Mohon tunggu...
sigit purwanto
sigit purwanto Mohon Tunggu... Jurnalis - Saya jurnalis. Pemburu durian. Ketua durian traveler Indonesia

suka jalan-jalan. selalu mengamini di setiap persimpangan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Berburu Durian di Jepara

26 April 2018   09:22 Diperbarui: 26 April 2018   15:23 4890
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: Tribunnews.com

Hari menjelang malam ketika saya sampe di kota Jepara. Perjalanan 5 jam dari Kota Solo tak membuat saya lelah. Saya begitu semangat untuk berburu durian Di Jepara. Jepara buat saya istiwa, bayangkan, cukup dengan satu durian saja, kota kelahiran R.A. Kartini ini dikenal seantero Nusantara sebagai kotanya durian. Iya, karena dari kota inilah durian legendaris Indonesia durian Petruk berasal. 

Durian juara nasional tahun 1981  tak hanya melegitimasi kota Jepara sebagai sentra durian enak seiring zaman nama petruk mengembang sebagai legimitasi durian enak di pasar durian pulau Jawa. Jadi apapun jenisnya apapun bentuknya mau lonjong atau bulat kalau durian enak namanya Petruk.

 Bayangkan, hanya dengan satu durian, pialanya eh mashurnya kota Jepara sebagai kota Durian masih terasa sampe sekarang. Sudah  37 tahun  durian Petruk tak tergeser. Kenapa, apa karena tidak ada durian seenak Petruk lagi di Jepara?!!. Atau memang Jepara bukan penghasil durian yang enak?!!

"Aku sendiri ndak pernah makan durian petruk mas, wong sampe sekarang saya masih bingung durian Petruk itu kaya apa, ada yang bilang bentuknya lonjong mirip hidung Petruk, ada yang bilang bulat telor, pokonya informasine simpang siur"  kata teman saya mas Isnul penggemar durian yang asli orang  Jepara. 

Senada dengan Isnul Lindsay Gasik gadis berambut pirang bermata biru seorang penulis durian dari Amerika ini pun bingung dengan durian petruk dan sampe sekarang ia masih gatel dan penasaran dengan durian Petruk, saking penasaran ia sampe 4 kali bolak balik ke Jepara mencari Petruk yang asli.

 "Banyak sekali cerita tentang durian Petruk. Konon Petruk adalah tokoh wayang dengan hidung yang panjang.   Tahun 2012  saya pernah ke  Jepara  dan makan durian katanya Petruk,  bentuk panjang dan kurus. Saya kira durian Petruk bentuknya seperti itu .  Saat di Jakarta saya temukan durian Petruk lagi.  Anehnya   bentuknya beragam ada yang bulat dan  lonjong kulitnya pun beragam dari hijau, kuning sampe coklat saya tahu betul itu bukan dari pohon durian yang sama. Awalnya saya bingung, kok bisa begitu namun akhirnya saya paham . Petruk kayaknya hanya untuk mengupgrade harga durian". kata Lindsay 

Iya entah dimulai kapan orang bebas melebel durian seenak udelnya.   "Banyak kekeliuran bahwa durian Petruk bentuknya panjang seperti hidung Petruk " kata prof Reza sang peneliti durian Petruk.

Sebetulnya bentuknya seperti bulat telor terbalik dagingnya kuning cerah.  Sejarah Petruk itu berasal dari Julukan pemilik pohonnya yang sering memerankan tokoh petruk dalam lakon wayang orang. Dan pohonnya sudah lama mati Di Jepara.  Mau tau durian Petruk yang asli nih gw Kasih linknya biar ndak ketipu pedagang melulu. He2.

Sudahlah cukup untuk bernotalgia dengan durian petruk Jepara musti mov on sudah saatnya "#2019 ganti durian petruk . Hahaaa

Jepara adalah kota kecil di utara Jawa tengah,  meski mungil tata kotanya apik malah saya berasa di Bali bila melewati beberapa toko penjual furniture di sekitar jalan  Tahura.  

Alhamdulillah durian sering menjadi kunci persaudaraan setiap saya berkunjung ke daerah.  Seperti Mas isnul yang baru kenal di facebook pun tak ragu menawarkan rumahnya untuk kami menginap. Mas isnul bukanlah petani durian,  keharianya bergulat dengan solder dan hp sekarat, iya hanya punya satu pohon durian warisan keluarganya. Entah kena strum solder atau apakah bapak tiga anak ini tiba tiba sangat peduli dengan durian dari kotanya. Dan dalam satu musim ini dia sudah blusukan mencari durian unggulan dari Jepara.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun