Penjurusan di SMA: Fokus atau Terjebak?
Saya masih ingat jelas waktu pertama kali diminta memilih jurusan saat naik ke kelas XI SMA. Rasanya seperti diminta memilih masa depan dalam waktu singkat. Saya memilih jurusan IPA, karena katanya "anak pintar itu biasanya masuk IPA." Sebenarnya saya masuk jurusan IPA juga bukan karena pintar, melainkan karena suatu pertimbangan tertentu.
Tapi siapa sangka, kini saya malah lebih banyak berkecimpung di dunia IPS: pendidikan, manajemen, pengembangan diri, dan bahkan menulis artikel seperti ini.
Pilihan jurusan di SMA memang menjadi titik penting, tapi seringkali juga penuh kebingungan. Bukan hanya karena usia kita yang belum matang saat mengambil keputusan, tapi juga karena minimnya informasi dan bimbingan yang benar-benar memerdekakan siswa dalam memilih.
Landasan Regulasi Penjurusan di SMA
Per April 2025, Mendikdasmen AbdulMu'ti mengumumkan bahwa sistem penjurusan IPA, IPS, dan Bahasa akan kembali diberlakukan mulai tahun ajaran 2025/2026. Regulasi ini nantinya akan dituangkan melalui Peraturan Menteri yang menggantikan Permendikbudristek No.12 Tahun2024.Â
Tujuannya adalah memberikan kepastian pada jalur akademik siswa sekaligus mendukung pelaksanaan Tes Kemampuan Akademik (TKA) sebagai pengganti Ujian Nasional.
Keunggulan Penjurusan: Fokus dan Relevansi
Dengan berfokus pada satu rumpun, siswa bisa mendalami materi seperti Biologi, Fisika, atau Ekonomi secara lebih intensif. Mendikdasmen menyebut bahwa sistem ini "akan membantu siswa lebih fokus dan siap menghadapi jenjang pendidikan berikutnya.
Namun ada tantangan: siswa dengan minat lintas bidang (misalnya antara Biologi dan Ekonomi) bisa merasa terkungkung dalam pilihan yang terbatas.