Mohon tunggu...
Tupari
Tupari Mohon Tunggu... Guru di SMA Negeri 2 Bandar Lampung

Saya adalah pendidik dan penulis yang percaya bahwa kata-kata memiliki daya ubah. Dengan pengalaman lebih dari 21 tahun di dunia pendidikan, saya berusaha merangkai nilai-nilai moral, spiritual, dan sosial ke dalam pembelajaran yang membumi. Menulis bagi saya bukan sekadar ekspresi, tapi juga aksi. Saya senang mengulas topik tentang kepemimpinan, tantangan dunia pendidikan, sosiologi, serta praktik hidup moderat yang terangkum dalam website pribadi: https://tupari.id/. Kompasiana saya jadikan ruang untuk berbagi suara, cerita, dan gagasan yang mungkin sederhana, namun bisa menggerakkan.

Selanjutnya

Tutup

Halo Lokal Artikel Utama

Pasar Way Halim, Wajah Baru Pasar Tradisional dengan Standar Nasional Indonesia

21 September 2025   17:09 Diperbarui: 22 September 2025   16:41 590
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pengelolaan Sampah di bagian depan yang mesti ditingkatkan. (Sumber: Dok. Pribadi/Tupari) 

Kangkung, bayam, cabai, dan tomat tersusun rapi siap dibawa pulang dari Pasar Way Halim. (Sumber: Dok. Pribadi/Tupari) 
Kangkung, bayam, cabai, dan tomat tersusun rapi siap dibawa pulang dari Pasar Way Halim. (Sumber: Dok. Pribadi/Tupari) 

UMKM dan Nadi Ekonomi Lokal

Pasar Way Halim juga menjadi etalase bagi produk-produk lokal Lampung. Mulai dari sayuran hasil tani setempat, ikan dari nelayan tradisional, daging dari peternak, hingga produk olahan rumahan. Dengan adanya sertifikat SNI, produk-produk ini dipasarkan dalam lingkungan yang lebih sehat, bersih, dan terkelola.

UMKM mendapat manfaat langsung. Tempat berjualan yang nyaman meningkatkan kepercayaan pembeli. Citra pasar rakyat pun naik kelas, sehingga masyarakat kelas menengah yang dulu enggan berbelanja ke pasar kini mulai kembali melirik.

Kehadiran pasar ber-SNI juga mendukung visi nasional dalam memperkuat ekonomi kerakyatan. Pasar tradisional yang kuat berarti sirkulasi ekonomi lokal tetap hidup. Ini penting, mengingat 60-70 persen kebutuhan pangan masyarakat Indonesia masih dipenuhi lewat pasar tradisional.

"Peta kehidupan" di Pasar Way Halim 

Pasar ini terdiri dari beberapa blok dengan fungsi yang cukup jelas. Ada blok khusus sayuran, tempat deretan pedagang menata kangkung, bayam, sawi, hingga cabai dan tomat segar dari petani sekitar. Blok lain dipenuhi penjual ikan laut dan tawar, lengkap dengan aroma khas yang membuat pembeli langsung tahu mereka sedang berada di "jantung" pasar.

Di sisi berbeda, ada deretan pedagang daging sapi, ayam, hingga kambing, lengkap dengan jasa penggilingan daging yang selalu ramai diserbu pembeli yang ingin praktis. Tidak ketinggalan, ada juga kios kopi bubuk tradisional, yang suara mesin penggilingnya berpadu dengan aroma harum kopi menyebar ke seluruh lorong.

Setiap blok punya nuansa tersendiri. Blok sayuran biasanya ramai sejak pagi buta, penuh warna hijau segar yang memanjakan mata. Blok ikan terasa hidup dengan suara pedagang menawarkan dagangannya, sementara blok daging menghadirkan hiruk-pikuk khas pasar tradisional yang jarang ditemukan di pusat perbelanjaan modern.

Selain itu, ada blok sembako dan bumbu dapur yang menyediakan kebutuhan pokok sehari-hari: beras, minyak, gula, bawang, cabai kering, hingga rempah tradisional. Blok ini menjadi favorit pembeli yang ingin belanja bahan dapur sekaligus dalam satu tempat.

Blok jajanan dan makanan siap saji menghadirkan keramaian tersendiri. Dari gorengan panas, kue tradisional, pempek, hingga bakso dan siomay, semua tersaji dengan aroma menggoda. Anak-anak, mahasiswa, dan keluarga kerap berhenti di blok ini untuk sarapan atau camilan cepat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Halo Lokal Selengkapnya
Lihat Halo Lokal Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun