidak dikasih uang jajan, haha.

Masa itu, rasanya belum banyak orang yang memiliki sepeda motor seperti saat ini, jadi kanan kiri jalan menuju masjid, penuh dengan warga yang berjalan kaki  hendak melakukan salat isya dan tarawih berjamaah. 

Aku  yang berjalan di belakang ibuku, saat akan tarawih, sering sekali melihat ibu atau tetangga lainnya  jika berpapasan dengan temannya di jalan,  mereka bersalaman dan akrab mengobrol, silaturahim dan kekeluargaan terlihat begitu kental, berbeda dengan masa kini yang budaya salaman semakin terkikis sejak pandemi melanda.

Tapi, dasar anak-anak, kadang ada saja teman laki-laki iseng menggoda sepanjang perjalanan menuju masjid, kalau ini suka bikin kesel hee.

Omong-omong soal  salat tarawih di masa kecil, ada saat yang paling ditunggu-tunggu yaitu, ketika ramai-ramai dan berebutan meminta tanda tangan ustaz yang cermah dan menjadi imam salat tarawih.  Terkadang ada berantem atau nangis karena kalah berebutan, lucu ya.... dan biasanya ustaz akan menertibkan. Jadi yang paling tertib akan dapat tanda tangan terlebih dahulu.  

Biasanya timbul kebanggaan tersendiri saat mendapatkan tanda tangan  duluan, sementara yang lain masih antri. Dan mengolok teman yang belum dapat, heee....Dasar anak kecil ya!!!

Ini adalah tugas rutin yang diberikan bapak ibu guru saat ramadan tiba, tak cuma itu kita pun harus menyimak isi ceramah dan mencatatnya pada buku tersebut.  Mencatat dan membuat kolom-kolom sendiri di buku tulis, bukan LKPD atau agenda yang  diterbitkan percetakan seperti saat ini ya.... setelahnya ditanda tangani orang tua, dan saat masuk sekolah setelah libur idul fitri buku tersebut di setorkan kepada guru untuk dinilai.

Hal ini tak tampak di masjid sebelah rumahku saat ini. Zaman memang sudah berubah!

Rindu kenangan masa kecil yang damai.

Terimakasih kompasiana, memberikan kesempatan menuliskan nostalgia ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun