Tugas Sunyi Panitia Survei Jalur Afirmasi, Mengawal Keadilan dari Lapangan
Dalam sistem seleksi yang katanya objektif, masih adakah ruang untuk keberpihakan? Di balik lembar berita acara dan koordinat rumah calon siswa, panitia survei adalah penjaga keadilan terakhir. Maka keberanian dan integritas merekalah yang akan menentukan: apakah afirmasi benar-benar afirmatif, atau hanya formalitas administratif?
Di tengah gegap gempita penerimaan siswa baru, seluruh panitia SPMB bekerja keras menjaga proses tetap adil, akuntabel, dan bermartabat. Masing-masing punya peran penting. Namun, ada satu peran yang kerap sunyi namun strategis- panitia survei jalur afirmasi dan domisili. Mereka bukan pengambil keputusan akhir, tetapi dari kejujuran dan ketepatan data yang mereka laporkan, keadilan pendidikan bisa benar-benar menyentuh mereka yang layak.
Sunyi Tapi Strategis
Sama seperti panitia SPMB pada umumnya, Panitia survei juga tidak perlu mendapat sorotan media. Mereka bekerja dalam sunyi tapi strategis. Mereka adalah "mata" dan "hati nurani" sistem seleksi afirmasi. Mereka turun langsung ke lapangan: mengetuk pintu satu persatu rumah calon siswa, mencatat kondisi sosial, memotret bukti domisili, dan merekam data yang menjadi penentu apakah seorang anak layak dibantu atau tidak.
Mengapa Tugas Ini Sangat Strategis?
Panitia survei memiliki jalur yang strategis untuk:
- Menentukan siapa yang benar-benar berhak menerima akses afirmasi.
- Mencegah manipulasi dan penyalahgunaan jalur afirmasi.
- Menjaga marwah keadilan sosial dalam pendidikan.
Mereka akan dan harus bekerja dengan tegas dan terarah. Setidaknya ada 4 hal yang harus mereka terapkan:
- Faktual - Berdasarkan data nyata, bukan asumsi.
- Netral - Tak tunduk pada tekanan atau titipan.
- Jujur - Tidak memoles data demi kepentingan tertentu.
- Empatik - Mengutamakan kepentingan calon siswa yang rentan.
Tugas ini bukan administratif semata, tetapi tanggung jawab moral. Mereka harus jujur dalam sunyi, adil di tengah tekanan, dan berani ketika berhadapan dengan godaan "titipan".
Hal yang menjadi penting untuk edukasi adalah bahwa masyarakat harus mendukung, bukan mengganggu. Caranya adalah dengan mendorong untuk:Â
- Bersikap jujur dalam proses verifikasi
- Tidak mencoba menyuap atau memanipulasi data
- Memberikan perlindungan kepada panitia survei dari tekanan sosial dan politik
Antara Titik Koordinat dan Keadilan Sosial
Satu kesalahan kecil dalam penilaian survei bisa memutus akses anak dari keluarga rentan untuk mendapatkan pendidikan yang layak. Satu keputusan kompromi bisa memberi jalan bagi mereka yang sebenarnya tak berhak - sekadar karena memiliki "akses".
Dalam situasi seperti ini, data bukan sekadar angka atau titik koordinat, tetapi nasib dan masa depan. Keberanian panitia survei untuk menyampaikan apa adanya, tanpa manipulasi, adalah pondasi keadilan sosial dalam dunia pendidikan.
Bukan Sekadar Tugas, Tapi Ibadah Sosial
Menjadi panitia survei sejatinya adalah ibadah sosial: menegakkan nilai kebenaran, memberi ruang bagi yang tertindas, dan memutus rantai ketidakadilan struktural. Tak heran jika peran ini harus dijalankan dengan niat bersih, integritas tinggi, dan empati mendalam.
Sudah saatnya peran panitia survei jalur afirmasi dipahami lebih mendalam sebagai garda depan dalam memastikan keadilan pendidikan berjalan sebagaimana mestinya.
Selama ini, mungkin kita terlalu fokus pada hasil akhir penerimaan peserta didik, tanpa cukup menaruh perhatian pada proses hulu yang menentukan siapa yang benar-benar berhak. Padahal, di balik setiap formulir, ada kerja senyap yang dilakukan dengan kejujuran, keberanian, dan sensitivitas sosial.
Panitia Survei, Penjaga Etika
Kita tak menafikkan bahwa seluruh panitia SPMB sangat mulia. Mereka membuka gerbang pendidikan dan memberi harapan pendidikan untuk calon siswa. Namun Panitia survei memiliki medan yang berbeda. Mereka menjadi penyambung menyusuri lorong-lorong kehidupan yang sering tak terlihat oleh sistem. Yang mengamati langsung - dengan mata, hati, dan integritas - bagaimana afirmasi seharusnya menyentuh mereka yang benar-benar membutuhkan.
Keadilan dalam pendidikan adalah hasil dari kerja kolektif- dari panitia verifikasi dokumen, panitia teknis, hingga panitia survei lapangan. Namun, survei menjadi titik kritis: karena di sanalah realitas diuji. Panitia survei bukan lebih penting, tetapi berada di medan yang paling rawan godaan dan paling rentan dilemahkan. Maka mereka yang bekerja di jalur ini harus dikuatkan secara moral dan sosial, agar keputusan akhir benar-benar berdasar pada kenyataan yang adil.
Semoga bermanfaat.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI